Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

doMbelanistiAvatar border
TS
doMbelanisti
(Imajiner) Setelah 2 Tahun Depok Dipimpin Dimas
(Imajiner) Setelah 2 Tahun Depok Dipimpin Dimas


Desember 2017. 2 tahun pasca Pilkada serentak 9 Desember 2015. Sudah setahun ini kumerasakan kenikmatan hidup yang sesungguhnya. Jika selama ini aku selalu bekerja di Jakarta dengan segala 'kekejamannya', sejak 2016 ku- memilih berwirausaha di Depok, tempat tinggalku.

Tak ada lagi kemacetan, dan saatnya lambaikan tangan sambil katakan: dadaah sama berangkat pagi, pulang larut malam. Kebiasaan lamaku yang selalu saja dengan rutinitas macet, berangkat 2 jam, pulang 2 jam. Kadang bisa 2,5 jam. Jadi total 5 jam tua di jalan! Tapi itu dulu. Setahun yang lalu. Sejak kuputuskan resign dari pekerjaanku. Meski bisa kukantongi take home pay hingga dua digit, namun itu semua tak berarti jika kebahagiaan terenggut oleh kerasnya kehidupan di ibukota. Pagi berangkat anak masih bobo. Pulang malam, anak sudah bobo. Istri juga bobo. Mau Sunnah Rasul, males, alasannya capek. *ups.

Sekarang, kunikmati hidup berwirausaha bersama istriku yang juga sudah lebih dulu resign dari pekerjaannya di salah satu bank BUMN. Aku mengijinkannya untuk total mengurus anak kami yang masih kecil dan butuh sentuhan kasih sayang yang intens dari ibundanya ketimbang babby sitternya.

Menjadi wirausaha memang butuh mental petarung dan siap dengan risiko apapun. Di tiga bulan pertama boro-boro balik modal, yang ada tekor. Rugi bandar. Namun, tekadku sudah bulat. Tabunganku selama setahun di pekerjaan sebelumnya Alhamdulillah cukup untuk modal, dan kebutuhan sehari-hari. Susu anak dan tetek bengeknya. Dan sekarang, omzetku sudah lumayan. Kubisa menafkahi keluarga kecilku, 4 karyawan, dan yang tak kalah penting membantu orang tua serta adik.

Oiya, aku mau cerita tentang kotaku, Depok. Kami warga kota yang dulu dikenal sebagai kota sejuta Belimbing dan sekarang berganti jadi Ibukota Anak Muda Kreatif, beruntung punya walikota muda, ganteng, dan peduli pada pelaku ekonomi kreatif, dan pengusaha pemula di usaha kuliner seperti saya. Di kota ini mulai bergairah sentra industri kreatifnya. Pameran internasional tentang animasi bulan lalu berlangsung di sini.

Di alun-alun kota yang baru diresmikan tiga bulan lalu tiap minggunya pun ramai dengan stand yang menjajakan kreasi ciamik komunitas kreatif Depok. Ada aplikasi motor anti begal. Motor ini didisain dengan GPS canggih yang kalau dicuri orang akan mudah dicari dengan sinyal meski onderdilnya sudah dibongkar. Selain itu, motor itu juga dilengkapi dengan tameng pelindung pengemudinya jika ada sabetan benda tajam saat mengemudi. Ya kayak belalang tempurnya Kesatria Baja Hitam gitu deh.

Ada juga drone yang dimodifikasi selain untuk foto dari langit, namun juga bisa mencari kucing atau anjing piaraan yang hilang. Caranya gampang. Tanam chip di kuku anjing atau kucing kesayangan anda, lalu terkoneksi pada drone. Dan di sensor drone sudah ada foto binatang piaraan kita, jadi ketika kucing atau anjing dicuri atau hilang, kita tinggal pakai drone saja untuk mencarinya. Sinyalnya bisa mencapai puluhan KM. Alat kreatif ini penting di kota ini, mengingat warga Depok banyak yang memelihara binatang hias yang harganya lumayan, bahkan bisa lebih mahal dari harga motor Ninja keluaran terbaru.

Terus lagi, di car free day Depok, sepanjang jalan Margonda hingga Sawangan, selalu ada karnaval cosplay tokoh-tokoh hero luar negeri, tak lupa budaya lokal, ada juga kirab budaya daerah seluruh Indonesia. Pedagang kaki lima-nya pun terlokalisir dengan rapih.

Inilah alasan mengapa aku memilih hijrah dari pekerjaan di Jakarta dan berwirausaha di Depok. Selain waktu dengan keluarga lebih banyak, kurasakan kota Depok lebih hijau dan sejuk. Kali dan selokannya pun mengalir air yang bening, jernih kayak selokan di Jepang. Saking beningnya, ikan-ikan hias seperti koi, mas koki, dan lainnya berenang di selokan sepanjang jalan raya yang dialiri anak sungai Ciliwung. Depok dari dulu memang terkenal sebagai sentra ikan hias, nah pemerintah Kota Depok sekarang ternyata lebih serius mengembangkannya, bahkan hingga diekspor ke luar negeri.

(Imajiner) Setelah 2 Tahun Depok Dipimpin Dimas
Selokan di Hida Furukawa di Prefektur Gifu, Jepang - foto: istimewa


Wah pokoknya beda banget dah sama Depok 7 sampai 17 tahun yang lalu. Gak ada lagi kali atau selokan yang mampet dengan sampah. Hitam, bau tengik dan gak mengalir lagi airnya saking bejibunnya sampah pasar, dan sampah dapur. Hal ini dikarenakan ketegasan dari Pemkot dimana ada Perda yang sangat tegas jika ada warga yang ketahuan membuang sampah ke kali atau selokan, maka hukumannya adalah pilih penjara 6 bulan, atau denda 1 juta atau membersihkan selokan di RW-nya selama 1 bulan.

Siapa sih Walikota dan Wakil Walikotanya? Itu lho, Dimas Oky Nugroho, anak muda cerdas, kreatif, inovatif, dan visioner. Serta Wakilnya si Babai Suhaimi politisi ulung yang saling bersinergi dan kooperatif bersama Dimas. Kalau urusan diplomasi dan lobi-lobi cantiknya ke DPRD Kota untuk memuluskan program-program pro-rakyat mereka di legislatif yang memang berwenang menyusun anggaran, Babai jagonya.

Kami tidak salah memilih Dimas-Babai 9 Desember 2015, 2 tahun yang lalu. Baru sebentar menjabat, gebrakannya sudah terbukti. Warga pun mengelu-elukan Dimas dan Babai yang setiap seminggu sekali keduanya blusukan di tiap kelurahan di Depok. Dan setiap hari Minggu pasti dia kongkow bareng anak-anak muda kreatif Depok di alun-alun, dan sering berdialog dengan aktivis LSM, OKP, Ormas, dan ibu-ibu majelis ta'lim, dsb, untuk menyerap aspirasi, mendengarkan keluh kesah serta masukannya untuk kemajuan Kota Depok yang sekarang sudah mulai dilirik dan diperhitungkan sebagai Ibukotanya Anak Muda Kreatif. emoticon-I Love Indonesia (S)emoticon-I Love Indonesia (S) emoticon-I Love Indonesia (S) emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace
0
2K
14
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan