- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Gairah Membangun dan Langkanya Transportasi


TS
act.id
Gairah Membangun dan Langkanya Transportasi

TOLITOLI – Haluan perahu ketinting itu berayun-ayun lambat mengikuti debur ombak. Suara motor di buritan berderum keras. Seperti tak kuasa memaksa perahu melaju cepat. Kali ini, perahu tidak mengangkut manusia. Sejak pertengahan pekan lalu perahu mengangkut material bangunan menuju Dusun III Bumbungan, Kecamatan Ogodiede, Pulau Kabetan, Toli Toli - Sulawesi Tengah. Di hari Jum’at (23/10) perahu mengangkut ratusan batako.
Material-material bangunan itu menyeberang lautan untuk menjadi bahan pembangunan Sekolah Cerah Hati – Tepian Negeri Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Dusun III Bumbungan, Kabetan. Bangunan sekolah yang baru, rencananya akan terdiri dari dua ruang kelas berukuran 8x7 meter dan akan dimanfaatkan 30 siswa dari kelas satu sampai kelas lima.
Kapal motor kecil itu hanya bisa mengangkut maksimum dua ton beban agar tak tenggelam di lautan. Sialnya, hanya dengan alat transportasi itulah kami berulang-ulang , bolak-balik, mengangkuti semua material yang dibutuhkan untuk membangun sekolah di pulau –pulau pinggiran dan tepian negeri.

Jangan lagi bicara ongkos angkut. Ini bukan kali pertama kami membangun fasilitas sosial dan umum di pulau tepian negeri. Sebelum membangun Sekolah Cerah Hati di Dusun III Bumbungan, ini kami sudah membangun sekolah yang jauh lebih besar di Pulau Pura , Kabupaten Alor , NTT. Untuk satu kali perjalanan mengangkut beban, sedikitnya harus keluar biaya Rp. 300.000. Itu untuk beban minimal dengan jarak dekat , dari pulau terdekat saja. Maka bisa dibayangkan, berapa jadinya harga batu bata, batako, pasir bahkan batu kali saat tiba di lokasi pembangunan.

Bukan tak ada keinginan untuk menggerakkan masyarakat tempatan. Masalahnya, lokasi pembangunan selalu identik dengan daerah miskin. Masyarakat hanya hidup dari menangkap ikan atau jadi buruh di kebun kebun milik orang kota. Berlebihan sekali kalau kita berharap mereka punya kapal besar yang mampu mengangkut berton-ton barang mengarungi gelombang lautan.
Harga material pun sesunguhnya tak murah di daerah terdekat yang menyediakan. Jangan coba –coba membandingkan dengan harga di Jawa bila tak ingin asma Anda kumat. Tempat berbelanja , biasanya adalah kota kabupaten atau kecamatan terdekat yang seluruh pasokan barangnya dari Jawa. Biaya transportasi pula yang mereka jadikan alasan untuk menjual barang-barang dengan harga lebih tinggi.
Agar sedikit bisa dipahami, saya coba beri sedikit ilustrasi. Untuk sebuah batako, di pembuatnya di kecamatan Nalu, sebuah kecamatan di pinggiran Toli Toli, setelah ditawar kami dapatkan harga Rp. 2800 per buah. Berat per buah sekitar 7 kilogram. Untuk mencapai nilai 2 ton, hanya diperlukan 286 batako. Angka itulah jumlah batako yang bisa diangkut kapal motor dari Nalu ke Dusun Bumbung di Pulau Kabetan sana. Dengan demikian, saat tiba di Bumbung, sebuah batako bernilai sekitar Rp 4,550 perbuah.
Itu baru Batako, satu dari sekian banyak material yang dibutuhkan untuk membangun sebuah gedung. Masih ada semen yang dikemas dalam sak dengan berat 50 kg, besi beton, atap seng, triplek , bahkan kayu yang juga akan melambung harganya akibat mahalnya biaya transportasi.

Mengapa tak menggunakan kapal yang lebih besar? Pasti kapasitasnya lebih besar dan biayanya jauh lebih murah. Setuju, kapal besar memang bisa mengangkut lebih banyak, dan mungkin juga bisa lebih murah. Tapi, mau sewa dimana? Lalu, dimana kapal akan merapat, karena kawasan ini biasanya juga dangkal perairannya. Untuk memuat batako serta bahan bangunan lain saja, masih dibutuhkan perahu kecil untuk mengangkutnya dari daratan ke perahu motor yang terpaksa buang sauh agak di tengah. Bila dipaksakan, setelah dimuati beban kapal takkan bisa bergeraak karena kandas!

Tapi , ini semua tentu tak cukup bisa dijadikan alasan untuk berhenti membangun tepian negeri. Bila untuk membangunnya dibutuhkan biaya besar, jadi tugas kita merogoh saku lebih dalam untuk mewujudkan mimpi anak-anak kita di tepian negeri itu. Mimpi mendapat pendidikan yang layak, dan memupuk cita-citanya lebih tinggi lagi . (Yusnirsyah Sirin)
Ayo Berpartisipasi
Express Donation
0
2K
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan