- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jijay! Depok DARURAT SAMPAH SUNGAI
TS
doMbelanisti
Jijay! Depok DARURAT SAMPAH SUNGAI
“Masih banyak warga yang sengaja buang sampah di sungai. Mereka buang diam-diam sekeranjang sampah pada malam hari hanya karena tidak mau bayar iuran sampah. Ini penting untuk diperhatikan. Tidak ada perawatan bantaran sungai.”
“Sungai-sungai di Depok banyak yang tersumbat sampah, sehingga membuat banjir kalau hujan.”
“Persoalan sampah di kelurahan Pasir Putih dan Cipayung bukan dilakukan pelbaran lahan melainkan mendatangkan investor dari luar untuk mengelola sampah dengan menggunakan mesin yang canggih.”
“Sediakan tong sampah dimana-mana agar warga tidak buang sampah sembarangan.”
Empat pernyataan di atas adalah hasil dari penjaringan aspirasi warga Depok yang dilakukan oleh Relawan Dimas Mendengar. Nah tulisan ini ingin mengangkat permasalahan sampah di sungai Depok yang begitu menjijikkan!
Sungai lazimnya dialiri air. Di kota besar ia berubah fungsi jadi kubangan sampah. Seperti Sungai Kalibaru di Jl Raya Bogor, atau 200 meter dari lampu merah Cisalak, Depok, ini dipenuhi sampah rumah tangga. Bau menyengat menyeruak dari timbunan sampah dari lokasi penimbunan.
Seperti yang pernah dilaporkan Suparno, warga Bogor yang selalu melewati Jalan Raya Bogor menuju tempat kerjanya di lenteng Agung, Jakarta Selatan itu kepada pasangmata.com. Sampah-sampah rumahan dan pasar membentang di beberapa titik sepanjang Sungai Kalibaru. "Tapi yang paling banyak ya yang dekat traffic light Cisalak itu. Layaknya sampah rumah tangga, sampah-sampah itu mayoritas terbungkus kantung plastik. Mereka tergeletak begitu saja di bibir kali, bahkan sampai ke aliran sungai.
Foto: Sungai Kalibaru, Cisalak, Depok - sumber: Suparno pasangmata.com/detik.com
Belum diketahui mengapa masyarakat memilih membuang sampah ke Sungai Kalibaru. Padahal, tidak jauh dari lokasi timbunan sampah terdapat tempat pembuangan sampah sementara.
Memang ada petugas kebersihan yang mengangkut sampah. Tapi jumlah sampah dengan motor pengangkut tidak seimbang, jadinya ya sampah tidak terangkut semua. Air sungai yang mengalir tampak hitam dan berbuih. Baunya pun sudah tidak tertahankan. Sudah pasti, siapa saja yang melewati akan menutup hidungnya. Dia berharap ada tindak lanjut dari pemerintah setempat, agar fungsi sungai kembali seperti sedia kala.
Pemerintah Kota Depok mengaku kesulitan dalam menanggulangi sampah sungai yang menumpak setiap hari di Depok. Sampah itu mencapai hingga puluhan kubik. Sampah yang ditemukan di sungai didominasi oleh sampah rumah tangga seperti sisa makanan
maupun perabot rumah tangga yang tidak terpakai.
“Kami tidak angkut sampah satu hari saja, sampah yang ada di sungai Kali Laya menumpuk sepanjang 200 meter, dalamnya dua meter, ada sampah plastik, ada kayu, bahkan kasur, bangkai kambing juga ada,” kata Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Depok, Yayan Arianto, seperti yang pernah diberitakan Okezone beberapa waktu yang lalu.
Limbah dan sampah masih menjadi masalah utama ekosistem sungai. Selain itu, kualitas air sungai menjadi berbahaya bagi kesehatan. Sampah yang menumpuk ataupun tersangkut juga kerap menyebabkan aliran sungai tersumbat dan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan banjir di wilayah pinggir sungai seperti contoh Sungai Ciliwung.
Diketahui, Sungai Ciliwung bukan sekadar sebuah aliran air yang melewati berbagai wilayah di Jakarta maupun Depok. Lebih jauh, Sungai Ciliwung menyimpan berbagai fungsi demi kelestarian lingkungan dan kelangsungan hidup warga.
Sungai Ciliwung adalah salah satu sungai terpenting di Tatar Pasundan, Pulau Jawa, Indonesia, terutama karena melalui wilayah Ibu Kota dan kerap menimbulkan banjir tahunan di wilayah hilirnya. Panjang aliran utama sungai ini adalah hampir 120 km dengan daerah tangkapan airnya (Daerah Aliran Sungai/DAS) seluas 387 km persegi. Sungai ini juga melewati Kota Depok yang mempunyai penduduk lebih dari dua juta jiwa.
Menjaga Sungai Ciliwung sangat penting agar berfungsi secara optimal sebagai konservasi untuk mempertahankan sumber air dan menjaga aliran air. Alhasil, kalau ada sungai besar tidak terjadi kekeringan ketika kemarau atau banjir ketika hujan. Kemudian, potensi Sungai Ciliwung di Depok sebagai objek ekowisata sangatlah besar.
Selain Sungai kalibaru di Cisalak, di Citayam, masalah limbah sampah sungai juga sangat mengkhawatirkan. Adanya PKL di bantaran kali sepanjang Jalan Raya Citayam turut berkontribusi terhadap tumpukan sampah yang ada di beberapa titik bantaran sungai. Hal tersebut membuat sungai tidak hanya bisa menjadi sumber penyakit, namun juga tidak sedap dipandang.
Calon Walikota Depok Dimas Oky Nugroho pun pernah mempunyai ide agar sodetan air sungai Ciliwung atau Sungai Krukut bisa dimanfaatkan untuk pemberdayaan lele, ikan mas, dan ikan air tawar lainnya yang biasa dikonsumsi manusia. Menurut Dimas, potensi itu sangat besar sekali mengingat kebutuhan ikan di Jakarta, bahkan di luar negeri sangat besar sekali. Demandnya tinggi, untuk itu, Depok sebagai daerah dengan jumlah sungai yang sangat banyak bisa menjadi penyuplai ikan ke daerah-daerah di Indonesia bahkan ekspor ke luar negeri.
Terkait masalah sampah di sungai, Dimas mengajak seluruh warga Depok untuk mandiri mengelola sampah sebaik mungkin di lingkungan sendiri. Karena itu adalah salah satu wujud kongkrit yang bisa kita kontribusikan untuk mewujudkan Depok yang lebih baik. Pria berkacamata itu pun juga menyoroti dampak pencemaran air dan lingkungan yang diakibatkan sampah atau limbah di sungai. Kata Dimas, “Tata kembali pengaturan Instalasi Pengelolaan Air Limbah agar Depok terbebas dari pencemaran lingkungan!”
“Sungai-sungai di Depok banyak yang tersumbat sampah, sehingga membuat banjir kalau hujan.”
“Persoalan sampah di kelurahan Pasir Putih dan Cipayung bukan dilakukan pelbaran lahan melainkan mendatangkan investor dari luar untuk mengelola sampah dengan menggunakan mesin yang canggih.”
“Sediakan tong sampah dimana-mana agar warga tidak buang sampah sembarangan.”
Empat pernyataan di atas adalah hasil dari penjaringan aspirasi warga Depok yang dilakukan oleh Relawan Dimas Mendengar. Nah tulisan ini ingin mengangkat permasalahan sampah di sungai Depok yang begitu menjijikkan!
Sungai lazimnya dialiri air. Di kota besar ia berubah fungsi jadi kubangan sampah. Seperti Sungai Kalibaru di Jl Raya Bogor, atau 200 meter dari lampu merah Cisalak, Depok, ini dipenuhi sampah rumah tangga. Bau menyengat menyeruak dari timbunan sampah dari lokasi penimbunan.
Seperti yang pernah dilaporkan Suparno, warga Bogor yang selalu melewati Jalan Raya Bogor menuju tempat kerjanya di lenteng Agung, Jakarta Selatan itu kepada pasangmata.com. Sampah-sampah rumahan dan pasar membentang di beberapa titik sepanjang Sungai Kalibaru. "Tapi yang paling banyak ya yang dekat traffic light Cisalak itu. Layaknya sampah rumah tangga, sampah-sampah itu mayoritas terbungkus kantung plastik. Mereka tergeletak begitu saja di bibir kali, bahkan sampai ke aliran sungai.
Foto: Sungai Kalibaru, Cisalak, Depok - sumber: Suparno pasangmata.com/detik.com
Belum diketahui mengapa masyarakat memilih membuang sampah ke Sungai Kalibaru. Padahal, tidak jauh dari lokasi timbunan sampah terdapat tempat pembuangan sampah sementara.
Memang ada petugas kebersihan yang mengangkut sampah. Tapi jumlah sampah dengan motor pengangkut tidak seimbang, jadinya ya sampah tidak terangkut semua. Air sungai yang mengalir tampak hitam dan berbuih. Baunya pun sudah tidak tertahankan. Sudah pasti, siapa saja yang melewati akan menutup hidungnya. Dia berharap ada tindak lanjut dari pemerintah setempat, agar fungsi sungai kembali seperti sedia kala.
Pemerintah Kota Depok mengaku kesulitan dalam menanggulangi sampah sungai yang menumpak setiap hari di Depok. Sampah itu mencapai hingga puluhan kubik. Sampah yang ditemukan di sungai didominasi oleh sampah rumah tangga seperti sisa makanan
maupun perabot rumah tangga yang tidak terpakai.
“Kami tidak angkut sampah satu hari saja, sampah yang ada di sungai Kali Laya menumpuk sepanjang 200 meter, dalamnya dua meter, ada sampah plastik, ada kayu, bahkan kasur, bangkai kambing juga ada,” kata Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Depok, Yayan Arianto, seperti yang pernah diberitakan Okezone beberapa waktu yang lalu.
Limbah dan sampah masih menjadi masalah utama ekosistem sungai. Selain itu, kualitas air sungai menjadi berbahaya bagi kesehatan. Sampah yang menumpuk ataupun tersangkut juga kerap menyebabkan aliran sungai tersumbat dan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan banjir di wilayah pinggir sungai seperti contoh Sungai Ciliwung.
Diketahui, Sungai Ciliwung bukan sekadar sebuah aliran air yang melewati berbagai wilayah di Jakarta maupun Depok. Lebih jauh, Sungai Ciliwung menyimpan berbagai fungsi demi kelestarian lingkungan dan kelangsungan hidup warga.
Sungai Ciliwung adalah salah satu sungai terpenting di Tatar Pasundan, Pulau Jawa, Indonesia, terutama karena melalui wilayah Ibu Kota dan kerap menimbulkan banjir tahunan di wilayah hilirnya. Panjang aliran utama sungai ini adalah hampir 120 km dengan daerah tangkapan airnya (Daerah Aliran Sungai/DAS) seluas 387 km persegi. Sungai ini juga melewati Kota Depok yang mempunyai penduduk lebih dari dua juta jiwa.
Menjaga Sungai Ciliwung sangat penting agar berfungsi secara optimal sebagai konservasi untuk mempertahankan sumber air dan menjaga aliran air. Alhasil, kalau ada sungai besar tidak terjadi kekeringan ketika kemarau atau banjir ketika hujan. Kemudian, potensi Sungai Ciliwung di Depok sebagai objek ekowisata sangatlah besar.
Selain Sungai kalibaru di Cisalak, di Citayam, masalah limbah sampah sungai juga sangat mengkhawatirkan. Adanya PKL di bantaran kali sepanjang Jalan Raya Citayam turut berkontribusi terhadap tumpukan sampah yang ada di beberapa titik bantaran sungai. Hal tersebut membuat sungai tidak hanya bisa menjadi sumber penyakit, namun juga tidak sedap dipandang.
Calon Walikota Depok Dimas Oky Nugroho pun pernah mempunyai ide agar sodetan air sungai Ciliwung atau Sungai Krukut bisa dimanfaatkan untuk pemberdayaan lele, ikan mas, dan ikan air tawar lainnya yang biasa dikonsumsi manusia. Menurut Dimas, potensi itu sangat besar sekali mengingat kebutuhan ikan di Jakarta, bahkan di luar negeri sangat besar sekali. Demandnya tinggi, untuk itu, Depok sebagai daerah dengan jumlah sungai yang sangat banyak bisa menjadi penyuplai ikan ke daerah-daerah di Indonesia bahkan ekspor ke luar negeri.
Terkait masalah sampah di sungai, Dimas mengajak seluruh warga Depok untuk mandiri mengelola sampah sebaik mungkin di lingkungan sendiri. Karena itu adalah salah satu wujud kongkrit yang bisa kita kontribusikan untuk mewujudkan Depok yang lebih baik. Pria berkacamata itu pun juga menyoroti dampak pencemaran air dan lingkungan yang diakibatkan sampah atau limbah di sungai. Kata Dimas, “Tata kembali pengaturan Instalasi Pengelolaan Air Limbah agar Depok terbebas dari pencemaran lingkungan!”
Diubah oleh doMbelanisti 25-10-2015 15:56
0
5.1K
30
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan