- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kabut Asap Semakin Parah


TS
futanarimoe
Kabut Asap Semakin Parah
Medan, (Analisa). Kadar asap akibat kebakaran lahan atau hutan di tiga provinsi di Pulau Sumatera semakin pekat menutupi Sumatera Utara. Data Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Rabu (21/10) sore tercatat, jarak pandang akibat asap mulai menurun dari yang sebelumnya sempat 1.000-an meter berkurang menjadi hanya 800 meter, khususnya di sekitar area Bandara Internasional Kualanamu.
Kabid Data dan Informasi Wilayah I BMKG Medan, Sunardi, saat dikonfirmasi pada hari sama menyebutkan, jumlah titik api (hotspot) di tiga daerah sumber juga bertambah. “Memang lebih pekat hari ini. Jarak pandang di Kualanamu saja sampai pada angka 600 meter. Dibanding yang kemarin masih bisa 1.500 meter, hari ini asapnya lebih pekat, mencapai 800 meter,” ujarnya.
Kepekatan ini, lanjutnya, juga karena semakin bertambahnya hotspot-nya. “Kemarin (Selasa), wilayah Sumatera Selatan hotspot-nya cuma 147, hari ini mencapai 430. Di Riau juga nol tapi sudah 30-an malah bertambah,” tambahnya.
Kondisi asap yang menyelimuti Sumatera Utara belum bisa dipastikan menipis atau menebal. “Di Selatan, (Riau, Jambi dan Sumatera Selatan) itu masih berlangsung musim kemarau. Kemungkinan, potensi asap itu masih terus ada. Di bagian Selatan khatulistiwa itu ‘kan memang terkena efek El Nino. Karena itu potensi (asap) menyebar masih besar. Yang pasti, Sumut tak terkena imbas El Nino tapi asapnya mengarah ke kita,” sebutnya.
Karena itu, belum ada kepastian apakah asap tersebut bisa bergerak ke arah lainnya. “Kalau arah anginnya rata-rata ‘kan memang ke Tenggara dan Barat Daya. Jadi, pasti (asap) tetap ke kita (Sumatera Utara), anginnya ke atas ke wilayah Sumatera Utara,” lanjutnya.
Sebelumnya, Dokter Umar Zein, spesialis penyakit tropis mengatakan, ada lima warga per hari yang mengeluhkan masalah pernapasan akibat asap. Keluhan tersebut disampaikan masyarakat di kliniknya yang berada di Jalan Denai, Medan.
Pantauan Analisa, Rabu (21/10), sejak pagi Kota Medan sudah diselimuti asap. Hingga malam, kabut asap juga tak menipis. Sebagian masyarakat yang beraktivitas tampak memakai masker, bahkan ada juga yang memakai oksigen.
Hingga Malam
Terpisah, pantauan Analisa sejak pagi kabut asap tebal mengurangi jarak pandang. Jalan raya dan bangunan tinggi tak terlihat jelas karena tertutup asap. Situasi ini terus berlangsung hingga pukul 20.00 WIB dan baru terlihat mulai berkurang pukul 22.00 WIB.
Warga Kota Medan, Wahyu Saddam, mengatakan kabut asap hingga malam hari masih sama tebalnya seperti di siang hari. "Masih sama dengan siang Bang, tapi karena malam jadi terasa lebih gelap. Ini mengganggu aktivitas kita saat berkendara. Mata jadi perih dan tenggorokan juga jadi kering dan panas," ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Gita Survia Ningrum. Dia mengatakan kabut asap justru semakin tebal ketika menjelang sore hingga malam. "Tadi siang sekitar pukul 11.00 WIB waktu saya ke kampus masih bisa lihat jalan lumayan jauh, tapi tadi sore saat pulang ke kos sekitar pukul 17.00 WIB gitu nampak blur jalannya. Tertutup asap gitulah," ujarnya.
Defrizal juga mengungkapkan hal serupa, kabut asap terasa lebih tebal dalam dua hari terakhir. Menurutnya hal ini terlihat jelas saat berkendara di jalan raya, jarak pandang menurun dan harus langit tidak terlihat.
“Kabur kelihatannya di jalan, jarak pandang jadi sempit tertutup asap. Tapi masih bisalah kelihatan kendaraan lain di depan kita,” ungkapnya.
Hingga pukul 22.00 WIB kabut asap masih cukup tebal meskipun sudah berkurang dibanding siang. (st/amal)
Sumur
Makin meluas mas bro !!
Kabid Data dan Informasi Wilayah I BMKG Medan, Sunardi, saat dikonfirmasi pada hari sama menyebutkan, jumlah titik api (hotspot) di tiga daerah sumber juga bertambah. “Memang lebih pekat hari ini. Jarak pandang di Kualanamu saja sampai pada angka 600 meter. Dibanding yang kemarin masih bisa 1.500 meter, hari ini asapnya lebih pekat, mencapai 800 meter,” ujarnya.
Kepekatan ini, lanjutnya, juga karena semakin bertambahnya hotspot-nya. “Kemarin (Selasa), wilayah Sumatera Selatan hotspot-nya cuma 147, hari ini mencapai 430. Di Riau juga nol tapi sudah 30-an malah bertambah,” tambahnya.
Kondisi asap yang menyelimuti Sumatera Utara belum bisa dipastikan menipis atau menebal. “Di Selatan, (Riau, Jambi dan Sumatera Selatan) itu masih berlangsung musim kemarau. Kemungkinan, potensi asap itu masih terus ada. Di bagian Selatan khatulistiwa itu ‘kan memang terkena efek El Nino. Karena itu potensi (asap) menyebar masih besar. Yang pasti, Sumut tak terkena imbas El Nino tapi asapnya mengarah ke kita,” sebutnya.
Karena itu, belum ada kepastian apakah asap tersebut bisa bergerak ke arah lainnya. “Kalau arah anginnya rata-rata ‘kan memang ke Tenggara dan Barat Daya. Jadi, pasti (asap) tetap ke kita (Sumatera Utara), anginnya ke atas ke wilayah Sumatera Utara,” lanjutnya.
Sebelumnya, Dokter Umar Zein, spesialis penyakit tropis mengatakan, ada lima warga per hari yang mengeluhkan masalah pernapasan akibat asap. Keluhan tersebut disampaikan masyarakat di kliniknya yang berada di Jalan Denai, Medan.
Pantauan Analisa, Rabu (21/10), sejak pagi Kota Medan sudah diselimuti asap. Hingga malam, kabut asap juga tak menipis. Sebagian masyarakat yang beraktivitas tampak memakai masker, bahkan ada juga yang memakai oksigen.
Hingga Malam
Terpisah, pantauan Analisa sejak pagi kabut asap tebal mengurangi jarak pandang. Jalan raya dan bangunan tinggi tak terlihat jelas karena tertutup asap. Situasi ini terus berlangsung hingga pukul 20.00 WIB dan baru terlihat mulai berkurang pukul 22.00 WIB.
Warga Kota Medan, Wahyu Saddam, mengatakan kabut asap hingga malam hari masih sama tebalnya seperti di siang hari. "Masih sama dengan siang Bang, tapi karena malam jadi terasa lebih gelap. Ini mengganggu aktivitas kita saat berkendara. Mata jadi perih dan tenggorokan juga jadi kering dan panas," ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Gita Survia Ningrum. Dia mengatakan kabut asap justru semakin tebal ketika menjelang sore hingga malam. "Tadi siang sekitar pukul 11.00 WIB waktu saya ke kampus masih bisa lihat jalan lumayan jauh, tapi tadi sore saat pulang ke kos sekitar pukul 17.00 WIB gitu nampak blur jalannya. Tertutup asap gitulah," ujarnya.
Defrizal juga mengungkapkan hal serupa, kabut asap terasa lebih tebal dalam dua hari terakhir. Menurutnya hal ini terlihat jelas saat berkendara di jalan raya, jarak pandang menurun dan harus langit tidak terlihat.
“Kabur kelihatannya di jalan, jarak pandang jadi sempit tertutup asap. Tapi masih bisalah kelihatan kendaraan lain di depan kita,” ungkapnya.
Hingga pukul 22.00 WIB kabut asap masih cukup tebal meskipun sudah berkurang dibanding siang. (st/amal)
Sumur
Makin meluas mas bro !!
0
668
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan