Kaskus

Entertainment

act.idAvatar border
TS
act.id
Naluri Jurnalis pun, Perlu Sumber Kunci
Naluri Jurnalis pun, Perlu Sumber Kunci

ACEH UTARA - Heboh pemberitaan pelecehan seks atas perempuan Rohingya penghuni shelter di Aceh Utara beberapa pekan lalu‎, menyibukkan banyak pihak termasuk KNSR - organisasi yang memperoleh mandat pemkab Aceh Utara membangun Integrated Community Shelter (ICS) yang diimplementasikan oleh ACT. KNSR dan ACT berinisiatif menjalin silaturahim dengan media setempat.

Rabu siang (21/10) di Banda Aceh, hadir Redaktur Pelaksana "Serambi Indonesia" Yarmen Dinamika, dalam bincang hangat dengan Presiden KNSR Pusat Syuhelmaidi Syukur, Ketua KNSR Aceh Mustafa M.Y.Tiba, Direktur Program ACT Sri Eddy Kuncoro, pemuka agama dari Aceh Utara, Tgk. Sulaeman Daud, serta person in charge ICS-ACT Rahadiansyah.

Yarmen Dinamika mendengar langsung perspektif KNSR baik Pusat maupun Aceh, juga posisi ACT sebagai lembaga kemanusiaan‎ yang mengimplementasikan pembangunan shelter Rohingya. Yarmen menanyakan beberapa hal krusial terkait berkembangnya berbagai pendapat di tengah masyarakat. "Apa yang membuat shelter yang dibangun ACT dianggap terbaik oleh badan dunia?" Presiden KNSR Syuhelmaidi Syukur memaparkan konsep Integrated Community Shelter (ICS) yang dihuni Rohingya. "Pertama, kami memuliakan Rohingya tidak sebagai tahanan meski mereka orang asing, mereka diperlakukan seperti tamu. Kedua, program ini memberdayakan Rohingya tidak menjadikan mereka makan‎-tidur saja. Ketiga, mereka bisa dibaurkan dengan warga lokal. Tidak diisolasi ketat, jadi mereka nyaman tak merasa disekap."

Suasana berlangsung hangat. Yarmen menjelaskan bagaimana isu rudapaksaan Rohingya telah mendorong jurnalis manapun terpanggil membuat berita itu jadi headline.

"Naluri jurnalistik lah membuat berita itu segera disambar. Saat itu jurnalis harus bekerja cepat memperoleh sumber. Asal tak sampai berakibat delik hukum, sumber manapun akan mereka pakai. Dan benar, berita itu membawa pengaruh luas. Kalau hanya Rohingya satu dua orang lari atau hilang, beritanya tak mungkin headline, sudah kejadian biasa," ungkapnya.

Pertemuan dengan KNSR, ACT dan unsur relawan lokal bahkan ulama seperti Tgk. Sulaeman Daud ‎yang aktif di Musyawarah Ulama se-Nangroe Aceh (MUNA), membuat pihaknya bisa memperoleh rujukan resmi yang kompeten. "Kini kita bisa menjadikan KNSR dan ACT sebagai sumber, karena kita sudah saling memahami. Berita seheboh apapun, perlu sumber kunci. KNSR dalam isu Rohingya ke depan, pasti jadi salah satu sumber kami," ungkapnya.

‎Isu ‎rudapaksaan Rohingya yang diangkat sebelumnya, meskipun sukses menarik perhatian dan reaksi masyarakat dan banyak pihak termasuk badan dunia, dalam waktu singkat muncul berita bantahan, bahkan konfirmasi bahwa informasi itu tidak benar. "Kami terus mengikuti perkembangan. Kesimpulannya, sumber utama berita itu lemah, bahkan belakangan beberapa perempuan yang tadinya mengaku dirudapaksa, ikut dalam rombongan Rohingya yang kabur," papar Yarmen.

Dalam mencermati Rohingya, diakui sempat menurun kekuatan isunya, lalu naik lagi ketika pihak berwajib berhasil menangkap 12 orang yang diduga sebagai agen human trafficking. "Saat itulah isu Rohingya jadi headline lagi (di harian Serambi Indonesia)," jelas Yarmen. Rohingya di Aceh, akan selalu penting dan saat tertentu akan melejit menjadi berita besar.

"Bukan sekadar karena terus-menerusnya orang Rohingya lari dari shelter. Habis pun tak soal, karena banyak orang Rohingya di negeri tetangga menurut aktivis lembaga kemanusiaan mitra KNSR, ditawarkan untuk didatangkan dari luar negeri dan dibina di ICS Balng Adoe. Lembaga dunia banyak yang bersedia mengurus pengiriman Rohingya ke Aceh dan siap membiayai hidup dan pembinaanya," jelas Mustafa M.Y. Tiba, Ketua KNSR Aceh.

"Masih akan ada konferensi nasional disusul konferensi internasional tentang Rohingya. KNSR termasuk ACT akan menyiarkannya dalam waktu dekat," ujar Mustafa.(is)

Sumber
0
692
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan