- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
20 Oktober 2015 07:38Sejak kapan Megawati akrab dengan Korut, bisa jadi juru damai?


TS
aghilfath
20 Oktober 2015 07:38Sejak kapan Megawati akrab dengan Korut, bisa jadi juru damai?

Merdeka.com -Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri, mempunyai kedekatan emosional tersendiri dengan dua bangsa Korea. Baik dengan Korea Utara yang tertutup serta berpaham nasionalis, maupun terhadap Korea Selatan, negara demokrasi yang sekarang menapak jalan menjadi raksasa ekonomi dunia baru.
Megawati akhir pekan lalu melawat ke tiga kota di Korsel. Salah satu agendanya kemarin adalah menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Korean Maritime and Ocean University di Busan.
Dalam pidato penganugerahan gelar doktor, Megawati menyinggung status dua bangsa di Semenanjung Korea yang sampai sekarang tak kunjung akur selepas Perang Saudara 1950-1953. Dia menyerukan agar Korut-Korsel serius menjajaki penyatuan kembali (reunifikasi), seperti ditempuh Jerman.
"Sejarah panjang hubungan Indonesia dan Korea Utara, Indonesia dan Korea Selatan, akan mampu menjadi jembatan yang positif untuk menyatukan dua korea," kata Megawati Kemarin (19/10) di Beijing setelah meninggalkan Korsel.
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menuturkan kesiapannya memfasilitasi perdamaian dua negara itu.
"Jika tugas memanggil, maka saya siap untuk melayani sebagai jembatan membuka jalan bagi solusidamai untuk konflik Korea yang telah berjalan cukup lama."

Apa saja memang modal Megawati sehingga merasa bisa mendamaikan dua negara bersitegang itu?
Rupanya, putri Presiden Soekarno ini tercatat empat kali melawat ke Korea Utara. Sambutan terhadap dirinya pun cukup hangat di negeri tertutup itu.
Ini semua berkat persahabatan Bung Karno dan Presiden Sepanjang Masa Korut, Kim Il-sung. Kim melawat ke Indonesia pada 13 April 1965. Kunjungan itu membekas, karena Bung Karno menghadiahkan satu varian anggrek lokal di Kebun Raya Bogor, dengannama 'Kimilsungia'.
Merasa tersanjung, Kim mengundang Bung Karno ke Pyongyang. Megawati yang masih remaja saat itu mengikuti rombongan ayahnya. Dalam lawatan tersebut, Mega bertemu Kim Jong-il, putri Kim Il-sung.Lawatan kedua dihelat saat Megawati sudah menjabat Presiden pada 28 Maret 2008. Mega ingin menapaktilasi kunjungan ayahnya ke negara-negara mitra, termasuk Korut.

Dikutip dari buku 'Persahabatan Sepanjang Musim' yang diterbitkan Kementerian Pariwisata (2010), kehadiran Megawati di Bandar Udara Sunan, Pyongyang yang perdana sebagai presiden, disambut hangat warga Korea Utara. Ribuan penduduk Pyongyang dikerahkan pemerintahnya menuju bandara meneriakkan yel-yel "Hidup Megawati" Terdapat spanduk 'Hidup Persatuan dan Persahabatan Korea dan Indonesia'. Dalam lawatan sebagai presidenitu, Megawati didampingi Menlu Hassan Wirajuda dan Menristek Hatta Rajasa, serta mendiang suaminya Taufik Kiemas. Di bandara itu, megawati langsung disambut oleh Ketua Presidium Majelis Rakyat Kim Yong Nam.
Sekaligus dalam lawatan tersebut Megawati menggelar reuni dengan Marsekal Kim Jong-il, saat itu telah menjadi pemimpin korut, yang terakhir dia temui 37 tahun lalu.
Keduanya berbincang akrab selama pertemuan formal tersebut. Korut sangat menghormati Megawati, terbukti presiden Ri ke-5 itu diundang makan malam khusus di Gedung Teater Mansudae, Pyongyang.
Dalam laporan ulang yang ditulis oleh wartawan Yusi Avianto, disebutkan bahwa Megawati menuliskan kesan atas kunjungan perdananya ke Korut, karena seakan mengulang lawatan sang ayah. Tulisan itu dia bubuhkan saat berziarah ke makam Kim il-Sung, presiden sepanjang masa Korut.
"Saya kembali pada kenangan manis hubungan erat ayah saya Presiden Sukarno dan Presiden Kim il-Sung Setelah tak menjabat presiden, Megawati tercatat dua kali bertandang ke Korea Utara pada April 2005. Dia ternyata dipilih menjadi Ketua Kehormatan Yayasan Bunga Kim Il-sung, menghadiri festival Kimilsungia yang memamerkan anggrek hadiah Bung Karno pada sang pemimpin abadi Korut.
Sedangkan pada Oktober 2005, Megawati kembali datang ke Korut untuk menghadiri pertemuan dengan Kim Jong-il, tapi kapasitasnya sebagai Ketua PDIP.
Lawatan yang rutin ke Korut, serta imej yang baik di Korsel itu menjadi modal Megawati, kendati tidak diungkap spesifik dalam pidato di Busan tempo hari.
"Saya pribadi, dengan segenap hati saya, sangat berharap perdamaian dapat segera diwujudkan di semenanjung ini. Dan saya siap, jika tugas memanggil, sebagai jembatan untuk menanamkan rasa percaya kedua negara, membuka jalan solusi damai bagi konflik yang telah berlangsung lama ini," kata Mega.

Seruan Megawati bertepatan dengan agenda reuni perwakilan 400 orang dari Korea Selatan yang diizinkan menyeberang ke Korea Utara melalui rute Gunung Kumgang. Ini reuni anggota keluarga yang terpisah akibat perang, setelah terakhir kali digelar pada 2010.
Korut dan Korsel, walaupun sebagian warganya saling bersaudara dan berasal dari etnis yang sama, terpisah akibat Perang Korea pada 1950-1953. Selepas agresor Jepang angkat kaki dari Semenanjung Korea usai Perang Dunia II, Amerika Serikat dan Uni Soviet berebut pengaruh.
Hasilnya, warga sisi utara membentuk negara sosialis di bawah komando Kim Il-sung, kakek dari Kim Jong-un yang kini berkuasa sebagai pemimpin absolut Korut. Sedangkan warga belahan selatan membentuk republik demokratis, dipimpin I Seungman.
Sumber : http://m.merdeka.com/dunia/sejak-kap...uru-damai.html
Ane kira modalnya aer kobokan

Diubah oleh aghilfath 20-10-2015 01:08


tien212700 memberi reputasi
1
2.2K
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan