- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Aksi arogan ketua Kadin Banten aniaya sopir pikap di jalan


TS
xonet
Aksi arogan ketua Kadin Banten aniaya sopir pikap di jalan
Quote:
Aksi arogan ketua Kadin Banten aniaya sopir pikap di jalan

Merdeka.com - Ketua Kadin Banten yang juga mantan Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya (JB), diduga terlibat pengeroyokan Tobari bin Mahmud (48), sopir pikap warga Kampung Garung Sabrang, Desa Cihujan Kecamatan Cijaku Kabupaten Lebak, Banten.
Peristiwa penganiayaan tersebut terjadi saat korban membawa pikap muatan pupuk organik. Di saat melaju dengan kecepatan rendah, dari arah belakang kendaraan korban terdengar suara sirine, korban pun meminggirkan pikap. Kejadian ini berlangsung Jumat (9/10).
"Mobil saya kan berat bawa pupuk, saya sudah minggir," ujar Tobari saat dihubungi wartawan, Minggu (11/10).
Selanjutnya, setelah menepi korban terkejut akibat kendaraannya dihadang salah satu mobil dari belakang, dan turunlah dari dalam mobil tersebut Mulyadi Jayabaya yang menghampirinya bersama tiga orang.
"Pertamanya JB (Jayabaya) pegang kerah baju saya, kancing saya sampai copot. Lalu saya dipukul, terus tiga pengawalnya ikut mukulin saya," cerita Tobari.
Tak berhenti di situ, kendaraan korban juga dirusak dengan dilempari batu. "Kaca mobil saya pecah dilempar sama anak buahnya pake batu," akunya.
Tobari lantas melaporkan kejadian tidak mengenakkan tersebut ke Polda Banten, dengan nomor pengaduan LP/224/X/Banten/SPKT III tertanggal 10 Oktober 2015.
Tobari mengaku usai melapor ke Polda Banten, saat ini dirinya sedang menunggu panggilan untuk proses hukum lanjutan oleh Polda Banten. "Iya sudah langsung ke Polda, enggak ke polres dulu. Mungkin tinggal nunggu panggilan saja yah," ujar Tobari.
Usai membuat laporan ke polisi, Tobari mengaku mendapatkan teror. "Ada teror yang teleponin. Ngakunya anaknya (Mulyadi Jayabaya). Ya saya khawatir, saya rakyat kecil. Ya gimana ya, ya takut gitu," kata Tobari, Senin (12/10).
Tobari mengungkapkan, teror juga berupa pesan singkat yang meminta agar dirinya tidak melanjutkan kasus penganiayaan yang dilakukan oleh mantan Bupati Lebak itu. Namun, dia berharap laporannya tetap diproses dan minta pelaku dihukum sesuai perbuatannya.
"Harapannya minta keadilan. Kita kan rakyat kecil. Mentang-mentang orang pintar, jangan semena-mena gitu," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Kadin Banten Agus Wisas membantah Mulyadi melakukan pemukulan terhadap Tobari. Menurutnya, yang melakukan pemukulan tersebut adalah pengawal Mulyadi.
"Tidak benar JB (Jayabaya) memukul dengan tangannya sendiri, pemukulan itu dilakukan oleh para pengawalnya," ujar Agis Wisas kepada wartawan dalam konferensi pers, Senin (12/10).
Menurut Agus pemukulan tersebut dilakukan oleh dua pengawal JB yang ikut dalam iringiringan kendaraan, tanpa ada perintah dari JB.
"Pemukulan itu dilakukan tanpa perintah JB, beliau malah melerai," ungkapnya.
Agus mengatakan, terlepas dari soal siapa yang benar dan salah, dia meminta agar persoalan tersebut tidak dibesar-besarkan, karena pihak JB sedang berupaya untuk bertemu korban demi menyelesaikan soal pengeroyokan dan pengrusakan tersebut secara kekeluargaan.
"Kami sepakat untuk berdamai, untuk menyelesaikan persoalan ini secara kekeluargaan, pihak keluarga korban sendiri, yaitu sepupu istri korban telah melakukan komunikasi kepada kami," ujarnya.
Terpisah, Tobari mengaku hingga saat ini belum ada kesepakatan damai dan belum ada kesiapan dirinya untuk damai dengan Mulyadi Jayabaya. Tobari bahkan mengaku sudah berkonsultasi dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan akan meminta bantuan hukum.
"Saya masih menempuh proses hukum, karena saya sedang meminta bantuan kepada LBH," ujar Tobari.
Tobari mengaku dihubungi oleh salah satu anggota Kadin Banten bernama Jajuli, yang meminta agar dirinya tidak segera ke LBH dan mengajak damai melalui jalur kekeluargaan.
"Tadi memang dari pihak Kadin Banten ada yang telepon saya. Dia meminta jangan dulu ke LBH, dia ngajak dibereskan secara kekeluargaan saja dulu. Tapi saya belum menyetujuinya karena saya mau musyawarah sama keluarga dulu," ujarnya.
hadeuh kelakuan pejabat kok memalukan .di gaji rakyat tapi menganiaya rakyat.sebelumnya anggota dpr gebukin prt.skg anggota kadin gebukin supir .mungkin mereka merasa raja harus di hormati di manapun.negara punya mereka, rakyat cuma budak
0
3.4K
Kutip
24
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan