Meski PT Kereta Api Indonesia (KAI) mulai membenahi bahkan menutup perlintasan sebidang, perlintasan tanpa palang pintu maupun perlintasan liar, masih banyak perlintasan sebidang dan tanpa palang pintu yang dilintasi warga. Contohnya perlintasan kereta di kawasan Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta.

Ironisnya, perlintasan tersebut terletak di dekat Stasiun Rawa Buaya. Padahal, perlintasan tersebut termasuk perlintasan sibuk, lantaran terletak di jalur utama kereta menuju kawasan Tangerang hingga Serang. Pengamatan Infonitas.com, sedikitnya empat kereta melewati perlintasan tersebut setiap 10 menit.

Rido (35) warga di sekitar perlintasan mengatakan, sejak dulu perlintasan yang tidak resmi tersebut memang tidak pernah dijaga petugas dari instansi berwenang. Hanya warga sekitar yang berinisiatif berjaga secara bergantian, guna menghindari kecelakaan dan kemacetan.

“Iya memang dari dulu tidak dijaga, karena memang bukan perlintasan resmi. Padahal sudah pernah terjadi kecelakaan juga. Akhirnya warga berinisiatif untuk bergantian jaga di sini. Mereka juga enggak meminta uang kepada pengendara yang lewat, seikhlasnya saja,” tutup Rido.

Sementara itu, staf Stasiun Rawa Buaya Budi mengatakan, perlintasan tersebut memang bukan perlintasan resmi dan sudah seharusnya ditutup. Ia pun mengamini jika perlintasan tersebut pernah meminta korban.

“Seharunya sudah ditutup oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta, karena sudah ada flyover. Tapi warga protes, enggak mau ditutup. Selama saya bertugas di sini, sudah terjadi 2 kali kecelakaan,” singkatnya.

Narsum: http://www.infonitas.com/megapolitan...-ditutup/10818

palang" mana palang sebelum memakan korban