TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi Massa Pro Jokowi Indonesia (Projo Indonesia) menggelar acara bertajuk "Gelar Bedah Dewi Kanestren sebagai dimulainya Aktivitas Sekretariat Dewan Pimpinan Pusat Projo Indonesia di Jakarta", Sabtu (10/10/2015) malam.
Acara yang akan digelar berupa pentas Wayang Kulit yang dibawakan oleh 4 dalang muda dari SMKI Yogyakarta, bertempat di Anjungan Daerah Istimewa Yogyakarta, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.
Rencananya acara akan dihadiri oleh presiden Joko Widodo dan sejumlah Menteri Kabinet Kerja Indonesia dan para siswa-siswa Sekolah Menengah Karawitan Yogyakarta, para relawan JKW-JK dan undangan lainnya.
Sekjen Projo Indonesia, Sigit Sartono mengatakan acara ini sekaligus merupakan syukuran kepindahan sekretariat DPP Projo Indonesia dari Banda Aceh ke Jakarta.
Sigit mengungkapkan pada awalnya, Projo Indonesia merupakan perkumpukan relawan Joko Widodo pada saat berlangsungnya Pemilihan Presiden RI tahun 2014.
"Perkumpulan ini lahir dari hasil musyawarah para relawan pada 10 Januari 2015 di Banda Aceh, dan kemudian mendapat pengakuan serta dukungan langsung dari Ir H Joko Widodo, Presiden RI," ungkap Sigit Sartono.
Selanjutnya, Projo Indonesia telah didaftarkan ke notaris sebagai ormas pada 1 Februari 2015.

Sigit Sartono mengakui saat ini banyak relawan yang belum terwadahi dalam menyalurkan aspirasinya.
Karena itu diharapkan melalui Pro Jokowi Indonesia bisa dikumpulkan energi yang terserak untuk mendukung pembangunan nasional.
"Kami menjadikan kebangsaan, kerakyatan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagai jati diri. Gotong royong, demokratis, merdeka dan terbuka merupakan watak Pro Jokowi Indonesia," ujar Sigit menambahkan.
Ia menegaskan bahwa Pro Jokowi Indonesia berpolitik secara lembut dan bijak, namun tegas dalam bersikap.
"Kami berjuang untuk kesejahteraan rakyat dengan cara-cara damai, demokratis, dan terbuka, mengikuti etika dan aturan yang berlaku," ujar Sigit.
Projo Indonesia hadir sebagai sebuah kebutuhan dalam menghadapi masa depan bangsa di era globalisasi, demokrasi dan otonomi daerah ini.
"Kehidupan dan ketahanan masyarakat Indonesia sebagai dasar ketahanan nasional memerlukan perhatian dari seluruh kekuatan bangsa. Kekuatan seluruh bangsa diperlukan untuk mewujudkan bangsa yang berdaulat dalam poltik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan," papar Sigit Sartono.

Karena itu, menurut Sigit, kekuatan bangsa perlu didukung oleh ormas yang dapat menyatukan semangat bangsa Indonesia, serta menjamin situasi yang aman dan kondusif bagi berlangsungnya pembangunan nasional untuk kesejahteraan segenap bangsa Indonesia.


sumur

Dari relawan jadi ormas