Wartawan Pos Kota menjadi sasaran amukan mahasiswa Universitas Pancasila (UP) saat peliputan bentrokan di kampus itu pada Rabu 7 Oktober 2015. Tidak hanya itu, Dede Kurniawan juga dibawa ke suatu ruangan dan kembali dianiaya.

"Pas mau ambil gambar yang dibakar sama mahasiswa. Tahu-tahu saya sudah dijegal sama mahasiswa yang di situ. Saya tunjukin ID Pers dan bilang sedang meliput, tapi malah diambil terus dibawa ke suatu ruangan. Di situ saya diinterogasi dan disuruh buka baju," terang Dede di Jakarta, Kamis (8/10/2015).

Pada saat itu, Dede tidak melakukan perlawanan, karena jumlah mahasiswa yang cukup banyak.

Kemudian, Dede dipukuli, diinjak, dan ditendang. Tidak hanya itu, dompet dan handphonenya pun diambil para mahasiswa itu.

Usai mengalami pengeroyokan, Dede lalu dibawa ke RS Triadipa Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Namun, oleh pihak rumah sakit disarankan untuk visum di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur lantaran menderita luka lebam di tubuhnya.

Dede lantas dibawa rekannya beserta wartawan seniornya ke RS Polri Kramatjati untuk menjalani visum serta pemeriksaan lebih mendalam.

Pemimpin Redaksi Pos Kota H Toto Irianto pun mengecam keras aksi tindakan tidak terpuji itu.

Menurut dia, UP adalah kampus tempat menuntut ilmu bukan untuk melakukan tindakan anarkis.

"Saya mengecam keras aksi mahasiswa yang menyandera dan memukuli wartawan kami.

Seharusnya itu menjadi tempat pendidikan dan tau kaedah-kaedah hukum yang berlaku," tegasnya.

Sementara itu, Kapolsek Jagakarsa Kompol Sri Bhayangkara menyatakan tengah menyelidiki kasus kekerasan yang dialami oleh Dede. Namun, hingga kini, pihaknya belum mengamankan satu orang mahasiswa pun terkait insiden tersebut.

"Sampai saat ini belum ada yang diamankan. Kita masih periksa saksi-saksi. Kampus pun saat ini di liburkan sampai hari Sabtu.

Masuk kembali hari Senin pekan depan," tutupnya

http://metro.sindonews.com/read/1051...ila-1444311125


Sadiss.. kelakuan nya kayak Begal..