Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

cikolordAvatar border
TS
cikolord
[Hot News] Goldman Sachs Perkirakan Suku Bunga AS Tak Naik Hingga 2016
06 Okt 2015 at 19:11 WIB

Liputan6.com, New York - Goldman Sachs Inc memprediksi bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve akan menunda kenaikan suku bunga hingga 2016.

Kepala Ekonom Goldman Sachs di New York, Jan Hatzius dalam catatannya kepada klien menyampaikan kalau bank sentral AS mempertimbangkan kinerja perusahaan, perlambatan produksi dan kesempatan kerja.

Hatzius mengatakan, sejumlah kabar negatif dari hasil produksi dan kesempatan kerja berpotensi menghasilkan pergeseran cukup besar untuk prospek kebijakan moneter.

"Angka-angka pertumbuhan dan pasar tenaga kerja selama beberapa bulan ke depan itu akan menjadi lebih penting dari biasanya," kata Hatzius.

Berdasarkan survei Bloomberg, harapan pelaku pasar terhadap kemungkinan bank sentral AS akan menaikkan suku bunga pada tahun ini turun menjadi 35,2 persen dari 60 persen pada Agustus.

Selain itu, sejumlah pelaku pasar juga memangkas taruhan kalau bank sentral AS akan menaikkan suku bunga pada 2015.Ada pun kesempatan bank sentral AS akan menaikkan suku bunga pada pertemuan 27-28 Oktober 2015 susut menjadi 10 persen. Hal itu menyusul rilis data tenaga kerja non sektor pertanian dan pemerintah hanya bertambah 142 ribu pada September 2015 dari perkiraan 200 ribu.

"Setelah Anda mendapatkan data tenaga kerja yang lemah itu sangat sulit bagi mereka untuk menaikkan suku bunga. Saya bertaruh mereka tidak akan menaikkan suku bunga ke depan," ujar Hideo Shimomura, Kepala Manajer Investasi Mitsubishi UFJ Kokusai seperti dikutip dari laman Bloomberg, Selasa (6/10/2015).

Spekulasi kenaikan suku bunga bank sentral AS tertunda itu juga membuat imbal hasil obligasi atau surat utang pemerintah AS bertenor 10 tahun turun dua basis poin atau 0,02 persen menjadi 2,04 persen.

sumber

Berita terkait:

Goldman: Fed akan tunda kenaikan bunga hingga 2016

NEW YORK. Goldman Sachs Group Inc mengatakan, ada kemungkinan bahwa the Federal Reserve akan menunda rencananya untuk menaikkan suku bunga hingga 2016 atau bahkan mungkin lebih lama lagi.

"Perlambatan pada tingkat produksi dan tenaga kerja menjadi faktor yang membenarkan penentu kebijakan untuk menahan suku bunga mendekati nol lebih lama hingga 2016 atau bahkan melampaui," jelas Jan Hatzius, chief economist Goldman Sachs di New York.

Trader juga sudah memangkas taruhan mereka mengenai kemungkinan kenaikan suku bunga the Fed pada tahun ini, kendati Pimpinan The Fed Jannet Yellen dan William C Dudley menegaskan kenaikan suku bunga akan dilakukan tahun ini.

Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, kemungkinan bank sentral AS menurunkan suku bunganya pada tahun ini sudah mengalami penurunan menjadi 35,2% dari sebelumnya 60% pada akhir Agustus. Kalkulasi ini berdasarkan asumsi bahwa rata-rata suku bunga the Fed yang efektif 0,375% setelah dinaikkan, versus target range suku bunga saat ini yaitu 0%-0,25%.

Sedangkan kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan 27-28 Oktober mengalami penurunan hingga 10% pasca dirilisnya data tenaga kerja pada pekan lalu.

"Setelah dirilisnya data tenaga kerja AS, sangat sulit bagi bank sentral untuk menaikkan suku bunga. Saya bertaruh tidak akan ada kenaikan suku bunga untuk beberapa waktu ke depan," jelas Hideo Shimomura, chief fund investor Mitsubishi UFJ Kokusai Asset Management.

sumber

Penundaan Suku Bunga The Fed Kuatkan Rupiah



JAKARTA - Penundaan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed disebut membantu penguatan Rupiah terhadap dolar AS. Terbukti, Rupiah mulai menguat dalam satu pekan terakhir.


Presiden Director Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan, perkembangan nilai tukar Rupiah saat ini terlihat cukup baik. Pasalnya, Rupiah mulai menguat sekira 2,5 persen.

"Kalau dolar saya pikir mungkin dalam satu minggu terakhir cukup baik. Di trigger spekulasi Fed akan menunda kenaikan sampai tahun depan. Saya pikir sangat membantu ," kata Taswin di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (6/10/2015).

Tidak hanya Rupiah, lanjut Taswin, dari indeks harga saham gabungan (IHSG) juga cukup terjadi penguatan. Bahkan, saham di Indonesia disebut menguat 1,5-2 persen.

Menurutnya, hal ini menunjukkan beberapa investor mulai kembali pada aset Indonesia meskipun tidak signifikan.

"Ini saham dan Rupiah sudah menguat walaupun tidak signifikan. Penguatan yang terjadi di Rupiah ditambah kemarin diluncurkan paket kebijakan. Saya pikir ini akan membantu," tandas dia
sumber

Rupiah Menguat, Empat Bank Besar Banting Harga Dolar AS


JAKARTA - Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan dan meninggalkan level Rp14.600 per USD, penguatan Rupiah kembali terlihat pagi ini.

Melansir yahoofinance, Rupiah berhasil menguat 379 poin atau 2,5 persen ke Rp14.250 per USD. Pagi ini Rupiah bergerak di kisaran Rp14.200-Rp14.634 per USD.

Sementara pada pasar non-delivery forward (NDF), Bloomberg Dollar Index mencatat Rupiah menguat 265 poin atau 1,83 persen ke Rp14.237 per USD. Bloomberg mencatat, Rupiah bergerak di kisaran Rp14.175-Rp14.481 per USD.

Akibat dari penguatan Rupiah ini, empat bank besar di Indonesia pun mendiskon besar-besaran harga jual dolar AS mereka, dari sebelumnya di atas Rp14.600 per USD. Adapun nilai tukar Rupiah di empat bank besar di Indonesia, yakni:

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) pada pukul 09.24 WIB

Dolar AS, dengan kurs beli sebesar Rp13.907 per USD, dan kurs jual sebesar Rp14.320 per USD.

Dolar Singapura, dengan kurs beli sebesar Rp9.722 per dolar Singapura, dan kurs jual sebesar Rp10.127 per dolar Singapura.

Yen Jepang, dengan kurs beli sebesar Rp114,47 per yen, dan kurs jual sebesar Rp119,92 per yen.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) pada pukul 09.08 WIB

Dolar AS, dengan kurs beli sebesar Rp14.090 per USD, dan kurs jual sebesar Rp14.290 per USD.

Dolar Singapura, dengan kurs beli sebesar Rp9.870 per dolar Singapura, dan kurs jual sebesar Rp10.073 per dolar Singapura.

Yen Jepang dengan kurs beli sebesar Rp116 per yen, dan kurs jual sebesar Rp119 per yen.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) pada pukul 08.28 WIB

Dolar AS, dengan kurs beli sebesar Rp14.355 per USD, dan kurs jual sebesar Rp14.545 per USD.

Dolar Singapura, dengan kurs beli sebesar Rp10.021 per dolar Singapura, dan kurs jual sebesar Rp10.271 per dolar Singapura.

Yen Jepang, dengan kurs beli sebesar Rp118 per yen, dan kurs jual sebesar Rp121 per yen.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada pukul 09.20 WIB

Dolar AS, dengan kurs beli sebesar Rp14.035 per USD, dan kurs jual sebesar Rp14.335 per USD.

Dolar Singapura, dengan kurs beli sebesar Rp9.866 per dolar Singapura, dan kurs jual sebesar Rp10.092 per dolar Singapura.

Yen Jepang dengan kurs beli sebesar Rp116 per yen, dan kurs jual sebesar Rp119 per yen.
sumber

Salah satu isu yang menyebabkan USD melemah emoticon-Big Grin
Bagaimana dengan rupiah? apakah pelemahan USD ini akan terus memperkuat otot rupiah?
Kita lihat saja nanti, apakah The Fed memang benar tidak jadi menaikkan suku bunga tahun ini atau sebaliknya emoticon-Big Grin
#Salam dua puluh ribu emoticon-Big Grin
Diubah oleh cikolord 06-10-2015 20:40
nona212Avatar border
nona212 memberi reputasi
1
3.2K
39
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan