- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Cooking & Resto Guide
Lembut Gurihnya Lontong Garasi Cianjur


TS
dikaferdy777
Lembut Gurihnya Lontong Garasi Cianjur
Spoiler for No Repost kan ya...:
"LONTONG GARASI"

Begitulah nama unik yang terpampang sebuah kedai yang terletak di jalan Dewi Sartika, Cianjur ini yang terpaksa wajib saya sambangi karena waktu saya terbatas untuk mencari geco dan sate maranggi khas kota tersebut mengingat 50 menit lagi saya harus kembali ke stasiun Bogor menggunakan KA Pangrango setelah mengunjungi masjid agung Cianjur, padahal baru 1 jam yang lalu saya tiba di Cianjur dengan kereta yang sama. "Mangga, kang", sapa seorang yang melayani. "Baraha? Di dieu apa dibungkus?", tanyanya lagi. "Mmm... Kaya apa ya?", tanyaku. Ia jawab "Pokoknya mah lontong pake tahu, ada kerupuknya...". Setelah saya memastikan tidak ada 'unsur mistis' bagi saya (contohnya jengkol, pete, duren) akhirnya saya sepakat memesan satu porsi. "Gimana? Coba dulu satu ya?", begitu akhirnya saran berbau rayuan si abang yang ku-Amini. Di kedai ini terlihat banyak sekali lontong ukuran jumbo. Di bagian 'dashboard' si abang koki berjajar botol kecap, sedangkan pada meja-meja untuk tamu yang bersih dan tertempel 'rambu' dilarang menempel iklan itu tersedia kerupuk, emping melinjo, sambal, kecap serta telur rebus yang masih bercangkang. Seorang pelayan lain menyuguhkanku segelas teh tawar, "Punten, a". "Ya, terima kasih.", timpalku.
Sembari menunggu pesanan diracik, aku melihat sekeliling ruangan, tampak 2 bingkai foto yang mencuri perhatian, foto Menteri Koperasi UKM tahun 2009-2014, bapak Syarief Hasan, & foto seorang anggota Komisi VIII dari fraksi partai Dem*krat, ibu Ingrid Kansil. Wah, yang ada di pikiranku pasti kuliner satu ini punya keistimewaan tersendiri, minimal cocok di lidah kebanyakan orang.
Tak berapa lama pesananku tiba, satu porsi lontong 'garasi'. Diawali icip kuah bumbunya, lalu menambahkan sambal satu sendok, kemudian tuang kecap secukupnya, eksekusi massal seporsi 'lontong garasi'pun dimulai. Makanan ini terdiri dari bahan utama lontong dan tahu putih yang tekstur keduanya lembut, diberi kuah bumbu berwarna putih mirip susu atau santan yang rasanya manis agak gurih, ditambah kerupuk gurih 2 macam, yaitu kerupuk yang biasa untuk ketoprak/nasi uduk/bubur ayam & kerupuk 'keriting' putih yang biasa dijumpai di warung-warung, serta ditabur bawang goreng. Aku yang hanya ingin mengecap inti dari lontong unik ini tidak tertarik mengambil telur rebusnya untuk topping, maklum tidak mau repot juga kupas cangkangnya sih. Hanya sebungkus emping yang ku ambil, karena sudah agak lama tidak makan emping.
Sekitar 3/4 porsi sudah berpindah ke perut, tetapi nyaris mau 'sudahan'. Visual kuantitas seporsi lontong 'garasi' sempat ku remehkan, "Hmh, kenyang nggak ini...?", batinku. Segelas air teh tawar hangat menutup prosesi santap siang kali ini.
"Berapa, kang? Tambah emping satu.", aku tanya harga yang harus ditebus. "Tiga belas ribu.", katanya. Oke, selesai sudah makan siang kenyang di kota santri ini.
Entah lontong 'garasi' kuliner khas Cianjur atau bukan, setidaknya aku pernah makan di jalan yang dua ujungnya terdapat gerbang bertulis 'wisata kuliner Cianjur'.
Terima kasih... Sampai jumpa Cianjur...


Spoiler for Lokasi:
0
4.7K
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan