widazAvatar border
TS
widaz
Puisi Untuk Ayah
Ayah.
Begitulah sosoknya.
Tak banyak berpatah kata.
Tak pernah umbar amarah.
Tak sedikitpun terlihat rona putus asa.
Selalu siap bertarung dengan realita.
Demi mekar senyum keluarganya.

Ayah.
Rumah hanyalah tempat persinggahan tidurnya.
Debu dan terik matahari adalah sahabat karibnya.
Keringat seolah sudah menyatu dengan kulitnya.
Gelap kulitnya saksi bisu segala perjuangannya.

Ayah.
Kini tubuhnya mulai melemah.
Perlahan mulai tunduk pada usia.
Punggungnya tak lagi tegak perkasa.
Hitam rambutnya tak lagi sama.

Ayah.
Tak pernah dirinya menuntut apapun dariku.
Tak pernah dirinya kecewa atas kegagalanku.
Tak pernah dirinya melayangkan tangan karena kenakalanku.
Tak pernah dirinya mengeluh saat aku membuatnya pilu.

Ayah.
Dalam tulisan ini ingin kusampaikan.
Karena takkan sanggup bibir ini menguraikannya secara lisan.
Takkan sanggup pula air mata ini akan tertahan.

Ayah.
Maaf.
Aku mungkin hanyalah sekumpulan kisah penuh kegagalan.
Tapi teruslah engkau berumur panjang.
Teruslah kau menghembuskan nafas.
Agar kelak engkau masih memiliki waktu.
Melihatku dengan tatapan bangga untuk yang pertama kali dalam hidupmu.

4 Oktober 2015

Teruntuk pahlawan tanpa tanda jasa dlm keluarga.

#sajakmalam

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
864
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan