Jakarta, 4 Oktober 1995

Siang hari
"Ayah! Ayah! Aku ingin punya adik!" pinta si kecil Claudia dengan polosnya.
Muka ayah dalam sekejap menjadi merah padam sementara sang ibu mulai melirik nakal ke arah sang ayah.
"Tapi kamu emang siap kalau ayah dan ibu bakal sibuk ngurus adik bayi dan..."
"Pokoknya aku mau punya adik!" Claudia memaksa.
"Hufttt...Kamu benar ingin punya adik?!" tanya ayah.
"Iya!" kata Claudia penuh semangat.
"Baiklah." Kata ayah setengah enggan.

Malam hari
Claudia tertidur dengan pulas di kamarnya sampai suara-suara berisik dari kamar sebelah membuatnya terbangun di tengah malam.
"Kenapa kamar ayah dan ibu berisik banget? Ini 'kan sudah malam." Claudia menjadi penasaran dan keluar dari kamarnya. Ia berjalan hingga sampai di depan pintu kamar orang tuanya. Tanpa ba-bi-bu, Claudia membuka pintu dan ia melihat ayah dan ibunya di atas tempat tidur, tanpa sehelai benang pun. Sang ayah yang kaget karena anaknya tiba-tiba masuk langsung panik dan sebuah cairan menyembur ke dinding.
"Ayah! Ibu! Adikku sudah ada ya?!" tanya Claudia dengan polosnya.
"Ada!" balas ayah sambil memakai kembali pakaiannya.
"Di mana? Di mana?" tanya Claudia dengan antusias.
"Tuh di dinding! Ajak ngobrol aja!" kata ayah setengah kesal menunjuk cairan yang tadi menyembur ke dinding.