- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Tak Hapal Doa, Anak Ini Dihukum Gurunya Benturkan Kepala ke Meja 800 Kali


TS
akunku.dibanned
Tak Hapal Doa, Anak Ini Dihukum Gurunya Benturkan Kepala ke Meja 800 Kali
Quote:

NTT, ARRAHMAH – Memberikan hukuman pada siswa dalam pembelajaran merupakan hal biasa. Namun, hukuman yang diterima Nelson Aleuf (17) tidak masuk akal. Yakobus Nahak, Guru Bahasa Jerman remaja ini di SMAN 2 Kefamenanu, NTT memberikan hukuman melampaui batas.
Yakobus menghukum Nelson dengan memerintahkan anak ini membenturkan dahinya di meja sebanyak 800 kali. Akibatnya Nelson harus dirawat intensif di rumah sakit setempat.
Perbuatan Yakobus itu terungkap ketika Nelson dibawa ke rumah sakit pada Sabtu (19/9/2014) setelah mengeluh sakit kepala yang diikuti muntah darah. Demikian disampaikan salah seorang kerabat Nelson, Lexi Tule, Senin (21/9/2015).
Saat berada di rumah sakit, lanjut Lexi, teman-teman Nelson datang menjenguk. Ketika itulah keluarga Nelson baru mengetahui hal yang menimpa remaja itu di sekolah.
Di rumah sakit, kawan-kawan Nelson bercerita pada pada Sabtu pagi, Nelson bersama 22 siswa lainnya dihukum dengan cara membenturkan dahi di meja belajar mereka di kelas.
“Kami pihak keluarga kecewa, sebab anak ini (Nelson) pernah mengalami sakit sebelumnya. Pada 2 Agustus 2013 dia pernah mengalami kecekalaan sepeda motor dan kepalanya terbentur hingga tak sadarkan diri selama satu bulan,” ujar Lexi.
“Sebelumnya kami sudah minta informasi ke teman-temannya dan semua siswa membenarkan sebelumnya guru pernah hukum ketuk kepala 80 kali kemudian Sabtu lalu 800 kali,” tambah Lexi.
Lexi melanjutkan, dari cerita yang dia peroleh alasan hukuman keras itu karena para siswa gagal menghapal doa dalam bahasa Jerman. “Kami sudah laporkan hal ini kepada pihak sekolah dan kami juga tempuh jalur hukum dengan melapor ke Polres Timor Tengah Utara (TTU),” kata Lexi.
Sementara itu, sang guru Bahasa Jerman, Yakobus Nahak mengaku, dia memang telah menghukum sejumlah siswanya.
“Memang saya kasih hukuman tapi karena saya takut terjadi apa-apa kalau dipukul, sehingga saya suruh mereka pilih jenis hukuman sendiri. Jadi mereka benturkan kepala mereka di meja berulang kali,” ujar Yakobus.
Dia menambahkan, dari 28 siswa hanya lima orang saja yang terkena hukuman. Sedangkan 23 siswa lainnnya tak dihukum karena mengerjakan pekerjaan rumah.
Sehingga, Yakobus menyatakan siap jika harus mempertanggungjawabkan perbuatannya itu.
Sementara itu, Kabag Humas Polres TTU Petrus Liy membenarkan kepolisian sudah menerima laporan soal masalah ini dari orangtua Nelson.
“Rencananya kedua belah pihak akan bertemu dan menyelesaikan masalah ini secara damai setelah korban sembuh. Dalam kasus ini kami tidak melakukan visum terhadap korban,” ujar Petrus.
sumur
0
1K
Kutip
2
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan