PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang alami kerugian kurs yang cukup besar pada semester pertama lalu, berusaha mengurangi beban kurs tersebut dengan merestrukturisasi dan melunasi utang yang berdenominasi dollar AS. Selain melakukan restrukturisasi utangnya sebesar US$ 900 juta atau setara Rp12.37 triliun, EXCL akan melunasi utang dengan bank asing yang mencapai US$1 miliar salah satunya dengan bank UOB yang dilunasi dalam waktu dekat yaitu sebesar US$100 juta atau sekitar Rp1,4 triliun.

EXCL sendiri telah malakukan hedging terhadap sekitar 62 persen dari pinjaman perbankan tersebut, dan utang terhadap UOB akan dibayar dengan kas internal. Restrukturisasi dan pelunasan utang berdenominasi dollar AS sangat penting mengingat sampai dengan saat ini nilai tukar rupiah belum lepas dari tekanan pelemahan. Dan kejatuhan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sangat mempengaruhi pada beban keuangan emiten.

Hingga akhir Juni 2015 lalu, utang EXCL yang berdenominasi dollar mencapai US$1,5 miliar atau sekitar Rp22 triliun lebih. Sedangkan rugi selisih kurs yang dibukukan oleh XL Axiata meroket 458% dari Rp250,73 miliar menjadi Rp1,39 triliun. Rugi kurs inilah yang membuat kinerja EXCL semakin terpuruk dengan membengkaknya rugi bersih hingga 91,2% menjadi Rp850,89 miliar dari Rp444,81 miliar pada periode yang sama tahun lalu.