JAKARTA - Kasus wabah demam berdarah dengue (DBD) di Jakarta Timur mencapai 207 kasus sepanjang tahun 2015. ACT bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Jakarta Timur terus bergerak melakukan pengasapan (fogging) dan sosialisasi ke masyarakat terkait pentingnya pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Salah satu kecamatan yang rawan DBD adalah Kecamatan Jatinegara. Sepanjang Januari-Agustus sudah terjadi 25 kasus DBD.Tingginya kasus DBD di Jatinegara menurut Agus Awaluddin (32) Kordinator MRI Jaktim disebabkan rendahnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) serta melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara rutin.

"Fogging tidak akan berpengaruh jika masyarakat tidak menerapkan PHBS dan PSN secara rutin di lingkungannya," ujarnya saat ditemui di tengah-tengah aktivitas fogging Jumat (18/9) di Kelurahan Cipinang Besar Utara Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur.

“Fogging diperlukan terutama untuk memutus siklus nyamuk aedes aegypti,” tambahnya.

Sementara pengasapan (fogging) di Cipinang Besar Utara yang diprakarsai ACT dan MRI mencapai 6 RT yakni RT 01,02,03,04,05,06 di RW 007.Sobirin Ketua RT 01 mengakui fogging saat ini memang sangat dibutuhkan di lingkungannya.

" Beberapa warga sudah positif DBD, kami sudah mengajukan ke kelurahan, ternyata dari ACT datang duluan,"ujarnya. Sobirin juga sangat mengapresiasi kerja cepat tim ACT di lapangan.

"Terimakasih ACT, semoga bisa rutin fogging di lingkungan kami." pungkas Sobirin. (ading)