Metrotvnews.com, Jakarta: Kepala Kajian Kemiskinan dan Perlindungan, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Universitas Indonesia, Teguh Dartanto mengatakan kerugian PT Pertamina (Persero) penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) lima persen dapat menyelamatkan 165 juta orang.

"Sekitar 165 ribu orang akan bisa terselamatkan. Kalau BBM turun lima persen atau Rp400 perak. Itu hitungan kami dari data simulasi. Artinya Ini bisa jadi solusi," kata Teguh dalam diskusi Energi di Gedung Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Minggu (20/9/2015).

Teguh menjelaskan, hal ini telah diteliti sebelumnya sejak 2005 sampai 2014. Bila tidak menurunkan, masyarakat akan berpandangan dan merujuk pada negara tetangga Malaysia yang dapat menjual gasoline dengan kadar Research Octane Number (RON) 92 dengan harga Rp7.000 per liter.

"Yang terjadi itu seperti apa? Sebagai orang awam dan pelaku undustri banyak bingung. Serugi itu kah pertamina. Karena tidak ada penjelasan pertamiina. Itungan seperti apa," jelas dia.

Artinya, Teguh menambahkan, urusan ini bukan murni urusan Pertamina, melainkan juga urusan pemerintah. "Ini harga minyak turun kok BBM tidak turun turun. Orang akan tanya Pertamina ini gimana?" Pungkas dia.

Sebelumnya, Pertamina memberi pertanyaan bahwa perseroan (Persero) kembali mencatat defisit yang terus bertambah. Sampai hari ini, jumlah kerugian yang ditanggung Pertamina mencapai Rp15,2 triliun.

Kerugian ini, karena penjualan BBM jenis premium yang dijual di bawah harga keekonomian saat harga minyak dunia tinggi.
sumur