Liga Champions pertama kali digelar pada musim 1955/1956. Kala itu, kompetisi yang digelar atas usul sebuah majalah olahraga Prancis ini disebut sebagai Piala Champions dan menggunakan sistem turnamen murni. Mulai musim 1992/1993, formatnya berganti menjadi setengah liga dan setengah turnamen dan namanya berubah menjadi seperti sekarang.

Juara pertama kompetisi Liga Champions adalah Real Madrid yang mengalahkan Stade de Reims 1-0 di final yang berlangsung di Stadion Parc des Princes, Paris. Real Madrid juga menjadi satu-satunya klub yang pernah memenangi Si Kuping Besar, julukan trofi Liga Champions, sebanyak 5 kali berturut-turut.

Real Madrid patut bersyukur bahwa pada 1956, aturan gol tandang belum ada. Pada saat melakoni putaran kedua Piala Champions 1956/1957, Real Madrid melawan Rapid Wina asal Austria. Madrid menang 4-2 di kandang namun kalah 1-3 di Wina. Agregat 5-5 memaksa duel tambahan harus dilakukan. Madrid akhirnya melaju ke babak berikutnya setelah menghajar Wina 2-0 di Bernabeu. Jika seandainya saat itu peraturan gol tandang sudah berlaku, Madrid tersingkir dan Wina yang melaju ke perempatfinal karena Wina unggul gol tandang. Cerita Madrid yang memenangi 5 edisi pertama pun tak akan pernah terjadi.

Spanyol menjadi negara asal juara Liga Champions paling sering. Spanyol menyabet 15 dari 60 trofi yang sudah diberikan atau 1 dari 4. 15 trofi itu direbut hanya oleh 2 klub saja : Real Madrid dan Barcelona.

Semenjak Piala Champions berubah menjadi Liga Champions pada 1992, belum ada satu pun klub yang bisa mempertahankan gelar juaranya. Klub terakhir yang mampu melakukannya adalah AC Milan pada musim 1988/1989 dan 1989/1990.

Trofi Liga Champions yang diperebutkan sekarang adalah trofi ke-6. Trofi tersebut berwarna perak dengan logo UEFA dan tulisan dalam bahasa Prancis berbunyi"Coupe des Clubs Champions Europeens"yang artinya Piala Klub Juara Eropa. Ironisnya, hanya ada 1 klub Prancis yang pernah memenanginya. Klub itu adalah Olympique Marseille pada 1992/1993 yang mengalahkan the dream team, AC Milan, 1-0.

Rekor jumlah peserta Liga Champions dari 1 negara terbanyak adalah 5. Itu terjadi pada musim 2015/2016 (Spanyol).

Salah satu final Liga Champions paling dikenang sepanjang masa adalah final edisi 1998/1999. Manchester United yang tertinggal 0-1 dari Bayern Muenchen hingga waktu normal berakhir berhasil membalikkan keadaan di masa injury timehingga akhirnya menang 2-1 dan berhak atas trofi kedua. Yang menarik adalah kedua klub saat itu sama-sama sedang mengejar treble winner dengan memenangi Liga Champions. Peristiwa inilah yang membuat Alex Ferguson kini dikenal sebagai Sir Alex Ferguson. Glory Glory United!
6 tahun kemudian, musim 2004/2005, terjadi pula suatu partai final Liga Champions yang tak kalah spektakuler. Liverpool yang pada babak pertama telah tertinggal 0-3 dari AC Milan mampu menyamakan kedudukan pada babak kedua sebelum akhirnya memastikan gelar ke-5 lewat adu penalti.

Final Liga Champions 1959/1960 adalah final dengan jumlah penonton terbanyak sepanjang masa. 127.621 orang menonton langsung pertandingan yang dimenangi Real Madrid dengan skor 7-3 di Stadion Hampden Park, Glasgow, Skotlandia.

Sebuah klub yang memenangi trofi 3 kali berturut-turut atau 5 kali berhak memakai Badge of Honourjumlah piala di lengan kanan jersey. Klub yang berhak memakainya per musim 2015/2016 antara lain Real Madrid, Barcelona, AC MIlan, Liverpool, Bayern Muenchen, dan Ajax Amsterdam.

Final Piala Champions 1973/1974 adalah satu-satunya partai final Liga Champions yang diulang. Pada pertandingan pertama, Bayern Muenchen menahan imbang Atletico Madrid 1-1. Saat pertandingan diulang, Muenchen mengamuk dan menang 4-0 dan memberikan Die Rotentrofi perdananya. Saat itu, jika skor imbang belum dilakukan adu penalti seperti sekarang.

Sudah 5 kali terjadi derby di final Liga Champions. Yang pertama adalah Derby Spanyol antara Real Madrid dan Valencia pada 2000 yang dimenangi Real Madrid dengan skor 3-0. Yang kedua adalah Derby Italia pada 2002/2003 yang dimenangi AC Milan dengan mengalahkan Juventus lewat adu penalti. Yang ketiga adalah Derby Inggris yang dimenangi MU setelah mengalahkan Chelsea lewat adu penalti. Yang keempat adalah Derby Jerman di final edisi 2012/2013 yang dimenangi Bayern Muenchen dengan skor 2-1 atas Borussia Dortmund. Yang kelima adalah Derby Madrid semusim kemudian yang dimenangi Madrid dengan memecundangi Atletico 4-1 melalui babak tambahan.

Nottingham Forest dan Porto adalah 2 dari 6 klub juara Liga Champions yang tidak pernah merasakan kalah di partai final Liga Champions. Nottingham Forest juara pada 1979 dan 1980. Porto juara pada 1987 dan 2004. Keduanya tidak pernah menjadi runner-up. 4 klub juara lain yang juga tidak pernah jadi runner-upadalah Feyenoord (1970), Aston Villa (1982), PSV Eindhoven (1988), dan Red Star Belgrade (1991).

Bob Paisley adalah satu-satunya pelatih yang pernah menjuarai Liga Champions 3 kali dengan klub yang sama. Beliau menukangi Liverpool dan menjadi raja Eropa pada 1977, 1978, dan 1981. Pelatih yang menyamai kesuksesannya sampai sekarang hanya Carlo Ancelotti. Namun, Don Carlo memenangi Liga Champions bersama dua klub yang berbeda : AC Milan (2003 dan 2007) dan Real Madrid (2014).

Mulai musim 2015/2016, juara Liga Europa secara otomatis lolos ke fase grup Liga Champions.

Juventus adalah klub yang paling sering kalah di final Liga Champions atau menjadi runner-up. Raksasa Italia tersebut mencapai partai puncak Liga Champions sebanyak 8 kali yaitu pada 1973, 1983, 1985, 1996, 1997, 1998, 2003, dan 2015. La Vecchia Signorahanya berhasil juara sebanyak dua kali yaitu pada 1985 dan 1996. Selebihnya, mereka harus puas menjadi juara kedua. Sementara itu, Real Madrid menjadi klub yang paling sering masuk final dan menjuarai Liga Champions. Los Blancos tampil di final sebanyak 13 kali. Mereka menjuarai Liga Champions pada 1956, 1957, 1958, 1959, 1960, 1966, 1998, 2000, 2002, dan 2014 dan menjadi runner-up pada 1962, 1964, dan 1981.