Ini lagi, kisah lelaki muda yang coba-coba menggoreng “ikan hias” milik tetangga. Bahwa rasanya gurih dan kemripik, itu memang tak terbantahkan. Tapi resikonya meck, bisa jadi urusan polisi, bahkan masuk penjara. Oleh karena itulah, bagi yang sudah berumahtangga, lebih baik kembali ke istri masing-masing. Biar hanya “ikan asin” tapi kan halalan tayiban. Sedangkan para bujangan yang kadung ngebet, sebaiknya banyak-banyak berpuasa, karena berpuasa itu bisa menurunkan hasrat seksual.

Bagaimana dengan Darmin warga kota Sibolga (Sumut) ini. Sudahkah dia meredam nafsunya dengan berpuasa? Mencoba sih sudah, tapi selalu gagal. Soalnya Ny. Wirda yang kebetulan tetangga sendiri, selalu menggoda jiwa dan otaknya setiap hari tanpa henti. Lengang lenggok Wirda ketika belanja ke warung tiap pagi, menjadikan ukuran celana Darmin mendadak berubah selalu.

Pengamat politik sih banyak, ada Hanta Yudha, Siti Zuhro, Cipta Lesmana dan masih banyak lagi. Tapi pengamat…..bini tetangga, mungkin baru Darmin dari Sibolga ini. Sebetulnya yang punya “profesi” demikian banyak juga, tapi yang nekadnya minta ampun, mungkin baru Darmin seorang. Bagaimana tak disebut nekad, Ny. Wirda ini 21 tahun lebih tua darinya, kenapa ditelateni juga. Atau mungkin Darmin termasuk pecinta benda purbakala.

Karena sering menjadi titik perhatian, Wirda yang jadi guru SD ini lama-lama tahu juga. Tapi ternyata dia tidak risih, justru memberi kesempatan. Bukankah para pemimpin selalu bilang, berikan kesempatan pada yang muda-muda. Bahkan Bung Karno sendiri pernah bilang, berikan aku sepuluh pemuda, akan kugoncang dunia.

Ny. Wirda tak perlu sampai sepuluh, satu saja cukup asal bisa menggoncang ranjangnya. Maklum, suaminya yang kini berusia 2 tahun lebih muda darinya, belakangan juga makin memburuk prestasinya dalam studi bidang peranjangan. Maka mumpung ada tawaran yang jauh lebih muda, segera saja disambarnya. Bila dulu ada film berjudul “Yang muda yang bercinta”, Wirda akan menciptakan tajuk “yang muda yang bermesum ria”.

Agar bisa menjadi lebih akrab, Darmin pun sering diajak ngobrol di rumahnya. Karena memang sudah tertarik pada pandangan pertama, tentu saja anak muda itu bergegas menerimanya. Dan karena sudah mau sama mau, akhirnya obrolan yang tadinya di ruang tamu, kini berlanjut di dalam kamar. Ternyata keduanya sama-sama puas. Darmin merasa dapat pengalaman pertama, sedangkan Wirda merasa telah memiliki tokoh alternatip. “Kalau  Mansur menceraikan aku, nggak masalah wong sudah ada ban serep ini.”

Rumahtangga Mansur – Wirda memang sudah di ambang kehancuran, karena sudah beberapa bulan ini mereka sudah pisah ranjang. Dan meski suami tak lagi memberikan Alokasi Dana Asmara, kini tak lagi kesepian. Darmin bisa menggantikannya dengan sangat memuaskan.

Rupanya Wirda tak menyadari bahwa selama ini gerak-geriknya selalu dimonitor tetangga. Maka ketika beberapa malam lalu kembali memasukkan Darmin si pemuda sebelah, Mansur pun ditelepon. Bersama warga penggerebekan dilakukan. Keduanya ditemukan dalam satu ranjang dalam kamar. Ironisnya, meski tubuhnya sudah setengah telanjang dan bibirnya penuh lipenstip, Darmin masih juga mengelak telah berbuat mesum. Terpaksa Mansur meneruskan kasus ini ke polisi.

Merah di bibir, bilang saja habis makan daun jati muda, gitu. (Gunarso TS)