Selasa, 15 September 2015 - 13:50 wib

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin pada Maret 2015 menjadi 28,59 juta orang (11,22 persen dari jumlah penduduk) atau naik 860 juta atau 0,86 persen dibanding September 2014.

Kepala BPS Suryamin menyatakan, kenaikan penduduk miskin menjadi 28,59 juta orang, salah satunya diakibatkan meningkatnya inflasi pada Maret 2015 dibandingkan September 2014.

"Kenaikan BBM akhir 2014 menyebabkan harga di awal 2015 inflasinya meningkat. September ke Maret terjadi inflasi yang cukup tinggi sebesar 4,03 persen," kata dia di kantornya, Jakarta, Selasa (15/9/2015).

Tidak hanya itu, Suryamin juga menjelaskan, faktor lainnya dipengaruhi akibat meningkatnya rata-rata harga beras nasional sebesar 14,48 persen dari Rp11.433 ke Rp13.089. Sementara itu, komoditi lainnya seperti cabai, gula pasir dan rokok kretek juga disebut menyebabkan naiknya angka kemiskinan.

"Rokok kretek di dalam pengumuman inflasi saya selalu mengatakan rokok tiap bulan terus naik tapi kita suka enggak nyadar," ucap dia.

Kemudian, Suryamin melanjutkan, faktor meningkatnya jumlah penduduk miskin juga dipengaruhi dari penurunan secara riil rata-rata upah buruh tani sebesar 1,34 persen dibanding September 2014. Tingkat inflasi di pedesaan juga tinggi dari September 2014 ke Maret 2015 sebesar 4,40 persen.

Sementara itu, untuk jumlah penduduk miskin menurut pulau pada Maret 2015, lanjutnya, Pulau Maluku dan Papua memegang posisi persentase penduduk miskin terbesar yaitu 22,04 persen. Kemudian, dari sisi jumlah, sebagian besar penduduk miskin masih berada di Pulau Jawa sebesar 15,45 juta orang dan terendah berada di Pulau Kalimantan sebesar 0,98 juta orang.

sumber kemiskinan

#Salam30ribu