Jakarta - Kebijakan Pemerintah Orde Baru yang lebih fokus pada pembangunan jalan membuat infrastruktur kereta terabaikan, seperti jalur Jombang-Pare-Kediri di Jawa Timur yang kini sudah mati sejak 1981. Kondisi rel banyak yang sudah terbengkalai di pinggir jalan.
Berdasarkan laporan observasi jalur kereta api non aktif lintas Jombang-Pare-Kediri eks Kediri-Stoomtram Maatschappij (KSM) yang dibuat Hari Kurniawan di Javanesche Spoorwegen Observeur 2013, yang dikutip detikFinance, Senin (14/9/2015).
Posisi jalur rel yang sebagian besar bersebelahan dengan jalan umum, merupakan salah satu penyebab matinya jalur Eks KSM sepanjang 50 km ini.
Kediri-Stoomtram Maatschappij (KSM) didirikan pada tanggal 27 September 1895, merupakan perusahaan transportasi kereta api swasta yang menjadi sarana angkutan utama untuk mengangkut hasil perkebunan dan pertanian di wilayah Kediri dan sekitarnya.
Kediri-Stoomtram Maatschappij (KSM) telah membangun jalur rel sepanjang 121 km. Di wilayah eks karesidenan Kediri dan sekitarnya. Jalur rel milik KSM merupakan pendukung (lintas cabang/ pendamping) dengan lintas utama jalur rel Staats-Spoorwegen (SS) yang terlebih dahulu beroperasi pada periode tahun 1880-1881 di lintas Sidoarjo-Jombang-Kertosono-Kediri.
Lintas Jombang-Pare-Kediri sejauh 50 km yang dibuka tanggal 7 Januari 1897 termasuk lintas Jombang (SS) sampai Jombang Kota (KSM) sejauh 2,7 km pada tahun 1898, Pesantren-Wates sejauh 14 km dan Pelem-Bogokidul-Papar sejauh 15,5 km dibuka bersamaan pada tanggal 8 Mei 1897, Gurah-Brenggolo-Kawarasan sejauh 9 km dibuka tanggal 1 Juni 1899, Brenggolo-Djengkol sejauh 3 km dibuka tahun 1900, Pare-Kepung sejauh 13 km dibuka tanggal 31 Agustus 1898.
Pare (Tulungrejo)-Kencong sejauh 6 km dibuka tanggal 1 Juni 1898 dan diperpanjang sampai Konto (sejauh 4 km) yang dibuka pada tanggal 12 Mei 1899 , Pulorejo-Ngoro dibuka tanggal 7 Desember 1898, kemudian diperpanjang dari Ngoro-Kandangan dibuka tanggal 19 Januari 1899, dengan total jarak sejauh 13 km.
Sejak didirikan pada tanggal 27 September 1895, NV Kediri-Stoomtram Maatschappij (KSM) berada di periode era Kolonial Hindia Belanda sampai dengan tanggal 8 Maret 1942.
Kemudian dinasionalisasikan dan dilebur besamaan dengan 11 perusahaan perkereta-apian swasta Hindia Belanda oleh penjajahan Jepang di bawah angkatan darat tentara Jepang, Rikuyu Kyoku. Jawatan ini kemudian di bawah dinas militer Tetsudo Kyoku yang terbagi dalam Zimuso atau daerah eksploitasi dan inspeksi perkereta-apian. KSM masuk ke pembagian daerah untuk zona Jawa Timur atau Tobu Kyoku.
Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, pegawai kereta api yang tergabung dalam Angkutan Moeda Kereta Api (AMKA) mengambil alih perkereta-apian pada tanggal 28 September 1945 di kantor pusat Bandung dan dibentuklah Djawatan Kereta Api Indonesia (DKARI) pada tanggal 30 September 1945.
Kemudian Verenigde Spoorwegenbedrijf Kediri-Stoomtram Maatschappij (VS-KSM) diambil alih pada tahun 1946 oleh pemerintah Indonesia di bawah DKARI.
http://m.detik.com/finance/read/2015...-pinggir-jalan
________________
Quote:
Rel Sudah 'Mati', Stasiun Kereta Ini Berubah Jadi Pasar
Jakarta - Jalur rel kereta 'mati' di Jawa masih menyisakan bekas peninggalan seperti stasiun, pondasi jembatan, rel dan infrastruktur persinyalan, namun untuk haltenya sudah tak berbekas lagi.
Misalnya yang terjadi pada jalur rel Jombang-Pare-Kediri eks Kediri Jawa Timur yang dibangun perusahaan swasta Stoomtram Maatschappij (KSM) yang tak aktif sejak 1981.
Berdasarkan laporan observasi jalur kereta api non aktif lintas Jombang-Pare-Kediri eks Kediri-Stoomtram Maatschappij (KSM) yang dibuat Hari Kurniawan di Javanesche Spoorwegen Observeur 2013, yang dikutip detikFinance, Jumat (11/9/2015)
Sekarang sebagian bekas peninggalan rel kereta KSM sudah beralh fungsi menjadi pemukiman warga, didirikan bangunan, dibongkar, tertimbun bahkan hilang tak berbekas. Ada yang berbekas seperti stasiun, namun kondisinya sudah berubah menjadi pasar atau toko-toko.
Misalnya Stasiun Jombang Kota yang terletak berdekatan komplek Pasar Legi Kabupaten Jombang ini sekarang telah beralih fungsi menjadi kios penjual buah dan sembako.
Merupakan stasiun yang berada diujung paling utara dari jalur milik KSM dan berbatasan langsung dengan jalur milik Babad-Djombang Stoomtram Maatschappij (BDSM).
Stasiun ini diperkirakan dibangun pada tahun 1897 seiring dibukanya jalur rel dari Jombang (SS) sampai dengan Jombang Kota sejauh 2,7 km pada tahun 1898 dan tersambung juga dengan jalur milik BDSM lintas Jombang Kota sampai dengan Ploso sejauh 10 Km.
Pada tahun 1981, Stasiun Jombang Kota mulai di non-aktifkan bersamaan penutupan total jalur Babad sampai dengan Jombang.
Tanah lapang dari Eks Stasiun Jombang Kota, sekarang sudah berubah menjadi Pasar, sementra itu relnya diperkirakan masih ada dan tertimbun tanah dan bangunan. Papan nama Stasiun yang bertuliskan “Jombang Kota +37 M” masih dapat ditemui di bagian atas samping bangunan stasiun.
http://m.detik.com/finance/read/2015...508/3016682/4/
________________
Quote:
Original Posted By ayah.rojak►
Rel 'Mati' Dihidupkan, Ini Efek Dahsyatnya
Jakarta - Jawa memiliki banyak persebaran rel kereta api yang sudah mati, alias tidak lagi beroperasi. Padahal rute rel kereta api tersebut memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Salah satunya untuk mendongkak sektor pariwisata, seperti Green Canyon Pangandaran, hingga Ciwidey Bandung Selatan.
Rencana Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengaktifkan kembali jalur rel mati Banjar-Pangandaran-Cijulang 82 kilometer (km) ditanggapi positif PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Dengan dibukanya kembali jalur Banjar-Cijulang itu, maka akses wisatawan ke area wisata Green Canyon lebih mudah. Hal itu karena jarak antara Green Canyon dengan Stasiun Cijulang hanya 2-3 km. Green Canyon merupakan tempat wisata berbasis alam yang menyuguhkan goa alam dan sungai yang indah.
Selain jalur Banjar-Cijulang, ada beberapa rute rel mati yang diharapkan dapat dibuka kembali oleh Kemenhub. Di antaranya adalah jalur Bandung-Ciwidey Jawa Barat. Jalur ini dianggap strategis karena mempermudah wisatawan mencapai area wisata pegunungan Patuha seperti kawah putih.
"Sebenarnya Bandung-Ciwidey itu kalau mau dihidupkan bagus karena untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di Bandung Selatan. Di sini juga banyak daerah wisata seperti Lembang," kata Manager Program Non Building Unit Heritage, Conservation & Architecture KAI, Wawan Hermawan, kepada detikFinance, Kamis (11/9/2015).
Jalur Bandung-Ciwidey sudah ada sejak tahun 1924 dibangun oleh perusahaan kereta api negara Staatsspoorwegen. Sayangnya jalur ini ditutup tahun 1972, karena kalah bersaing dengan angkutan jalan raya.
Rel mati lainnya yang perlu diaktifkan kembali adalah, jalur Yogyakarta-Magelang yang mempermudah akses ke Candi Borobudur. Setelah itu ada jalur Cicalengka-Tanjung Sari (Bandung). Jalur ini dibangun sejak 1921 melewati rute Rancaekek, Bandung.
"Cicalengka ke Tanjung Sari ini bisa untuk akses ke para pelajar mahasiswa terutama mahasiswa IPDN dan Universitas Padjajaran, di sana juga banyak tempat wisata," tuturnya.
Selain itu, ada rel 'mati' yang tidak kalah pentingnya adalah Garut-Cikajang. Jalur yang telah ada di 1930 itu memiliki panorama pemandangan pegunungan dan pantai yang cukup indah.
"Rel mati Garut-Cikajang untuk wisata juga bagus jadi bisa dihidupkan. Di sana bahkan ada stasiun tertinggi di Indonesia yaitu Stasiun Cikajang dengan tinggi 1.246 meter dari permukaan laut," paparnya.
Wawan mencatat, masih banyak jalur rel 'mati' lainnya yang bisa dihidupkan untuk menggenjot sektor pariwisata. Seperti Cianjur-Bandung dan trem yang berada di Kota Surabaya.
"Cianjur-Bandung kabarnya sudah siap infrastruktur, tinggal kelayakan jalan. Jalur ini sangat strategis. Jalur itu adalah jalur awal dari Jakarta ke Surabaya melewati Bogor-Cianjur-Bandung-Cicalengka-Yogyakarta," jelasnya.
http://m.detik.com/finance/read/2015...fek-dahsyatnya
Komentar Ayah copas komentar dari sumber saja :
Lily_lily @lily_lily
Bagus dihidupkan, tapi tolong di uji kelayakan dulu, besi nya gimana fatiq atau korosi tidak, kekuatan material dan pondasi jembatan gimana, analisa beban yg masih bisa ditanggung dll .....maksudnya jgn timbul korban dulu baru ditelisik....telat itu
Mance88 @mance88
Biasanya kalau arus lalu lintas manusia semakin lancar, lalu lintas barang juga mengikuti. Jadi disamping pariwisata, ekonomi juga akan mendapat dampak positif. Keren ini, semoga tidak terlalu lama realisasinya.
hendroyono @hendroyono
Usulan tambahan.selain daerah tersebut. Ada juga potensi hidupkan kembali rel kereta utk transportasi massal dan angkutan hasil bumi via jalur (1) Semarang Tuntang Ambarawa Magelang Yogya, (2) Temanggung, Wonosobo, Banjarnegara, Purwokerto, (3) Semarang, Demak, Kudus, Pati, Rembang. Kira2 ada yang menindaklanjuti usulan ini? Maturnuwun.
Sebuah alternatif mengurangi kemacetan dengan moda transportasi yang nyaman dengan kereta api 