- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Keseriusan Presiden Jokowi Soal Pembangunan Dipertanyakan


TS
ketek..basah
Keseriusan Presiden Jokowi Soal Pembangunan Dipertanyakan
Quote:
]TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bakal menggelar agenda besar terkait rencana pembangunan negara-negara anggotanya selama 15 tahun mendatang pada pekan terakhir September 2015.
United Nations Summit ke-70 yang digelar di New York, Amerika Serikat, akan membahas dan mengesahkan agenda utama Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Develompent Goals/SDGs).
Menggantikan agenda Milenium Development Goals (MDGs), sejumlah pemimpin negara di dunia seperti Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Vladimir Putin, Hassan Rouhani, Xi Jinping dan Francois Hollande hadir dalam acara tersebut.
Sayangnya Presiden Joko Widodo memutuskan tidak menghadiri event bersejarah ini. Padahal kehadiran presiden merupakan wujud dukungan kepemimpinan, komitmen politik dan antusiasme Indonesia untuk melaksanakan agenda ini.
"Absennya Jokowi memunculkan tanda tanya besar, apakah pemerintah Jokowi serius melaksanakan agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)," kata Senior Officer Infid Hamong Santono di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (13/9/2015).
Menurut Hamong, acara ini berisi 17 tujuan dan 169 target. Beberapa agenda tersebut menyoal pengurangan ketimpangan, kemiskinan, kesetaraan gender, kerusakan hutan, dalmpak perubahan iklim dan beberapa hal lain. Sehingga masalah relevan tersebut harus diperhatikan Presiden Jokowi.
Absenya Jokowi membuktikan pemerintah Indonesia tidak berkomitmen dengan agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Menurut dia beberapa negara maju sangat fokus soal hal tersebut bahkan sudah memiliki institusi khusus.
"Beberapa negara maju seperti Australia punya institusi khusus SDGs, Jerman juga ada secara khusus. Nah Indonesia blank, enggak ada komitmen politik, dan juga enggak ada kerangka regulasi pelaksanaan dan mekanismenya," kata dia.
United Nations Summit ke-70 yang digelar di New York, Amerika Serikat, akan membahas dan mengesahkan agenda utama Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Develompent Goals/SDGs).
Menggantikan agenda Milenium Development Goals (MDGs), sejumlah pemimpin negara di dunia seperti Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Vladimir Putin, Hassan Rouhani, Xi Jinping dan Francois Hollande hadir dalam acara tersebut.
Sayangnya Presiden Joko Widodo memutuskan tidak menghadiri event bersejarah ini. Padahal kehadiran presiden merupakan wujud dukungan kepemimpinan, komitmen politik dan antusiasme Indonesia untuk melaksanakan agenda ini.
"Absennya Jokowi memunculkan tanda tanya besar, apakah pemerintah Jokowi serius melaksanakan agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)," kata Senior Officer Infid Hamong Santono di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (13/9/2015).
Menurut Hamong, acara ini berisi 17 tujuan dan 169 target. Beberapa agenda tersebut menyoal pengurangan ketimpangan, kemiskinan, kesetaraan gender, kerusakan hutan, dalmpak perubahan iklim dan beberapa hal lain. Sehingga masalah relevan tersebut harus diperhatikan Presiden Jokowi.
Absenya Jokowi membuktikan pemerintah Indonesia tidak berkomitmen dengan agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Menurut dia beberapa negara maju sangat fokus soal hal tersebut bahkan sudah memiliki institusi khusus.
"Beberapa negara maju seperti Australia punya institusi khusus SDGs, Jerman juga ada secara khusus. Nah Indonesia blank, enggak ada komitmen politik, dan juga enggak ada kerangka regulasi pelaksanaan dan mekanismenya," kata dia.
sumur
0
1.2K
Kutip
14
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan