- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Omzet Turun Jadi Rp1 Juta/Hari, UMKM Ini Terseret Lesunya Ekonomi


TS
ketek..basah
Omzet Turun Jadi Rp1 Juta/Hari, UMKM Ini Terseret Lesunya Ekonomi
Quote:
Metrotvnews.com, Jakarta: Tidak semua pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan penjualan di saat perekonomian Indonesia sedang lesu. Salah satu di antaranya adalah pengrajin tenun ikat Jepara.
Bagi Rohis, lesunya ekonomi Indonesia berpengaruh terhadap omzet kain tenun yang dia jual di tokonya di kawasan Kebayoran Baru. Menurutnya, omzet yang dicapainya tercatat hanya Rp1,5 juta per hari.
"Masalah penjualan omzet turun banyak. Di toko biasanya Rp3 juta sampai Rp4 juta per hari. Sekarang per harinya Rp1 juta. Paling mentok Rp1,5 juta per hari," ujar Rohis kepada Metrotvnews.com, saat ditemui di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Sabtu (12/9/2015).
Adapun saat ini Rohis sedang mengikuti sebuah pameran di JCC. Dalam pameran itu, Ia mengaku sudah memperoleh keuntungan hingga 10 persen. Sedangkan untuk omzet yang diraihnya dari pameran ini, tercatat Rp4 juta per hari. Namun baginya omzet yang dia raih itu menurun Rp16 juta dari pameran yang diikuti sebelumnya, meskipun pengunjung yang datang ke tempatnya diperkirakan 20 orang per hari.
"Sekarang hanya Rp4 juta per hari. Enggak kayak dulu. Sebelumnya minimal Rp20 juta per hari," tambah dia.
Adapun harga kain yang dijual cukup beragam. Untuk kain antik halus tercatat di kisaran Rp200 ribu per potong, kain Tangerang tenun di kisaran Rp250 ribu per potong, serta yang paling mahal kain NTT di kisaran Rp2 juta. "Tapi yang kain NTT itu bukan Jepara, hanya titipan teman," jelasnya.
Rohis juga menambahkan bahan baku untuk membentuk kain-kain tenun tersebut juga ada yang berasal dari luar negeri seperti India. "Bahan baku, 20 persennya dari luar negeri, sisanya (80 persen) dari dalam negeri," katanya.
Setelah dari JCC, dirinya kemungkinan bakal mengikuti pameran kerajianan lagi pada November di Surabaya. "Rencana yang pasti November di Surabaya. Karena kita binaan dari Bank BNI jadi ngikut saja," jelasnya.
Bagi Rohis, lesunya ekonomi Indonesia berpengaruh terhadap omzet kain tenun yang dia jual di tokonya di kawasan Kebayoran Baru. Menurutnya, omzet yang dicapainya tercatat hanya Rp1,5 juta per hari.
"Masalah penjualan omzet turun banyak. Di toko biasanya Rp3 juta sampai Rp4 juta per hari. Sekarang per harinya Rp1 juta. Paling mentok Rp1,5 juta per hari," ujar Rohis kepada Metrotvnews.com, saat ditemui di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Sabtu (12/9/2015).
Adapun saat ini Rohis sedang mengikuti sebuah pameran di JCC. Dalam pameran itu, Ia mengaku sudah memperoleh keuntungan hingga 10 persen. Sedangkan untuk omzet yang diraihnya dari pameran ini, tercatat Rp4 juta per hari. Namun baginya omzet yang dia raih itu menurun Rp16 juta dari pameran yang diikuti sebelumnya, meskipun pengunjung yang datang ke tempatnya diperkirakan 20 orang per hari.
"Sekarang hanya Rp4 juta per hari. Enggak kayak dulu. Sebelumnya minimal Rp20 juta per hari," tambah dia.
Adapun harga kain yang dijual cukup beragam. Untuk kain antik halus tercatat di kisaran Rp200 ribu per potong, kain Tangerang tenun di kisaran Rp250 ribu per potong, serta yang paling mahal kain NTT di kisaran Rp2 juta. "Tapi yang kain NTT itu bukan Jepara, hanya titipan teman," jelasnya.
Rohis juga menambahkan bahan baku untuk membentuk kain-kain tenun tersebut juga ada yang berasal dari luar negeri seperti India. "Bahan baku, 20 persennya dari luar negeri, sisanya (80 persen) dari dalam negeri," katanya.
Setelah dari JCC, dirinya kemungkinan bakal mengikuti pameran kerajianan lagi pada November di Surabaya. "Rencana yang pasti November di Surabaya. Karena kita binaan dari Bank BNI jadi ngikut saja," jelasnya.
sumur
0
1.3K
Kutip
12
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan