Quote:
Merdeka.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berharap kabinet Jokowi-JK lebih kompak dalam bekerja. Terutama di tengah lesunya kondisi perekonomian nasional.
Saling sindir dan melempar kritik dinilai memperburuk dan menimbulkan ketakutan investor yang akan menanamkan modalnya di Indonesia. Saran tersebut menyusul pernyataan Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli yang kerap membuat kontroversi.
"Itu sinyal yang buruk sekali buat investor. Sekarang misalnya Pak Rizal bilang 16.000 MW, sementara Pak Jokowi yang Presidennya langsung, Pak JK, Menteri ESDM (Sudirman Said) bilang 35.000 MW. Pertanyaan kalau saya jadi investor, ini sebenarnya Indonesia butuh berapa?" ujar Wakil Ketua Umum Kadin Suryani SF Motik di Jakarta, Sabtu (12/9).
Dalam pandangannya, Rizal Ramli tidak seharusnya ribut-ribut di depan publik soal realitas proyek listrik 35.000 MW. Kebijakan Presiden Jokowi memberikan target pembangunan listrik 35.000 MW dianggap tepat.
"Soal tidak tercapai itu nomor dua. Kalau kita mau men-setting target itu kan harus yang tinggi. Kalau ada kekhawatiran oknum di pemerintahan yang bermain, kan ada aturannya dan bisa dikontrol," jelas dia.
Jika memang Rizal Ramli tidak sejalan dengan program dan target yang ditetapkan Jokowi, seharusnya itu disampaikan di dalam sidang kabinet. Tanpa membawa persoalan internal kabinet ke ranah publik.
"Nah hal seperti itu tidak boleh terjadi lagi. Apalagi sesama mereka pengambil kebijakan. Kalau pemimpinnya saja ribut gimana rakyatnya. Jangan marah kalau rakyatnya berantem terus," ungkapnya.
sumur