- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Komdis PSSI Soroti Perangkat Pertandingan Piala Kemerdekaan


TS
rinhsstw
Komdis PSSI Soroti Perangkat Pertandingan Piala Kemerdekaan
Dua orang yang sedang dalam masa hukuman oleh Komdis PSSI tahun 2013 kini jadi perangkat pertandingan Piala Kemerdekaan.
Komisi Disiplin PSSI menemukan cacat pada turnamen Piala Kemerdekaan bentukan Tim Transisi Kemenpora. Perangkat pertandingan yang sedang menjalani masa hukuman dari Komdis PSSI ternyata ditemukan terlibat dalam turnamen yang kini sudah memasuki babak perempat-final tersebut.
Aris Munandar, menjadi inspektur wasit di sejumlah laga Piala Kemerdekaan. Meski status yang bersangkutan dihukum seumur hidup oleh Komdis pada tahun 2013, akibat menerima uang Rp50 juta dari pihak ketiga dalam putaran kedua 16 besar Divisi Utama 2013.
"Lucunya lagi, Aris Munandar menjadi inspektur wasit di dua lapangan (pertandingan) pada saat yang bersamaan. Bagaimana bisa seseorang berada di dua tempat secara bersamaan. Kalau begitu, bisa dikatakan yang satunya lagi adalah fiktif," urai Ahmad Yulianto, ketua Komdis PSSI dalam sesi jumpa pers, Kamis (27/8).
Laga yang dimaksud adalah Persidago Gorontalo kontra Yahukimo FC dan Persika Karawan kontra Cilegon United yang sama-sama dihelat 15 Agustus 2015, pukul 15.00 WIB. Menurut data laporan pertandingan yang dijadikan bahan oleh Komdis, Aris terlibat dalam delapan laga Piala Kemerdekaan sebagai instruktur wasit.
Selain Aris, yang dijadikan sorotan oleh PSSI adalah Bagong Yuwono. Yang bersangkutan sedang menjalani hukuman Komdis sejak 2013 karena membagi-bagikan uang kepada perangkat pertandingan dengan jumlah berbeda sehingga dihukum lima tahun larangan beraktivitas.
"Sekarang bagaimana kalau narapidana di sepakbola itu bisa memimpin pertandingan di sebuah turnamen," kata Ahmad. "Komisi Disiplin mempelajari dan mengingatkan kepada yang membuat turnamen Piala Kemerdekaan. Yang sebenarnya, mengajak untuk kita semua membuat sepakbola Indonesia lebih baik," papar Ahmad.
Untuk Aris, Komdis tidak akan mengambil tindakan lebih lanjut karena sudah dihukum larangan beraktivitas seumur hidup sejak 2013. Sedangkan ada kemungkinan untuk Bagong ditambah masa hukumannya yang kini tersisa tiga tahun.
sumur
Gunawan mengungkapkan soal masuknya bandar judi di turnamen Piala Kemerdekaan saat diperiksa Komdis PSSI.
Mantan pelatih Persipur Purwodadi, Gunawan, akhirnya memenuhi panggilan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Senin (24/8) siang. Sebelumnya, Gunawan mangkir dua kali dari sidang komdis.
Pemanggilannya oleh komdis berkaitan dengan komentarnya tentang adanya praktik match-fixing di kompetisi Divisi Utama 2013. Yang menarik adalah, pada kesempatan itu Gunawan juga mengungkapkan bahwa saat ini para bandar judi sudah masuk dalam turnamen Piala Kemerdekaan gelaran Tim Transisi bentukan Kemenpora.
"Dia (Gunawan) mengaku di beberapa grup turnamen tersebut sudah dimasuki oleh bandar-bandar tersebut dan Gunawan siap membeberkan semua ini," ucap Ahmad Yulianto, ketua Ketua Komdis PSSI.
Yulianto menambahkan, berdasarkan keterangan Gunawan grup A, C, dan D di turnamen itu, yang sudah dimasuki oleh para bandar judi. "Komdis punya rekaman soal keterangan pelatih Gunawan. Dia siap diperiksa terkait keterangan soal ini. Selanjutnya, kami melakukan kontak dan akan bekerja sama dengan interpol untuk penemuan dan penuturan dari Gunawan ini," bebernya.
Di lain pihak, Gunawan mengakui memberikan semua keterangan yang dia ketahui tentang praktik match-fixing di Indonesia kepada Komdis. "Saya berharap nantinya kompetisi sehat kembali. Keterangan yang saya sampaikan tidak ada yang ditambahi maupun dikurangi," tegasnya.
Di sisi lain, pada sidang itu empat mantan manajemen PSS yang diduga terkait kasus "sepakbola gajah" tidak hadir. Mereka adalah Supardjiono, Rumadi, Erry Febrianto alias Ableh, Edi Broto, ditambah mantan pengurus PSS, Subardi.
Mereka beralasan tidak bisa hadir karena ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan, dan akan dijadwalkan ulang pada 3 September nanti. "Komdis juga akan panggil PT Liga Indonesia dan anggota Komite Eksekutif PSSI, Djamal Aziz tanggal 3 Sepetember mendatang. Hal ini karena di tahun 2013 tidak ada degradasi di kompetisi Divisi Utama dan laporan coach Gunawan kepada Djamal Aziz," tambah Yulianto.
Sumur
Mari kita dukung Mengpora dan tim transisi untuk membersihkan sepak bola Indonesia dari para makpia dengan cara merekrut mantan antek makpia untuk menjalankan kompetisi tarkam yang diatur oleh para bandar judi. Untuk sepak bola Indonesia yang lebih baik
Komisi Disiplin PSSI menemukan cacat pada turnamen Piala Kemerdekaan bentukan Tim Transisi Kemenpora. Perangkat pertandingan yang sedang menjalani masa hukuman dari Komdis PSSI ternyata ditemukan terlibat dalam turnamen yang kini sudah memasuki babak perempat-final tersebut.
Aris Munandar, menjadi inspektur wasit di sejumlah laga Piala Kemerdekaan. Meski status yang bersangkutan dihukum seumur hidup oleh Komdis pada tahun 2013, akibat menerima uang Rp50 juta dari pihak ketiga dalam putaran kedua 16 besar Divisi Utama 2013.
"Lucunya lagi, Aris Munandar menjadi inspektur wasit di dua lapangan (pertandingan) pada saat yang bersamaan. Bagaimana bisa seseorang berada di dua tempat secara bersamaan. Kalau begitu, bisa dikatakan yang satunya lagi adalah fiktif," urai Ahmad Yulianto, ketua Komdis PSSI dalam sesi jumpa pers, Kamis (27/8).
Laga yang dimaksud adalah Persidago Gorontalo kontra Yahukimo FC dan Persika Karawan kontra Cilegon United yang sama-sama dihelat 15 Agustus 2015, pukul 15.00 WIB. Menurut data laporan pertandingan yang dijadikan bahan oleh Komdis, Aris terlibat dalam delapan laga Piala Kemerdekaan sebagai instruktur wasit.
Selain Aris, yang dijadikan sorotan oleh PSSI adalah Bagong Yuwono. Yang bersangkutan sedang menjalani hukuman Komdis sejak 2013 karena membagi-bagikan uang kepada perangkat pertandingan dengan jumlah berbeda sehingga dihukum lima tahun larangan beraktivitas.
"Sekarang bagaimana kalau narapidana di sepakbola itu bisa memimpin pertandingan di sebuah turnamen," kata Ahmad. "Komisi Disiplin mempelajari dan mengingatkan kepada yang membuat turnamen Piala Kemerdekaan. Yang sebenarnya, mengajak untuk kita semua membuat sepakbola Indonesia lebih baik," papar Ahmad.
Untuk Aris, Komdis tidak akan mengambil tindakan lebih lanjut karena sudah dihukum larangan beraktivitas seumur hidup sejak 2013. Sedangkan ada kemungkinan untuk Bagong ditambah masa hukumannya yang kini tersisa tiga tahun.
sumur
Gunawan mengungkapkan soal masuknya bandar judi di turnamen Piala Kemerdekaan saat diperiksa Komdis PSSI.
Mantan pelatih Persipur Purwodadi, Gunawan, akhirnya memenuhi panggilan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Senin (24/8) siang. Sebelumnya, Gunawan mangkir dua kali dari sidang komdis.
Pemanggilannya oleh komdis berkaitan dengan komentarnya tentang adanya praktik match-fixing di kompetisi Divisi Utama 2013. Yang menarik adalah, pada kesempatan itu Gunawan juga mengungkapkan bahwa saat ini para bandar judi sudah masuk dalam turnamen Piala Kemerdekaan gelaran Tim Transisi bentukan Kemenpora.
"Dia (Gunawan) mengaku di beberapa grup turnamen tersebut sudah dimasuki oleh bandar-bandar tersebut dan Gunawan siap membeberkan semua ini," ucap Ahmad Yulianto, ketua Ketua Komdis PSSI.
Yulianto menambahkan, berdasarkan keterangan Gunawan grup A, C, dan D di turnamen itu, yang sudah dimasuki oleh para bandar judi. "Komdis punya rekaman soal keterangan pelatih Gunawan. Dia siap diperiksa terkait keterangan soal ini. Selanjutnya, kami melakukan kontak dan akan bekerja sama dengan interpol untuk penemuan dan penuturan dari Gunawan ini," bebernya.
Di lain pihak, Gunawan mengakui memberikan semua keterangan yang dia ketahui tentang praktik match-fixing di Indonesia kepada Komdis. "Saya berharap nantinya kompetisi sehat kembali. Keterangan yang saya sampaikan tidak ada yang ditambahi maupun dikurangi," tegasnya.
Di sisi lain, pada sidang itu empat mantan manajemen PSS yang diduga terkait kasus "sepakbola gajah" tidak hadir. Mereka adalah Supardjiono, Rumadi, Erry Febrianto alias Ableh, Edi Broto, ditambah mantan pengurus PSS, Subardi.
Mereka beralasan tidak bisa hadir karena ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan, dan akan dijadwalkan ulang pada 3 September nanti. "Komdis juga akan panggil PT Liga Indonesia dan anggota Komite Eksekutif PSSI, Djamal Aziz tanggal 3 Sepetember mendatang. Hal ini karena di tahun 2013 tidak ada degradasi di kompetisi Divisi Utama dan laporan coach Gunawan kepada Djamal Aziz," tambah Yulianto.
Sumur
Mari kita dukung Mengpora dan tim transisi untuk membersihkan sepak bola Indonesia dari para makpia dengan cara merekrut mantan antek makpia untuk menjalankan kompetisi tarkam yang diatur oleh para bandar judi. Untuk sepak bola Indonesia yang lebih baik

Diubah oleh rinhsstw 10-09-2015 13:57
0
2.5K
21


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan