Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mahadewakuntiAvatar border
TS
mahadewakunti
Bule Australia Ini Menjadi Hindu dan Jadi Pemangku di Bali, Ini Kisahnya
Bule Australia Ini Menjadi Hindu dan Jadi Pemangku di Bali, Ini Kisahnya

Senin, 7 September 2015 10:00



Tribun Bali/Luh De Dwi Jayanthi

Jero Mangku Budhi Dharma yang bernama asli Ian Fiddes, melakukan pawintenan sebagai pemangku di Bali. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Luh De Dwi Jayanthi

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Menelusuri jalan setapak di tengah bentangan sawah yang hijau. Terdapat sebuah rumah yang dibangun di ujung jalan.

Tepatnya  di pinggir Sungai Pakerisan, Jero Mangku Budhi Dharma merupakan Jero Mangku dari Australia, Ia mendesain sendiri kediamanannya bernuansa alami.

Lengkap dengan pesraman untuk latihan meditasi.


Jero Mangku Budhi Dharma yang bernama asli Ian Fiddes, melakukan pawintenan sebagai pemangku di Bali. (TRIBUN BALI/LUH DE DWI JAYANTHI)

Jero Budhi -sapaan akrabnya- memiliki rumah di Banjar Bone Kelod, Desa Bone, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali.

Setelah melewati jalan sepeda motor kurang lebih 200 meter, maka sampailah di rumah Jero Budhi yang tampak seperti vila.

Bangunan-bangunan rumahnya dihubungkan dengan anak tangga.

Terasa natural dengan sajian pohon kamboja dan suara burung saling bersahutan.

Namun ada yang lain di rumah ini.

Saat turun tangga dari pintu  masuk utama rumah menuju ke utara, terlihat seorang bule, berambut pirang yang dikuncir satu.

Ia keluar dari kamarnya membawa map merah, lalu matanya terbelalak melihat kehadiran Tribun Bali.

Tribun Bali mengucapkan salam "Om Swastyastu", Jero Budhi lalu membalasnya.

Dengan sapaan ramahnya, ia kemudian mempersilahkan Tribun Baliuntuk naik ke dapurnya yang berada di sebelah utara atas dekat dengan bale berbentuk jineng.

Suasana saat itu panas, Jero Budhi lalu menarik ke atas tirai bambu yang menutupi beranda dapurnya.

Biarpun rumahnya berada di tebing Sungai Pakerisan, namun tak terdengar suara gemericik air, sungainya jauh di bawah.

Masyarakat Hindu di Bali saat mengadakan upacara agama dipuput oleh Jero Mangku.

Jero Mangku biasa diidentikkan dengan keturunan mangku dan tentunya beragama Hindu.

Jero Budhi merupakan Jero Mangku "Bule".

Pemilik nama asli Ian Fiddes ini sudah merantau ke Bali sejak 20 tahun lalu.

"Saya ke Bali untuk bertemu dengan guru saya untuk belajar Siwa Buddha-Buddha Tantrayana," ujar Jero Budhi dengan air muka heran.

Saat Tribun Bali bertemu dengan Jero Budhi, ia terlihat menghayati setiap perkataan yang dikeluarkan.

Layaknya pantonim yang diselingi dengan lelucon.

Ketika itu, tahun 1994 Jero Budhi belajar dengan guru Sri Acarya Ratu Kumara Panji Pandita di Buleleng.

Setelah ia belajar lalu merasa cocok, ia menganut paham Siwa-Budha Hindu Dharma Bali.

"Mulai saat itu saya berkeyakinan Hindu," ungkapnya yakin, terlihat dari tatapan matanya yang biru.

Sebelum itu, semua agama sudah Jero Budhi pelajari.

"I don't understand, saya sedikit bingung kemudian membaca cerita Buddha tentang Siwa Buddha-Buddha Tantrayana sehingga menjadi Buddhist sejak umur 34 tahun," ungkap Jero Budhi dengan Bahasa Inggris campur Bahasa Indonesia sambil menyeruput kopi hitamnya.

Sejak kecil, Jero Budhi suka duduk menyendiri, menatap langit dan melihat awan.

"Sejak kecil semasih di Australia saya suka melihat langit sendirian. Mengkhayal, oh awannya bentuk kelinci, Surga sekali rasanya," tuturnya sambil menunjuk jarinya ke atas melihat langit yang biru kala itu.

Ia juga sering meditasi, itu memberikan kenyamanan bathinnya.

Setelah Jero Budhi menganut Hindu, ia rajin sembahyang ke pura.

Anehnya setiap ia bertemu dengan orang yang memiliki ilmu kebathinan selalu menyarankan ia untuk mewinten.

Saat itu sekitar tahu 2002 ia sempat tangkil ke Pura Tirta Ketipat, Buleleng.

"Dia itu mangku, tak cocok ke pura pakai pakaian adat biasa. Harus serba putih," sahut Jero Budhi menirukan perkataan Jero Mangku Pura Tirta Ketipat, Buleleng.

Dengan logat bulenya yang kental, Jero Budhi bercerita kalau orang-orang saat itu melihat dirinya sebagai seorang spiritual.

Saat itu Jero Budhi masih tidak mengerti, heran dan berpikir apa yang mereka maksud. Mungkin mereka hanya bercanda.

Akhirnya Jero Budhi mewinten berdasarkan saran dari guru dan pemangku.

Tahun 2004 Jero Budhi pertama kali mewinten Saraswati di rumahnya sekarang Banjar Bone Kelod, Desa Bone, Blahbatuh, Gianyar.

Jero Budhi saat itu tidak mengerti arti dari mewinten. Jero Budhi dalam bathinnya tak ingin menjadi pemangku.

"Saat itu saya masih emosional, masih tak menginginkan menjadi pemangku," kenang Jero Budhi dengan mengerut alisnya dan mengangkat kedua tangannya setinggi dada menandakan heran.

Mewinten kedua  bertempat di Grya Budha Batuan, Gianyar oleh Ida Pedanda Buda Jelantik pada tahun 2005.

Saat itu Jero Budhi hanya mengantar rombongan untuk melukat ke sana. Namun setelah upacara melukatnya selesai dilakukan, tiba-tiba Jero Budhi diminta untuk membuka bajunya.

"Saya kaget, saya tanya semuanya dibuka pedanda? canda saya," guyon Jero Budhi yang sebenarnya ia diminta untuk melukat. Saat itulah Jero Budhi resmi menjadi Jero Mangku Budhi Dharma.

Pewintenan kedua ini sebenarnya sudah direncanakan  oleh  Ida Pedanda Buda Jelantik dan masyarakat Bone tanpa sepengetahuan Jero Budhi sendiri.

Waktu itu juga dihadirkan saksi dari Parisada Hindu Dharma Indonesia Bali.

"Saya melaksanakan pewintenan ini karena menghormati masyarakat Bone," imbuhnya.

Ia mengaku mendapat dorongan dari masyarakat Desa Bone sehingga ia bersedia mewinten.

Tidak mengerti apa yang terjadi, tiba-tiba saya diminta untuk melepaskan baju, lalu melukat.

Untuk ketiga kalinya, Jero Budhi mewinten pemangkuan di Pura Panji bulan November 2008.

Saat itu Jero Budhi diminta untuk mekemit di Pura Panji, Desa Panji, Kecamatan Banjar, Buleleng.

Dari cerita Jero Budhi, ia menggambarkan saat itu tiba-tiba datang tiga bus yang semua penumpangnya adalah pemangku dan balian dari Desa Bone dan pura di bagian utara. (*)

http://bali.tribunnews.com/2015/09/0...i-ini-kisahnya

bukti kalo agama asli indonesia diminati oleh orang asing. selain hindu bali, agama lokal seperti subud, sapta darma dll juga berkembang di luar negeri
0
3.4K
11
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan