Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com — Pengajar ilmu politik dari Universitas Sumatera Utara, Faisal A Mahrawa, menilai, janji kampanye Presiden Joko Widodo untuk dapat menyerap 10 juta pegawai akan sulit diwujudkan dengan kondisi perekonomian seperti saat ini. Bahkan, bukan tenaga kerja yang terserap, justru pemutusan hubungan kerja massal yang terjadi saat ini.
"Sekarang banyak yang sudah di-PHK dan banyak yang sudah dirumahkan. Ini sesungguhnya bagian dari PHK yang sesungguhnya," kata Faisal saat diskusi bertajuk "Ekonomi PHP (Pemberi Harapan Palsu)" di Jakarta, Minggu (6/9/2015).
Janji penyerapan 10 juta tenaga kerja itu merupakan salah satu penjabaran dari cita-cita Jokowi yang terdapat di dalam Nawacita. Faisal khawatir, dengan kondisi saat ini, Nawacita Jokowi tersebut justru akan berganti nama.
"Hari ini kita melihat akan yang digembar-gemborkan tentang Nawacita itu, kini menjadi Nawasiksa," ujarnya.
Faisal mengingatkan agar pemerintah dapat segera hadir di tengah masyarakat untuk memberikan solusi konkret dalam menangani persoalan ini. Pemerintah sudah tidak perlu lagi mengumbar janji seperti masa kampanye dulu.
"Nawacita ini digambarkan dengan kehadiran negara. Jadi (negara) jangan hanya singgah," ujarnya.
sumur