- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Naikkan Harga BBM Dianggap Jalan Instan Balikkan Modal Pertamina


TS
ketek..basah
Naikkan Harga BBM Dianggap Jalan Instan Balikkan Modal Pertamina
Quote:
Metrotvnews.com, Jakarta: Direktur Pembinaan dan Program Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi mengatakan PT Pertamina (Pertamina) melaporkan kerugian perusahaan sebesar Rp13,2 triliun akibat tidak melakukan penyesuaian menaikkan harga BBM.
Untuk itu, saat ini menurutnya Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan mencari cara untuk menutup kerugian tersebut karena Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak boleh merugi. Hanya saja, kata Agus, anggaran untuk menambal rugi itu tidak boleh menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Jalan instannya memang naikkan harga BBM dan aksi korporasi ditanggung BUMN. Karena BUMN kan milik negara. Makanya saya tidak bisa bicara apakah harga BBM tetap tidak bisa naik di bulan ini. Yang jelas periode September ini masih sama harganya," terang Agus dalam dialog energi kita di Gedung Pers Jakarta Pusat, Minggu (6/9/2015).
Agus menjelaskan selama ini Pertamina tetap mempertahankan harga jual BBM karena kesepakatan antara pemerintah dan Komisi VII DPR untuk mengevaluasi perkembangan harga minyak dunia serta kurs rupiah selama 6 bulan sekali.
"Pada saat melaksanakan penyesuaian BBM ini telah terjadi kekurangan bayar atau rugi Rp13,2 triliun sampai Agustus 2015 karena harga BBM tetap Rp7.300 dan Solar Rp6.900 per liter. Ini adalah bulan jatuh tempo evaluasi, tapi kita masih sepakat di harga lama," kata Agus.
Seharusnya, kata Agus, harga BBM Premium di September 2015 naik menjadi Rp7.700 per liter akibat depresiasi kurs rupiah, fluktuasi harga minyak dunia yang sudah naik lagi, dan tambahan biaya-biaya lain.
"Harga minyak susah diprediksi karena sekarang mulai naik lagi sampai US$50 per barel. Perhitungannya BBM untuk sampai ke Indonesia butuh banyak biaya, seperti ada tambahan ongkos khusus Premium lebih dari Rp800. Jadi ketemu itungannya Rp7.700," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika menjelaskan, harga BBM di banker Singapura saat ini sekira USD450 per metrik ton atau Rp6.300 per liter untuk jenis Pertamax Plus RON 95. Jika diekspor ke Indonesia, maka ditambah ongkos lain termasuk pajak menjadi Rp6.900 per liter.
"Jadi menjual harga BBM Rp7.300 sudah untung, tapi kenapa pemerintah bilang Pertamina masih rugi terus. Kalau pemerintah nutupin kerugian Pertamina, namanya subsidi, tapi masa rakyat yang harus nombokin perusahaan," tegas Kardaya.
DRI sumur
Untuk itu, saat ini menurutnya Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan mencari cara untuk menutup kerugian tersebut karena Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak boleh merugi. Hanya saja, kata Agus, anggaran untuk menambal rugi itu tidak boleh menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Jalan instannya memang naikkan harga BBM dan aksi korporasi ditanggung BUMN. Karena BUMN kan milik negara. Makanya saya tidak bisa bicara apakah harga BBM tetap tidak bisa naik di bulan ini. Yang jelas periode September ini masih sama harganya," terang Agus dalam dialog energi kita di Gedung Pers Jakarta Pusat, Minggu (6/9/2015).
Agus menjelaskan selama ini Pertamina tetap mempertahankan harga jual BBM karena kesepakatan antara pemerintah dan Komisi VII DPR untuk mengevaluasi perkembangan harga minyak dunia serta kurs rupiah selama 6 bulan sekali.
"Pada saat melaksanakan penyesuaian BBM ini telah terjadi kekurangan bayar atau rugi Rp13,2 triliun sampai Agustus 2015 karena harga BBM tetap Rp7.300 dan Solar Rp6.900 per liter. Ini adalah bulan jatuh tempo evaluasi, tapi kita masih sepakat di harga lama," kata Agus.
Seharusnya, kata Agus, harga BBM Premium di September 2015 naik menjadi Rp7.700 per liter akibat depresiasi kurs rupiah, fluktuasi harga minyak dunia yang sudah naik lagi, dan tambahan biaya-biaya lain.
"Harga minyak susah diprediksi karena sekarang mulai naik lagi sampai US$50 per barel. Perhitungannya BBM untuk sampai ke Indonesia butuh banyak biaya, seperti ada tambahan ongkos khusus Premium lebih dari Rp800. Jadi ketemu itungannya Rp7.700," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika menjelaskan, harga BBM di banker Singapura saat ini sekira USD450 per metrik ton atau Rp6.300 per liter untuk jenis Pertamax Plus RON 95. Jika diekspor ke Indonesia, maka ditambah ongkos lain termasuk pajak menjadi Rp6.900 per liter.
"Jadi menjual harga BBM Rp7.300 sudah untung, tapi kenapa pemerintah bilang Pertamina masih rugi terus. Kalau pemerintah nutupin kerugian Pertamina, namanya subsidi, tapi masa rakyat yang harus nombokin perusahaan," tegas Kardaya.
DRI sumur
pertamina untung rakyat buntung
0
566
Kutip
2
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan