Quote:
Merdeka.com - Pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) yang sudah menyentuh angka hingga lebih dari Rp 14.000 membuat masyarakat Indonesia khawatir. Masyarakat takut krisis ekonomi tahun 1997-1998 akan kembali melanda Indonesia.
Bank Indonesia (BI) menegaskan, karut marut kondisi perekonomian Indonesia saat ini jauh berbeda dari kondisi 1997-1998. Kepala Divisi Operasi Valas, Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, Rahmatullah Sjamsudi menjelaskan, meski dari sisi nilai, Rupiah terhadap USD tahun 2015 hampir mendekati angka 1997-1998, namun kondisinya berbeda.
"Walau level hampir sama dengan tahun 1998 tapi different story (berbeda cerita)," ucapnya di Bandung, Sabtu (5/9).
Rahmat memaparkan, tahun 1997-1998, nilai tukar Rupiah melonjak drastis dari angka Rp 2.400 per USD ke kisaran angka Rp 15.000 per USD.
"Kondisi 2015 (rupiah terdepresiasi) mulai dari Rp 8.000," tutur Rahmat.
Kondisi depresiasi Rupiah terhadap USD dengan nilai yang hampir sama dengan tahun 1998 tidak hanya terjadi di Indonesia.
"Kondisi nilai mata uang terhadap dolar yg hampir seperti 98 itu tidak hanya terjadi terhadap Rupiah. Ringgit Malaysia, India juga," tuturnya.
Oleh sebab itu, Rahmat meminta masyarakat untuk tidak melihat dari sisi nilainya melainkan dari sisi volatilitasnya di mana kondisi saat ini relatif jauh lebih baik dibandingkan tahun 1997-1998.
"Yang kami (BI) jaga itu volatilitasnya bukan nilainya, ini untuk mengurangi uncertainty," tutupnya.
(mdk/idr)
sumur