Quote:
Pasuruan - Dua bocah bersaudara ini dipaksa mencari uang mengamen di perempatan dan alun-alun. Mereka harus mempu mengumpulkan sejumlah uang agar tak menerima amarah dari ibu tirinya. Sang ibu tiri akan memukuli dan mencambuk dengan ikat pinggang jika keduanya tak memberikan uang saat mendatangi tempat dimana mereka menjual suara.
Kisah di atas bukan penggalan cerpen atau cuplikan film, melainkan kejadian dialami gadis kakak-beradik, LN (14) dan FT (10), asal Kota Pasuruan. Sejak ayahnya meninggal 2013 lalu, sikap ibu tirinya, Neneng Yati, berubah. Kehidupan mereka berubah dan harus jalani penderitaan dan masa kelam sebagai anak-anak.
LN yang sempat bersekolah di SMP disuruh berhenti dan dipaksa bekerja. Omelan dan pukulan sering mereka terima jika Neneng tengah marah.
"Saya dan adik disuruh berhenti sekolah dan diminta ngamen buat cari uang. Ngamen di lampu merah sama di Alun-alun," kata LN ditemui di Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Pasuruan, Sabtu (5/9/2015).
Bak seorang bos, tiap sore, Neneng datang menghampiri LN dan FT di Alun-alun Kota Pasuruan. Dia lalu mengambil paksa uang hasil jerih payah keduanya.
Bahkan jika uang tak mencapai Rp 50.000, Neneng tak segan-segan memukul bahkan beberapa kali menyundutkan rokok ke tangan dan kaki mereka. Tubuh keduanya banyak terdapat bekas luka.
"Setelah uang dirampas, kami ditinggal. Nggak boleh pulang," imbuh LN.
Jumat (4/9), keduanya memilih kabur ketika Neneng mendatangi mereka membawa ikat pinggang yang biasa digunakan mencambuk mereka. Mereka belum mendapatkan uang sesuai target.
Setelah berhasil kabur, keduanya kemudian tertidur di halaman rumah warga di Kelurahan Bangilan, Kecamatan Purworejo. Warga yang mendapati keduanya lantas membawa LN dan FT ke kantor LPA Kota Pasuruan. (dra/dra)
sumur
Tangkap ib tirinya dan kasih hukuman yg berat