Pada perdagangan hari ini nilai tukar rupiah kembali mengalami penurunan terhadap dollar AS (4/9). Mata uang lokal kembali terjerat dalam tekanan jual disebabkan oleh kenaikan yang dialami oleh mata uang Paman Sam. Dollar AS sedang menguat didukung oleh membaiknya data yang dirilis malam tadi.

Nilai tukar dollar AS pada sesi perdagangan Jumat ini masih melanjutkan kenaikan meskipun tampak terbatas. Mata uang Negeri Paman Sam tersebut ditopang oleh rilis data neraca perdagangan dan ISM Non Manufacturing PMI yang mantap malam tadi. Membaiknya indikator ekonomiAS membuat para pelaku pasar lebih yakin bahwa Fed akan menaikkan suku bunga acuan tahun ini.

Peningkatan indeks dollar membuat nilai tukar rupiah tertekan. Mata uang dalam negeri sendiri memang masih rentan terhadap tekanan jual karena kekhawatiran menggenai melambatnya ekonomi Tiongkok berpotensi menimbulkan spillover bagi ekonomi dalam negeri.

Hari ini rupiah dibuka pada posisi 14.176,00 per dollar AS. Mata uang lokal tersebut mengalami penurunan terbatas dibandingkan posisi penutupan perdagangan Kamis sore yang ada di level 14.170,40 per dollar. Hingga saat ini pergerakan mata uang dalam negeri tersebut makin dalam di teritori negatif yaitu pada posisi 14.180,00 per dollar AS, sudah membukukan penurunan sebesar 9,60 poin atau setara dengan 0,07 persen.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan hari ini berpotensi untuk bertahan di dalam sentiment negatif. Para investor masih belum menemukan pijakan yang cukup kuat untuk membuat rebound saat ini menjadi kondisi yang solid. Memburuknya ekonomi Tiongkok dikhawatirkan akan berdampak cukup signifikan terhadap kondisi ekonomi dalam negeri.

Mata uang rupiah hari ini berpotensi kembali mengetes level support pada posisi 14.200 dan 14.250 per dollar AS. Sedangkan level resistance harian yang akan dites ada pada 14.100 dan 14.050 per dollar.