Chatrina Kejari Bekasi, Mudiknya Srikandi Adhyaksa
0
By vina on August 28, 2015

Masa jabatan Enen Sari Banon sebagai Kepala Kejaksaan Bekasi berakhir. Kini kursi adhiyaksa Kota Bekasi itu akan dijabat mantan Kepala Biro Hukum KPK, Chatarina Mauliana Girsang sebagai Kejari Bekasi.

Perempuan berusia 38 tahun itu mulai dikenal saat awal kasus Praperadilan Budi Gunawan bergulir. Namun di tengah jalan, Chatarina ditarik ke Kejaksaan.

Kota Bekasi bukan hal baru buat Chatarina. Pasalnya, perempuan kelahiran 19 November 1972 itu mengawali karir di Kejari Bekasi, pada tahun 1999. Baru satu bulan menjadi jaksa, ia langsung ditarik ke Kejaksaan Agung menjadi staff khusus Jaksa Agung.

“Jadi, membantu Jaksa Agung yang pada waktu itu zamannya Pak Marzuki Darusman dan Pak MA Rahman,” jelasnya.

Namun entah kenapa, sekitar awal tahun 2002 hingga 2005, Chatrina kembali ke Kejari Bekasi. Kali ini dirinya menjabat sebagai Kasubsi Ekonomi Moneter Divisi Intelijen di Kejaksaan Negeri Bekasi. Sambil bekerja, ia meneruskan pendidikannya. Jurusan Pidana Internasional di Universitas Padjadjaran menjadi pilihannya bergelar master.

“Lulus tahun 2007, S2 saya juga lulus dengan predikat cum laude,” tukasnya.

Perempuan yang berusia 38 tahun ini sudah memiliki cita-cita menjadi jaksa sejak di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Ia termotivasi menjadi jaksa ketika masa mudanya sering menonton film kriminal dan hukum. Niatnya menjadi penegak hukum mendapat penolakan dari orang tuanya. Orang tuanya justru berharap ia menjadi dokter. Karena keyakinannya sudah bulat, orang tuannyapun luluh juga.

Untuk mencapai impiannya sebagai seorang jaksa, ia menempuh kuliah hukum di Universitas Brawijaya Malang. Ia bergabung dengan korps Adhyaksa pada tahun 1996. Chatrina Mauliana Girsang langsung ditugaskan di Pusat Pendidikan Pelatihan dan Kejaksaan.

Pada tahun 2005 karir Chatarina semakin moncer. Kali ini, ia dipercaya untuk menuntut para koruptor agar diadili. Di tahun tersebut hingga 2014, ia ditugaskan di KPK menjebloskan para koruptor ke bui. Baginya, apa pun dan di manapun tugasnya adalah sama menegakkan keadilan.

“Jadi, prinsip saya bagaimana pun saya juga harus bertanggung jawab dengan Tuhan. Jadi saya mencoba prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan. Saya harus berusaha dalam perkara kita, apakah dilakukan secara adil?” ujar wanita mungil nan cerdas dan tegas ini.

Chatrina yang mengundurkan diri saat menangani kasus Budi Gunawan, yakni 31 Maret 2015 ia kembali ke Kejaksaan Agung. Dan kini, kiprah perempuan yang berpembawaan tenang dan pernah dijuluki media sebagai “penjegal para koruptor” ini mudik kembali ke Kota Bekasi.

“Selamat datang Srikandi Adhiyaksa. Kiprahmu ditunggu menegakkan keadilan dan kebenaran di Kota Bekasi.(elfath, bebagai sumber)