Go-Jek sedang berada di tengah euforia yang ditandai dengan kemajuan pesat, diiringi banjir bonus dari perusahaan. Apa yang akan terjadi ketika "Gojekforia" ini berakhir?
Quote:
“Penghasilan Driver Go-Jek Capai Rp11 Juta per Bulan”, begitu headline salah satu media yang memberitakan tentang Go-Jek.
Awal bulan lalu, Kompas.com juga memberitakan bahwa Go-Jek adalah startup Indonesia dengan pertumbuhan nomor satu.
Secara kasat mata, bagi kita yang tinggal di Jabodetabek dapat dengan mudah melihat kian banyaknya driver Go-Jek dengan ciri khas helm hijaunya yang berseliweran di jalan raya.
Standar pelayanan, kemudahan pemesanan, tarif promosi flat yang murah serta insentif bonus user get user membuat penduduk metropolitan berbondong mencobanya.
Penetrasi yang Agresif
Tahun lalu, Go-Jek mendapat investasi dari Northstar Group yang nilainya tidak disebutkan. Pada kuartal kedua tahun 2015 ini Go-Jek kembali mendapat pendanaan dari Sequoia Capital, yang besarannya juga dirahasiakan dari media.
Sebagai gambaran perkiraan masifnya pendanaan yang diberikan, tahun lalu online marketplace Tokopedia mendapat pendanaan dari koalisi Sequoia Capital dan SoftBank dengan nominal sebesar 100 juta dollar, yang jika dirupiahkan dengan kurs saat ini sekitar 1,4 triliun rupiah.
Bukan kebetulan, tak lama setelah mendapatkan pendanaan dari Sequoia Capital Go-Jek agresif melakukan perekrutan talenta, memberikan harga promosi yang amat menarik serta memberikan insentif baik di sisi customer maupun driver untuk mendorong percepatan penetrasi pasar.
Di sisi customer, Go-Jek memberlakukan tarif flat yang murah meriah plus memberikan insentif 50 ribu rupiah dalam bentuk Go-Jek Credit jika mereferensikan Go-Jek kepada calon pengguna lain.
Strategi ini berhasil mendorong Go-Jek tembus angka satu juta pesanan pada awal Juli tahun ini, sekitar enam bulan setelah versi aplikasinya diluncurkan.
Di sisi driver, Go-Jek akan mensubsidi selisih biaya antara tarif flat dengan tarif yang seharusnya. Driver juga akan diberikan tambahan 50 ribu rupiah untuk setiap lima kali order yang berhasil dijalankan.
Mungkin ada insentif-insentif lainnya, namun setidaknya itulah yang saya tahu dari hasil obrolan dengan para driver Go-Jek.
Tingginya demand dan besarnya insentif ini jelas membuat banyak orang tertarik untuk bergabung menjadi driver Go-Jek.
Awal Agustus ini dikabarkan bahwa tak kurang dari 15 ribu orang yang telah menjadi driver Go-Jek. Ditambah lagi dengan open recruitment masal yang dilakukan di Senayan pasca lebaran kemarin, kemungkinan jumlah driver Go-Jek sat ini lebih dari 20 ribu orang.
Gojek-foria
Harga promosi dan insentif yang diberikan Go-Jek otomatis mendorong pertumbuhan demand disisi customer.
Ditambah lagi dengan hebohnya pemberitaan mengenai Go-Jek di media tentang besarnya pendapatan yang bisa didapatkan oleh para driver, maka ini bisa dibaca sebagai euforia masyarakat terhadap pertumbuhan layanan ini, istilah saya: Gojekforia.
Ojek on demand dengan harga yang amat murah adalah solusi praktis untuk menjawab kebutuhan warga Jabodetabek dan kota besar lainnya untuk gesit menembus kemacetan kota. Sebuah solusi yang belum bisa diberikan oleh transportasi publik kita.
Namun sampai kapan pihak Go-Jek harus senantiasa boncos membiayai strategi user acquisition dengan model seperti ini? Belum lagi ditambah biaya operasional Go-Jek yang diantaranya memberikan masker dan shower cap bagi customernya serta helm dan jaket bagi driver.
Rencana menuju harga yang rasional sudah disampaikan sang CEO, Nadiem Makarim pada awal Agustus ini di salah satu media. Beliau mengutarakan hal yang masih menahan Go-Jek untuk menuju harga normal adalah sang kompetitor utama, GrabBike yang masih memberikan harga promosi.
Artinya saat GrabBike berhenti memberikan tarif promosi, maka tinggal tunggu waktu pihak Go-Jek akan menutup keran insentifnya.
Minggu lalu, Go-Jek sudah mulai menaikkan tarif promosi yang tadinya 10 ribu rupiah sekarang menjadi 15 ribu rupiah. Sinyal-sinyal layanan ojek on demand ini untuk menuju harga normal sudah mulai terlihat.
Prediksi saya, jika tarif menjadi normal, maka demand Go-Jek lebih kecil dari sekarang, dari yang tadinya mass market menjadi segmen kelas menengah yang non price-sensitive dan membutuhkan kenyamanan serta kecepatan untuk mencapai tujuan.
Kesetiaan & Tarif Promosi
Sesaat setelah tarif flat Go-Jek naik ke 15 ribu rupiah, saya menanyakan kepada sang driver berapa harga yang seharusnya saya bayarkan untuk rute yang baru saja saya jalani, yaitu Stasiun Pondok Cina sampai Cimanggis, Depok.
Sang driver menunjukkan di layar ponselnya besaran tarif normalnya adalah 41 ribu rupiah dengan rincian dibayar oleh saya 15 ribu rupiah, dan disubsidi oleh Go-Jek dikirim langsung ke rekeningnya sebesar 17.800 rupiah, sisanya merupakan bagian yang diambil Go-Jek.
Biaya 15 ribu rupiah untuk rute Cimanggis - Pondok Cina jelas harga yang menarik bagi saya, namun harga 41 ribu rupiah untuk layanan ojek akan membuat saya berpikir lagi untuk menggunakan Go-Jek secara harian.
Bahkan harga ini kalah bersaing dengan langganan ojek pangkalan disini yang memberikan harga di kisaran 30 ribuan untuk rute yang sama.
Selama tarif promosi ini saya masih setia menggunakan Go-Jek.
Yang menarik untuk dilihat adalah fenomena para manajer dan karyawan lainnya yang kemarin meninggalkan kerja kantoran untuk beralih profesi menjadi full-time driver Go-Jek.
Apakah mereka akan tetap setia menjadi driver Go-Jek saat harga promo berakhir dan demand Go-Jek menuju titik keseimbangan baru?
sumber
Cek Disini
Ane juga user gojek gan, betul ane akuin yang bikin menarik selama ini tarif promonya itu, dengan tarif promo 15000 itu jarak tempat kerja ane di Sunter sampe rumah ane di Kalimalang itu udah murah banget bandingkan nanti kalo gojek menerapkan harga normal, ane bisa ngeluarin biaya sebesar 75000 untuk sekali perjalanan, dengan ongkos segitu mungkin ane bakal beralih ke angkutan umum yang lebih murah lagi.
Komeng para Kaskuser dan sesama user gojek
Quote:
Original Posted By ularpiton►Harga ga masalah sih gan selama pihak gojek masih untung sih...
tapi menurut ane dengan orang yang udah terbiasa dan sudah menjadi kebutuhan ane rasa masih bisa berjaya kok
Hal yang mesti ane kasih tau dan waspadai untuk pengendara gojek:
-Saat ini yang ane lihat dan kenapa Rider Gojek bisa dapat penghasilan tinggi karena permintaan banyak, saingan sedikit, dan Rider juga masih sedikit.
-Dengan dibukanya besar-besaran lowongan untuk jadi pengendara gojek otomatis saingan sesama gojek sendiri juga makin ketat.
-Belum ditambah perusahaan lain seperti yang ane tau sekarang itu ada Grab Bike, Ojek Syar'i dan Blu jek
- Nah yang ane takutkan kedepannya akan sama seperti supir taksi sekarang ini...
Untuk itu ane mau saranin kalo bisa itu uang yang sekarang bener2 besar dari pendapatn gojek lebih baik ditabung untuk buka usaha suatu saat nanti..
itu aja sih saran ane

Setuju gan, tuh para driver gojek dengerin

pendapatan yang besar sekarang mending ditabung buat usaha lain, kita ga akan pernah tau prospek usaha jadi driver gojek kedepannya akan seperti apa, apalagi kalo masa promonya sudah habis dan berlaku tarif normal
Quote:
Original Posted By noiseboy►tergantung tarif ny sih nanti gan, klo emang masih masuk akal kaya nya masih bisa deh
Quote:
Original Posted By rizal wirawan►Kalo gojek promo terus gmana ya
Quote:
Original Posted By charlies.cloth►kalo promonya selesai bakal modar tuh gojek
Pengennya sih ada promo selamanya, tapi mungkin ga sih
Quote:
Original Posted By sunsetrain►ane pribadi kalau udh gk promo, gk naik gojek lg. mahal
iya gan, harga normal sama harga promo bedanya jauh banget sih
Quote:
Original Posted By rawonpincuk►Ngelihat dari strategi marketingnya yang sukses mendapatkan pelanggan dengan promo, ane rasa gojek udah nyiapin langkah selanjutnya untuk mempertahankan pelangganya

Langkah selanjutnya: memperpanjang promo gan biar ga kehilangan penumpang
Quote:
Original Posted By biskuitenak►nah! Itu dia pertanyaan terbesar. Mungkin grab bike yg mau promo gan, gantian gitu
Selama ini mereka berdua emang bersaing gan, grab bike promo, go jek juga promo, kalo yang promo gantian salah satu bakal rugi donk karena penumpang pada lari ke salah satu yang lagi promo
Quote:
Original Posted By ucilliano►jika agan penggiat ekonomi pastinya agan tau buble effect.
Bubble effect apaan gan

soalnya ane bukan orang ekonomi
Quote:
Original Posted By fatichdw►Ini pada bahas gojek yg di jkt kan ya...lantas gmn prospek gojek yg di sby ? Kan baru dibuka jg tuh. Apakah jg akan bernasib seperti jkt ? (Driver membludak, banyak larangan melintas bagi gojek di daerah trtentu, dll dkk dsb dst)
Tergantung sejauh mana pemprov sana bikin aturan soal gojek gan, kalo disini kan antara go jek dan ojek pangkalan belum ada titik temu jadinya ya ada gesekan terus
Quote:
Original Posted By nusalano►Di indon,yg namanya cepat naik,cepat juga turunnya,polisi caiya caiya,goyang kaisar contohnya...
Berarti ramenya cuma sesaat aja ya gan
Quote:
Original Posted By hokiedokie►driver gojek lg pada ngeluh nih gan, sejak recruitment besar2 kmaren order senior mendadak sepi, sehari mentok dpt 2 order doank, ternyata order diutamakan ke driver baru, rencana mo pada pindah ke grabbike klo seperti ini terus

udah mulai ada masalah nih