Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini dibuka terjungkal ke Rp14.100/USD karena masih rentannya sentimen.

Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg pada pada level Rp14.083/USD, namun pada pukul 10.00 WIB berada di Rp14.106/USD. Posisi tersebut memburuk 4 poin dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di level Rp14.054/USD.

Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp14.102/USD, melemah 35 poin dari posisi sebelumnya di level Rp14.067/USD.

Posisi rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas pada level Rp14.101/USD. Posisi ini melemah 14 poin dibanding dengan penutupan sebelumnya di level Rp14.087/USD.

Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah berada di level Rp14.095/USD. Posisi ini tergerus 15 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp14.080/USD.

Sementara USD turun tipis terhadap euro dan yen pada Rabu karena sentimen di pasar masih goyah, bahkan setelah China banyak melakukan pelonggaran kebijakan menoter.

Dikutip dari Reuters, mata uang AS terhadap yen turun 0,1% menjadi 118,79, turun dibanding semalam di 120,40, namun menjauh dari level terendah tujuh bulan di 116,15 setelah Bank Sentral China (PBoC) memangkas suku bunga acuan untuk kali kedua dalam dua bulan terakhir pada Selasa.

Sementara euro naik 0,2% menjadi 1,1542/USD, setelah kehilangan 0,9% semalam untuk menjauh dari rekor tujuh bulan di 1,1715/USD.

Investor fokus pada bagaimana pasar saham China akan bereaksi setelah PBOC memangkas suku bunga pinjaman sebesar 25 basis poin menjadi 4,6%, dan giro wajib minimum (GWM) sebesar 50 basis poin menjadi 18% untuk bank-bank besar.

Dolar Australia, yang digunakan sebagai proksi China turun 0,3% menjadi 0,7113/USD. Penurunan ini membuat dolar Australia kembali ke level terendah 6,5 tahun di 0,7044/USD.
Sementara indeks USD turun 0,2% menjadi 93,738 setelah naik 0,7%, kemarin.

source: http://ekbis.sindonews.com/read/1037...usd-1440558793

Kurs Anjlok, Jokowi Sebut Pemerintah dan BI Tak Tinggal Diam
Presiden Joko Widodo menegaskan pemerintah, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan tak akan tinggal diam terhadap pergerakan rupiah yang semakin melemah.

Menurutnya, faktor eksternal menjadi penyebab dominan kejatuhan mata uang Garuda. Untuk itu, dia meminta semua pihak termasuk media untuk ikut menjaga optimisme masyarakat dengan menyebarkan informasi yang benar dan positif.

http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/...-tinggal-diam/

BENERKAN!!! MAKIN MEROKET