- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Perang Korea di depan mata. Is World War 3 just in front of our eyes?


TS
kanka1505
Perang Korea di depan mata. Is World War 3 just in front of our eyes?
Spoiler for Perang Korea di depan mata:
Dilaporkan BBC, Jumat (21/8/2015), dari kantor berita Korea Utara, KCNA, Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, memerintahkan pasukan 'bersiaga penuh untuk setiap operasi militer yang bisa terjadi sewaktu-waktu'.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memerintahkan pasukan di garis depan pertahanan untuk siaga perang setelah terjadi baku tembak artileri dengan Korea Selatan pada Kamis (20/8/2015).
Laporan kantor berita Korut, KCNA, menyebutkan Kim mendeklarasikankondisi semi-perang dalam sebuah rapat darurat.
Kim kemudian memerintahkan pasukan ‘bersiaga penuh untuk setiap operasi militer yang bisa tejadi sewaktu-waktu’ mulai pukul 17.00 waktu setempat, pada Jumat (21/8/2015).
Sebelumnya, Korut memperingatkan bahwa akan menempuh aksi militer apabila Korea Selatan (Korsel) tidak menghentikan siaran propaganda di perbatasan dan membongkar fasilitas siaran dalam kurun 48 jam.

Korut lalu menembakkan artileri di sepanjang perbatasan untuk memprotes siaran propaganda tersebut.
Korsel kemudian membalas dengan menembakkan artileri ke wilayah Korut dekat perbatasan kedua negara.
Akibat aksi ini, pemerintah Korsel memutuskan untuk mengevakuasi warga sipil dari sebuah kawasan di perbatasan bagian barat.
Koresponden BBC di Korsel, Steve Evans, mengatakan ketegangan antara Korut dan Korsel kerap diwarnai ancaman dan perang kata-kata. Namun, kali ini retorika lebih kuat dan artileri sungguhan telah digunakan.
Korut dan Korsel sejatinya masih dalam status berperang karena pertempuran antara keduanya pada periode 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, alih-alih kesepakatan damai.
SUMBER : makassar.tribunnews.com
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memerintahkan pasukan di garis depan pertahanan untuk siaga perang setelah terjadi baku tembak artileri dengan Korea Selatan pada Kamis (20/8/2015).
Laporan kantor berita Korut, KCNA, menyebutkan Kim mendeklarasikankondisi semi-perang dalam sebuah rapat darurat.
Kim kemudian memerintahkan pasukan ‘bersiaga penuh untuk setiap operasi militer yang bisa tejadi sewaktu-waktu’ mulai pukul 17.00 waktu setempat, pada Jumat (21/8/2015).
Sebelumnya, Korut memperingatkan bahwa akan menempuh aksi militer apabila Korea Selatan (Korsel) tidak menghentikan siaran propaganda di perbatasan dan membongkar fasilitas siaran dalam kurun 48 jam.

Korut lalu menembakkan artileri di sepanjang perbatasan untuk memprotes siaran propaganda tersebut.
Korsel kemudian membalas dengan menembakkan artileri ke wilayah Korut dekat perbatasan kedua negara.
Akibat aksi ini, pemerintah Korsel memutuskan untuk mengevakuasi warga sipil dari sebuah kawasan di perbatasan bagian barat.
Koresponden BBC di Korsel, Steve Evans, mengatakan ketegangan antara Korut dan Korsel kerap diwarnai ancaman dan perang kata-kata. Namun, kali ini retorika lebih kuat dan artileri sungguhan telah digunakan.
Korut dan Korsel sejatinya masih dalam status berperang karena pertempuran antara keduanya pada periode 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, alih-alih kesepakatan damai.
SUMBER : makassar.tribunnews.com
Spoiler for perang korea:
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, Jumat (21/8/2015), memerintahkan angkatan bersenjatanya untuk berada dalam kondisi siaga perang menyusul ketegangan yang meningkat di perbatasan dengan Korea Selatan seusai kedua negara bertukar tembakan artileri.
Angkatan darat Korea Selatan memuntahkan puluhan tembakan artileri ke seberang perbatasan setelah sebelumnya militer Korea Utara menembak sebuah pengeras suara di sebuah kota perbatasan yang mengumandangkan propaganda anti-Pyongyang.
Aksi tukar tembakan artileri pada Kamis (20/8/2015) itu merupakan yang pertama dalam 10 bulan terakhir. Buntutnya, Kim Jong Un memerintahkan militernya untuk siap berperang.
"Kim Jong Un mengeluarkan perintah sebagai panglima tertinggi Tentara Rakyat Korea (KPA) agar semua unit KPA di garis depan berada dalam kondisi siaga dan siap untuk meluncurkan operasi dadakan," demikian disampaikan kantor berita Korea Utara, KCNA.
Keputusan itu, lanjut KCNA, diambil dalam sebuah rapat darurat Komisi Pusat Militer yang diketuai Kim Jong Un pada Kamis malam.
Sebelumnya, melalui jalur khusus telepon militer, Korea Utara sudah memberi waktu 48 jam untuk pihak Selatan agar melepas pengeras suara yang menyuarakan pesan-pesan anti-Pyongyang.
Namun, Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengabaikan ancaman itu, dan mengatakan bahwa siaran anti-Pyongyang itu tetap akan dilakukan. Pengabaian itu kemudian disusul satu tembakan artileri yang dilepaskan Korea Utara. Tembakan itu melintasi perbatasan pada Kamis sekitar pukul 16.00 waktu setempat.
Beberapa menit kemudian, militer Utara melepaskan lagi beberapa tembakan ke arah pengeras suara itu. Namun, peluru artileri Korut jatuh di kawasan demiliterisasi Korea Selatan. Alhasil, Korea Selatan membalas dengan menembakkan puluhan peluru artileri 155 milimeter yang juga diarahkan ke kawasan demiliterisasi Korea Utara.
Sebagai langkah pencegahan, warga kota Yeoncheon, yang terletak sekitar 64 kilometer sebelah utara Seoul itu, dievakuasi ke lokasi-lokasi perlindungan di sekitar kota.
Tukar tembakan di antara kedua Korea di wilayah darat biasanya sangat jarang terjadi karena kedua pihak sangat menyadari risiko yang terjadi dan potensi besarnya kehancuran yang harus dihadapi.
sumber : kompas.com
Angkatan darat Korea Selatan memuntahkan puluhan tembakan artileri ke seberang perbatasan setelah sebelumnya militer Korea Utara menembak sebuah pengeras suara di sebuah kota perbatasan yang mengumandangkan propaganda anti-Pyongyang.
Aksi tukar tembakan artileri pada Kamis (20/8/2015) itu merupakan yang pertama dalam 10 bulan terakhir. Buntutnya, Kim Jong Un memerintahkan militernya untuk siap berperang.
"Kim Jong Un mengeluarkan perintah sebagai panglima tertinggi Tentara Rakyat Korea (KPA) agar semua unit KPA di garis depan berada dalam kondisi siaga dan siap untuk meluncurkan operasi dadakan," demikian disampaikan kantor berita Korea Utara, KCNA.
Keputusan itu, lanjut KCNA, diambil dalam sebuah rapat darurat Komisi Pusat Militer yang diketuai Kim Jong Un pada Kamis malam.
Sebelumnya, melalui jalur khusus telepon militer, Korea Utara sudah memberi waktu 48 jam untuk pihak Selatan agar melepas pengeras suara yang menyuarakan pesan-pesan anti-Pyongyang.
Namun, Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengabaikan ancaman itu, dan mengatakan bahwa siaran anti-Pyongyang itu tetap akan dilakukan. Pengabaian itu kemudian disusul satu tembakan artileri yang dilepaskan Korea Utara. Tembakan itu melintasi perbatasan pada Kamis sekitar pukul 16.00 waktu setempat.
Beberapa menit kemudian, militer Utara melepaskan lagi beberapa tembakan ke arah pengeras suara itu. Namun, peluru artileri Korut jatuh di kawasan demiliterisasi Korea Selatan. Alhasil, Korea Selatan membalas dengan menembakkan puluhan peluru artileri 155 milimeter yang juga diarahkan ke kawasan demiliterisasi Korea Utara.
Sebagai langkah pencegahan, warga kota Yeoncheon, yang terletak sekitar 64 kilometer sebelah utara Seoul itu, dievakuasi ke lokasi-lokasi perlindungan di sekitar kota.
Tukar tembakan di antara kedua Korea di wilayah darat biasanya sangat jarang terjadi karena kedua pihak sangat menyadari risiko yang terjadi dan potensi besarnya kehancuran yang harus dihadapi.
sumber : kompas.com
Spoiler for perang korea:
Situasi mencekam tengah dirasakan di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan antara dua negara Korea, yakni Korea Utara dan Selatan, setelah penembakan oleh militer Korut pada alat pengeras suara di Korsel, 20 Agustus 2015.
Kantor berita resmi Korea Utara KCNA dikutip dari laman Express.co.uk, 21 Agustus, melaporkan, "Kim Jong-un telah mengeluarkan perintah kepada panglima tertinggi Tentara Rakyat Korea (KPA) bahwa pasukan gabungan KPA di garis depan harus siap memasuki keadaan perang, sepenuhnya siap bertempur dalam operasi kejutan."
Kim mengancam melakukan aksi militer jika Selatan terus mengkampanyekan propaganda anti-Pyongyang di perbatasan menggunakan pengeras suara.
"Tindakan Selatan adalah provokasi militer busuk yang tidak pernah dapat ditoleransi," kata juru bicara Pyongyang yang mengancam untuk mengambil tindakan militer yang kuat, kecuali Seoul menarik kampanye propaganda dalam 48 jam ke depan.
Pyongyang mengancam pemimpin tertinggi mereka akan menempatkan pasukannya dengan perlengkapan senjata perang mulai dari 05.00 (waktu setempat) pada Jumat dan telah dinyatakan sebagai "pasukan perang negara" di daerah garis depan.
Sementara itu, kementerian pertahanan Korea Selatan mengatakan bahwa mereka tidak akan terpancing dengan ancaman negara. "Militer kami telah meningkatkan pemantauan dan mengamati dengan seksama pergerakan militer Korea Utara," kata kementerian.
Dilansir dari Express, setelah penembakan kemarin, kota-kota terdekat di zona bebas militer telah dievakuasi. Seoul sendiri dilaporkan membalas tembakan tersebut dengan menembakkan puluhan peluru artileri.
Sekitar 80 warga di Yeoncheon, ke arah mana peluru diarahkan, harus dibawa ke bunker bawah tanah sementara otoritas mendesak warga lainnya mengungsi.
sumber : tempo.co
Kantor berita resmi Korea Utara KCNA dikutip dari laman Express.co.uk, 21 Agustus, melaporkan, "Kim Jong-un telah mengeluarkan perintah kepada panglima tertinggi Tentara Rakyat Korea (KPA) bahwa pasukan gabungan KPA di garis depan harus siap memasuki keadaan perang, sepenuhnya siap bertempur dalam operasi kejutan."
Kim mengancam melakukan aksi militer jika Selatan terus mengkampanyekan propaganda anti-Pyongyang di perbatasan menggunakan pengeras suara.
"Tindakan Selatan adalah provokasi militer busuk yang tidak pernah dapat ditoleransi," kata juru bicara Pyongyang yang mengancam untuk mengambil tindakan militer yang kuat, kecuali Seoul menarik kampanye propaganda dalam 48 jam ke depan.
Pyongyang mengancam pemimpin tertinggi mereka akan menempatkan pasukannya dengan perlengkapan senjata perang mulai dari 05.00 (waktu setempat) pada Jumat dan telah dinyatakan sebagai "pasukan perang negara" di daerah garis depan.
Sementara itu, kementerian pertahanan Korea Selatan mengatakan bahwa mereka tidak akan terpancing dengan ancaman negara. "Militer kami telah meningkatkan pemantauan dan mengamati dengan seksama pergerakan militer Korea Utara," kata kementerian.
Dilansir dari Express, setelah penembakan kemarin, kota-kota terdekat di zona bebas militer telah dievakuasi. Seoul sendiri dilaporkan membalas tembakan tersebut dengan menembakkan puluhan peluru artileri.
Sekitar 80 warga di Yeoncheon, ke arah mana peluru diarahkan, harus dibawa ke bunker bawah tanah sementara otoritas mendesak warga lainnya mengungsi.
sumber : tempo.co
Berita mancanegara lainnya mengenai perang korea
Spoiler for mamarika:
Amerika Serikat memutuskan mengambil masa jeda latihan militer gabungan dengan Korea Selatan (Korsel), hal tersebut menyusul ketegangan yang meningkat antara Korsel dengan Korea Utara (Korut).
"Jadwal jeda telah ditetapkan," kata salah seorang pejabat AS, seperti dikuti Reuters, Jumat (21/8).
Dia menambahkan masa jeda itu akan digunakan untuk mengevaluasi hasil latihan bersama yang pernah dilaksanakan. Sebelumnya, juru bicara Pentagon mengatakan telah menjadwalkan latihan militer gabungan antara AS dengan Korsel.
Latihan akan dilangsungkan pada 17 Agustus hingga 28 Agustus. Namun karena ketegangan di Semenanjung Korea, rencana itu terpaksa harus dibatalkan.
Seperti diketahui, Korsel dengan Korut selalu bersitegang dan saling menyatakan siap perang. Terlebih, saat AS memutuskan untuk melakukan latihan militer bersama Korsel.
sumber : republika.co.id
"Jadwal jeda telah ditetapkan," kata salah seorang pejabat AS, seperti dikuti Reuters, Jumat (21/8).
Dia menambahkan masa jeda itu akan digunakan untuk mengevaluasi hasil latihan bersama yang pernah dilaksanakan. Sebelumnya, juru bicara Pentagon mengatakan telah menjadwalkan latihan militer gabungan antara AS dengan Korsel.
Latihan akan dilangsungkan pada 17 Agustus hingga 28 Agustus. Namun karena ketegangan di Semenanjung Korea, rencana itu terpaksa harus dibatalkan.
Seperti diketahui, Korsel dengan Korut selalu bersitegang dan saling menyatakan siap perang. Terlebih, saat AS memutuskan untuk melakukan latihan militer bersama Korsel.
sumber : republika.co.id
Spoiler for kesimpulan ane:
ane merasa ga pernah sedeket ini sama perang dunia. kejanggalan dah mulai kerasa pas kejadian tianjin, 2 bom thaildand sama yang terjadi peledakan di rusia. terus tensi ketegangan antara 2 korea juga meningkat tinggi, dan korut pun udah nyatain perang. inilah perang ideologi, antara komunis melawan liberalis, antara ekonomi rakyat dengan ekonomi kapitalis. jadi, bersiaplah gan. doakan indonesia supaya jadi gerakan non blok, gausah pamer kekuatan
klo perlu, abis kedua ideologi jatuh, pancasila maju sebagai ideologi baru dunia


0
3K
Kutip
13
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan