- Beranda
- Komunitas
- News
- Forex, Option, Saham, & Derivatifnya
Mendag Baru Siap Buka Keran Impor Daging Sapi Untuk Stabilkan Harga Pasar


TS
adidananto.88
Mendag Baru Siap Buka Keran Impor Daging Sapi Untuk Stabilkan Harga Pasar

Quote:
Seperti diketahui belakangan ini pasar domestik Tanah Air diwarnai dengan kericuhan mahalnya harga daging sapi dan daging ayam. Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI mencatat permintaan daging ayam mengalami lonjakan sampai 50% dalam beberapa pekan terakhir. Meningkatnya permintaan daging ayam dipicu oleh mahalnya harga dagingsapi. Harga daging masih berada pada kisaran Rp 120.000/kg sedangkan daging ayam Rp 40.000/kg.
Nampaknya mahalnya harga daging sapi telah mengakibatkan hampir sebagian besar konsumen mengalihkan konsumsinya ke daging ayam. Meski demikian, saat ini tingkat konsumsi daging ayam masyarakat Indonesia masih tergolong rendah, baru sebesar 7,8 kg per kapita. Oleh karena itu pemerintah sendiri menargetkan peningkatan konsumsi daging ayam Tanah Air akan mencapai 15 kg per kapita dalam 5 tahun ke depan.
Selain itu salah satu faktor yang juga jadi pemicu mahalnya harga daging ayam sekarang ini ialah karena hampir kebanyakan pakan ayam Indonesia merupakan barang impor dari luar negeri. Sehingga ketika saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar AS semakin melemah, maka harga pakan ayam pun menjadi mahal. Mahalnya harga pakan ayam telah mengakibatkan biaya produksi para peternak semakin mahal, sehingga dampaknya harga daging ayam di pasaran melambung tinggi.
Sampai saat ini harga daging sapi di pasar domestik pun masih belum stabil. Oleh karena itu, untuk menormalisasi harga pasar maka Menteri Perdagangan RI yang baru saja dilantik, mengatakan siap untuk kembali membuka keran impor daging sapi. Pemerintah berencana untuk memberikan izin impor sapi sebanyak 200.000 hingga 300.000 ekor, pada kuartal-IV 2015 mendatang. Sebagai informasi, berdasarkan Undang-undang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Indonesia baru bisa mengimpor sapi siap potong dari negara yang bebas penyakit mulut dan kuku (PMK), yaitu Australia dan Selandia Baru.
Swasembada daging sapi memang menjadi program utama pemerintah terutama Kementerian Pertanian. Sejak rencana ini dijadikan salah satu capaian strategis negara untuk lepas dari impor daging, pemerintah selalu berusaha menurunkan kuota impor daging sapi secara bertahap. Sayangnya, kebijakan ini kurang tepat. Selain kondisi jumlah daging sapi dalam negeri yang belum mencukupi kebutuhan masyarakat, pemerintah terkesan salah hitung atas kebutuhan akan daging sapi di dalam negeri dengan jumlah penduduk serta jumlah ketersediaan daging sapi itu sendiri.
Nampaknya mahalnya harga daging sapi telah mengakibatkan hampir sebagian besar konsumen mengalihkan konsumsinya ke daging ayam. Meski demikian, saat ini tingkat konsumsi daging ayam masyarakat Indonesia masih tergolong rendah, baru sebesar 7,8 kg per kapita. Oleh karena itu pemerintah sendiri menargetkan peningkatan konsumsi daging ayam Tanah Air akan mencapai 15 kg per kapita dalam 5 tahun ke depan.
Selain itu salah satu faktor yang juga jadi pemicu mahalnya harga daging ayam sekarang ini ialah karena hampir kebanyakan pakan ayam Indonesia merupakan barang impor dari luar negeri. Sehingga ketika saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar AS semakin melemah, maka harga pakan ayam pun menjadi mahal. Mahalnya harga pakan ayam telah mengakibatkan biaya produksi para peternak semakin mahal, sehingga dampaknya harga daging ayam di pasaran melambung tinggi.
Sampai saat ini harga daging sapi di pasar domestik pun masih belum stabil. Oleh karena itu, untuk menormalisasi harga pasar maka Menteri Perdagangan RI yang baru saja dilantik, mengatakan siap untuk kembali membuka keran impor daging sapi. Pemerintah berencana untuk memberikan izin impor sapi sebanyak 200.000 hingga 300.000 ekor, pada kuartal-IV 2015 mendatang. Sebagai informasi, berdasarkan Undang-undang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Indonesia baru bisa mengimpor sapi siap potong dari negara yang bebas penyakit mulut dan kuku (PMK), yaitu Australia dan Selandia Baru.
Swasembada daging sapi memang menjadi program utama pemerintah terutama Kementerian Pertanian. Sejak rencana ini dijadikan salah satu capaian strategis negara untuk lepas dari impor daging, pemerintah selalu berusaha menurunkan kuota impor daging sapi secara bertahap. Sayangnya, kebijakan ini kurang tepat. Selain kondisi jumlah daging sapi dalam negeri yang belum mencukupi kebutuhan masyarakat, pemerintah terkesan salah hitung atas kebutuhan akan daging sapi di dalam negeri dengan jumlah penduduk serta jumlah ketersediaan daging sapi itu sendiri.
Quote:
0
644
Kutip
0
Balasan


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan