Kaskus

News

501stAvatar border
TS
501st
The Secret Organization of Arabian Hashashin (Arabic:الدعوة الجديدة)
The Secret Organization of Arabian Hashashin (Arabic:الدعوة الجديدة)
Siapa Assassins sebenarnya?
Perpustakan Hassassin Telah hancur oleh kebrutalan pasukan mongol yang menginvasi middle east, sehingga pencitraan dan penggambaran dari kolompok misterius ini kebanyakan berasal dari sumber barat dan arab, bukan berasal dari perspektip mereka sendiri.
Cerita tentang Assassins ini adalah salah satu episode dari Crusade War (Perang Salib), sebuah sekte (ordo) khusus
pembunuh yang berdiri di akhri abad ke-11 dari kelompok Nizari-Ismaili,salah satu cabang dari kelompok Shia,mazhab dengan jumlah penganut kedua terbesar
dalam Shia, setelah mazhab Dua Belas
Imam (Itsna 'Asyariah). Sebutan Ismailiyah
diperoleh pengikut mazhab ini karena penerimaan mereka atas keimaman Isma'il bin Ja'far. kelompok ini didirikan dan dipimpin oleh seorang yang bernama Hassan-i-sabbah (ﺣﺴﻦ ﺻﺒﺎﺡ).
Kelompok Assasins ini lebih menekankan pengandalan pejuang-pejuang terlatih untuk melakukan upaya spionase dan pembunuhan, biasanya para pejuang berasal dari golongan bawah yaitu Fedayeen.
Satu hal yang keliru dari nama Assassins ini yaitu nama assassins sering diartikan sebagai "orang-orang penghisap ganja" yang saat kita menggambarkan kata dari Asassins maka munculah dibenak kita seorang pembunuh yang sakau habis ngisap ganja. Namun itu semua hanya residu dari medieval western fantasy.
Sejatinya nama hassassin ini berarti "strata sosial orang buangan", "kelas rendah rakyat jelata", dll.
Setelah masa pemberantasan mereka sehingga para Assassins dikatakan punah, istilah Assassin muncul sebagai kata baru dengan digambarkan sebagai pembunuh terlatih,bertanggung jawab untuk penghapusan sistematis. Sejak itu, kata "Assassin"telah digunakan untuk menggambarkan seorang
pembunuh profesional yang disewa untuk melakukan tindakan yang melibatkan
pembunuhan target dengan profil tinggi karena alasan politik.
...

Awal Terbentuk
Adalah seorang Grand Master Pertama dari Ordo Assassins yaitu Hassas-e-Sabbah yang mendirikan kelompok militer dengan doktrin stealth ini,Tidak jelas motif dari seorang Sabbah mendirikan assassins, namun motif umumnya itu dikatakan semua untuk
kepentingan politik pribadinya sendiri dan juga dendam yang sebenarnya terhadap musuhnya.
The Secret Organization of Arabian Hashashin (Arabic:الدعوة الجديدة)

"They call him Shaykh-al-Hashishim. He is their
Elder, and upon his command all of the men of the
mountain come out or go in...
they are believers of the word of their elder and
everyone everywhere fears them, because they
even kill kings."- Benjamin of Tudela
Profil dari Hassan i Sabbah sangat disukai oleh masyarakat di daerah Kairo,Persia dan Syria terutama dalam Kasta rendah dari strata kehidupan sekte ismailya, yang menyebabkan banyak masyarakat dari sekte ismailya yang menjadi pengikutnya. Menggunakan ketenaran dan popularitasnya,Hassanesabbah mendirikan Ordo Assassin.
Setelah menciptakan Ordo, Sabbah mencari lokasi yang akan cocok untuk menjadi HeadQuarter yang kokoh dan memutuskan benteng di Alamut yang sekarang berada di barat laut Iran sebagai HQ dari ordo Assassins ini. Hal ini masih
diperdebatkan apakah Sabbahlah yang membangun benteng di Alamut itu sendiri atau sudah dibangun pada saat sebelum
kedatangannya. Sabbah mengatur ulang benteng sesuai kebutuhan ordo yaitu tidak
hanya untuk pertahanan dari pasukan musuh dan pelatihan bertempur, tetapi juga untuk indoktrinasi kepada para pengikutnya.
Setelah meletakkan klaim di benteng Alamut di, Sabbah mulai memperluas pengaruhnya ke luar ke kota-kota dan distrik terdekat, menggunakan
agen untuk mendapatkan bantuan politik dan mengintimidasi penduduk lokal.
Spoiler for Benteng Alamut:

Sabbah Menghabiskan sebagian besar hari-harinya di dalam benteng Alamut lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membuat karya keagamaan dan
mengembangkan doktrin untuk kepentingan Order, oleh sejak itu Sabbah tidak pernah meninggalkan benteng lagi dalam hidupnya. Dia telah mendirikan sebuah kelompok
rahasia pembunuh yang mematikan, yang dibangun
pada struktur hirarkis. Di bawah Sabbah, Grand Head Master of The Order, adalah mereka yang dikenal
sebagai "Greater Propagandists", diikuti oleh
normal "propagandis", The Rafiqs ("Sahabat"), dan The Lasiqs ("Penganut"). Dan kemudian golongan Lasiqs ini lah yang dilatih untuk menjadi beberapa pembunuh di lapangan, atau karena mereka disebut,
"Fida'i" (Self Sacrificing Agent).
Meskipun "Fida'yin" adalah golongan terendah dalam keanggotan ditubuh Asassain, dan hanya digunakan sebagai
pion untuk melakukan perintah Grandmaster, banyak waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melatih mereka. Para pembunuh umumnya berusia muda, memberi mereka
kekuatan fisik dan stamina yang akan diperlukan untuk melaksanakan pembunuhan. Namun, kekuatan fisik bukan satu-satunya sifat yang diperlukan untuk menjadi "Fida'i". Untuk sampai ke
target mereka, Para Assassin harus bersabar, dingin, dengan penghitungan yang matang. Mereka umumnya cerdas dan
Bagus dalam membaca karena mereka diminta untuk tidak hanya memiliki pengetahuan tentang musuh mereka, tapi juga mereka harus mempelajari budaya dan bahasa asli mereka untuk keperluan spionase. Mereka dilatih oleh Master mereka untuk menyamarkan diri mereka sendiri dan menyelinap ke wilayah musuh untuk melakukan pembunuhan, bukan menyerang target mereka secara langsung.
...

Strategi Militer
Menyadari akan bahayanya Tentara Salib yang berada di pesisir Pantai Timur Tengah dan Tanah Suci, Hassanesabbah mempunyai dua musuh yaitu dari Pemimpin Sunni dan Crusader.

Dalam Rangka untuk melenyapkan para ulama dan pemimpin politik yang membahayakan sekte Nizari-ismailyah
, Ordo Assassin mengadopsi berbagai strategi militer populer di Abad Pertengahan. Salah satu metode
tersebut adalah pembunuhan, pemilihan pembunuhan tokoh musuh yang berpengaruh dalam Politik berbagai pihak, Dan tugas ini dilakukan oleh Fida'i, para Fida'i menharamkan untuk menargetkan masyarakat sipil.
Tugas khusus para Assassins adalah
membunuh musuh dari aspek agama dan politik. Pembunuhan ini sering dilakukan dalam tampilan penuh dari masyarakat dan sering di siang hari, sehingga lebih
menanamkan teror di musuh mereka. Cara Pembunuhan dilakukan dengan memakai belati yang ujungnya diberi racun. Karena
sangat kalah jumlah di wilayah musuh,Assassin cenderung untuk mengkhususkan diri dalam operasi rahasia. Assassin sering berasimilasi diri di kota-kota dan daerah target mereka dari waktu ke waktu, Lalu diam-diam memasukkan diri ke posisi strategis. Mereka tidak selalu membunuh target mereka, tetapi lebih membuat efek untuk mencoba mengancam musuh menjadi tunduk dan jera dengan memberi surat ancaman dan meletakan pisau khas ordo di selipkan di bantal target.
Seperti kasus yang terjadi pada Saladin.
...

Pembunuhan
Salah satu kasus pembunuhan oleh assassin namun masih Pseudo adalah pembunuhan seorang wazir kesultanan seljuk yaitu Nizam Al Mulk.
The Secret Organization of Arabian Hashashin (Arabic:الدعوة الجديدة)
Nizam al-Mulk adalah wasir dan serjana dari kekaisaran seljuk (sunni) dibunuh oleh Assassin dalam perjalanan dari Isfahan ke Baghdad pada 10 Ramadhan 485 H (14Oktober 1092) yang dikirim oleh terkenal Hassan-i-Sabbah dekat Nahavand , karena ia dianggap ancaman bagi sekte ismailyah. Pembunuh menyamar sebagai darwis berpakaian sufi yang bernama Bu-Tahir.
"Pembunuhan setan ini adalah awal dari
kebahagiaan," kata Hasan, saat menerima berita tentang pembunuhan Nizam. Dengan pembunuhan Nizam al-Mulk ini, sekte Ismailiyah Persia menunjukkan
kepada Islam Sunni bahwa mereka sekarang
menghadapi musuh yang-meskipun secara jumlah sedikit dan relatif tidak berdaya dengan langkah-langkah militer konvensional, namun kekuatan mereka mampu mempertahankan diri dengan kekejaman yang dingin dan tekad untuk bunuh diri.
Misi sukses bu-Tahir menandai awal dari sebuah era baru dalam hubungan kekuasaan antara Ismailiyah dan musuh-musuh Ordo, dan oleh sejak itu kemudian banyak khalifah, wazir, jenderal, emir, pemimpin perkotaan dan agama, dan bahkan pangeran Kristen jatuh ke belati mereka. Jumlah korban Assassins ', hampir mendekati 50 orang, antara pembunuhan Nizam al-Mulk di tahun 1092 dan kematian
Hasan di tahun 1124, turun menjadi 14 orang di bawah kedua penerusnya, antara 1138 dan 1162, dan sebagian besar melemah luar Suriah di tahun-tahun berikutnya.
...

Assassins Pasca Kematian Sabah al Hasan
The grand master pertama dari Assassins
meninggal pada 12 Juni 1124, setelah sakit yang singkat. Dan mewariskan sebuah negara yaitu ismailyah state.
Rakyatnya sendiri menghormatinya,
dan mereka membuat kuil makam di pegunungan Rudbar.
Ordo Assassins terus berkembang untuk beberapa waktu setelah kematian Hasan. Mereka bahkan memperluas pengaruh mereka selama kuartal kedua abad ke-12, di Suriah. Di tahun 1103, Ordo Assassin telah membentuk sebuah komunitas besar di Aleppo, di mana emir Seljuk lokal, yaitu Ridwan bin Tutusy.
Tidak peduli dengan reputasi sesat mereka,Ridwan juga mengakui bahwa Assassins memiliki kegunaan. Korban menonjol pertama mereka di Suriah adalah emir Homs.
Ordo Assassins di Suriah menyadari bahwa mereka tidak akan benar-benar aman sampai mereka memiliki basis yang dibentengi, sehingga mereka pada tahun 1100 awal mencoba untuk meniru
saudara-saudara mereka di Persia dengan merebut kastil. Serangkaian upaya yang dilakukan antara tahun 1106 dan tahun 1129 berakhir gagal, tapi di 1132 ordo Assassin malah membeli kastil Qadmus di daerah perbukitan kapur antara Aleppo
dan kerajaan Tentara Salib barat Sungai Orontes.
Selama dekade berikutnya, mereka memperoleh enam castle lain di wilayah ini, salah satunya yang terkenal adalah-Masyaf-yang dijadikan sebagai ibukota ordo Assassin cabang Suriah sampai 130 tahun ke depan.
Dari wilayah terjepit di antara tanah Seljuk dan Tentara Salib ini, Assassins cabang Suriah tangkas mengejar kompleks dan kadang-kadang dengan ajaib
Mennyeimbangkan kekuatan antara berbagai kekuatan yang mengelilingi mereka. Mulai di 1152, mereka
membayar upeti tahunan kepada Knights Templar, ordo militer yang kuat dari Tentara Salib, tetapi mereka juga dibunuh Pengeran Raymond dari Tripoli karena alasan tidak jelas pada tahun yang sama.
Spoiler for benteng masyaf:

Ketika Saladin (Salah al-Din Yusuf bin
Ayyub) hampir menyatukan semua negara Muslim lainnya antara Kairo dan Aleppo di
bawah pemerintahannya pada pertengahan 1170-an-, Assassins Suriah dua kali gagal dalam usaha untuk membunuhnya. Mereka akhirnya mencapai akomodasi dengan Saladin dan setelah itu hidup berdampingan dengan mudah dengan saladin dan dengan penggantinya di kesultanan Ayyubiyah.
...
0
42.4K
236
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan