Sok Inggris Lebih Oke Daripada Sok Nasionalis!

Hi gan! Hmm, bingung juga nyari kalimat pembuka yang pas buat tret yang satu ini. Kenapa? Soalnya, tret ini bakal berhadapan dengan para nasionalis

Oke, sesulit apapun itu, ane tetap akan membahasnya sebaik mungkin. Ane nggak akan ambil pusing kalau ada yang nggak setuju atau bahkan membully ane di sini karena pada dasarnya tret ini mengajak agan untuk menjadi ORANG TULI! Orang yang nggak mau dengar apa yang orang lain bilang kalau isinya cuma sampah yang menjatuhkan mental seseorang.

Trus? Agan ini tipe sok Inggris atau sok nasionalis?

Kalau agan orang yang suka ngusilin temen agan yang suka campur-campur bahasa, berarti agan sok nasionalis! Kenapa? Toh bahasa Indonesia sendiri juga nggak agan maksimalin penggunaannya. Jadi sah-sah saja kalau teman agan mau berkreasi dalam berbahasa.

Nih ane kasih contoh opiser Kaskus yang bikin kesalahan, ya, gan (maapin kalo ane salah, jangan dijadiin anak ben)

Agan masih ingat ada HT yang bahas kata MERUBAH? Pasti dong kalo agan ini Kaskuser sejati. Trus masalahnya apa? Nah, beberapa hari yang lalu opiser Kaskus memodifikasi judul tret yang naik HT dengan menggunakan kata MERUBAH Padahal kan sudah jelas kata itu salah dan diamini ama opiser dengan hadiah HT

Bercermin dari kesalahan di atas, adalah hal yang wajar bagi manusia melakukan kesalahan, gan. Dan siapa tahu saja kesalahan itu bisa menghasilkan Inish alias IndonesianEnglish.

Lagian bahasa itu kan berkembang, gan. Jadi salah-salah dikit, ya, wajar dong. Kita ambil contoh ajah nih English versi Aussie. Ada beberapa ciri yang bisa dikenali kalo itu bahasa Inggrisnya orang Australia:

1. Orang Australia suka ngebuang huruf akhir di suatu kata kayak what? jadi wha? atau ngebuang huruf g pada kata-kata meeting, trying, dll.

2. Mereka juga suka ngubah bunyi huruf akhir semisal super, after, order jadi supah, aftah, ordah

3. Orang Ostrali juga suka pake frasa G'day atau how ya going.

Atau kita tengok tetangga kita yang bahasanya sudah diakui meski sering dijadiin bahan olokan, Singlish, semisal:

1. No good lah.

2. Cannot anihow go liddat one leh.

3. I li' badminton, dat's why I every weekend go play.

Dari contoh-contoh di atas, gak ada yang perlu diperdebatkan selama lawan bicara mengerti. Kecuali kalau presiden atau menteri-menteri yang berbicara di forum internasional dengan bahasa kacau, baru deh tuh komenin.

Ane sendiri nggak mahir bahasa Inggris, gan. Kalo ngomong masih mikir. Suka aa-uu kehabisan kata kayak ikan dikeluarin dari air. Tapi ane berusaha untuk PD, percaya diri.

Rasa percaya diri itu modal utama buat meraih kesuksesan dalam berbagai bidang. Dengan adanya pelabelan "sok Inggris" itu secara tidak langsung agan sudah mematikan kreativitas teman agan, membunuh rasa percaya diri yang susah payah dia bangun.

Ane suka curhat kelakuan orang Indonesia via chat ke temen bule ane, gan. Dan dia selalu kasih masukan untuk cari temen baru kalo temen lama nggak bagus pola pikirnya. Misal ngejudge dan kasih komen-komen negatif setiap saat.



Lantas apa kontribusi agan yang suka ngatain orang "sok Inggris"? Agan punya mental gak buat ngomong Inggris di depan umum?

Trus buat yang jago bahasa Inggris dan sering komen, "gw sih jago bahasa Inggris, tapi gw gedeg ama orang yang sok Inggris!" Kalo menurut ane orang kayak gini otaknya sakit. Harusnya kemampuannya itu dipake buat meluruskan kesalahan. Jadi, temannya secara nggak langsung belajar dari bagaimana dia memilih kata. Oh, kata ini cocoknya dipake saat begini, dan yang itu saat begitu.

Beberapa trik belajar bahasa Inggris:

1. Teruslah berbicara meskipun dengan diri sendiri. Mungkin terdengar gila, tapi agan bakalan lancar kalau tiap hari ngoceh.

2. Membangun konteks. Cara terbaik belajar bahasa Inggris adalah dengan mengetahui konteks tiap kata untuk menghindari kesalahan penggunaan kata.

3. Lupakan grammar. Tata bahasa memang penting jika tujuannya adalah kegiatan akademik, tapi kalau sekedar lancar, grammar boleh dikesampingkan.

4. Jangan mengasosiasikan bahasa Inggris dengan bahasa ibu. Usahakanlah pemahaman kata didapat dengan membaca deskripsi kata tersebut dalam bahasa Inggris, bukan dengan menerjemahkan kata perkata.

5. Perbanyak frasa. Dengan frasa, agan bisa menghindari penggunaan kata tidak tepat.

6. Pelajari idiom. Ini akan sangat berguna jika agan ingin mengekspresikan sesuatu.

Sekian dulu tret ane, gan. Mulailah berpikir terbuka dan mau saling menolong dan belajar bersama untuk masa depan Indonesia.

Jangan cuma jadi pembaca sunyi, ya!

Ane doain yang bantu biar cepat kaya. Yang kasih cepat naik pangkat, dan ane menolak dengan keras pelemparan