Jeritan Malam (ketika keindahan menjadi sebuah ketakutan)
pernahkan agan merinding disuatu tempat, merasakan kehadiran seseorang yang menurut agan hanya merupakan permainan imajinasi otak belaka dan ketika sebuah karunia datang untuk memberikan agan sebuah kesempatan untuk melihat sekilas apa yang sebenarnya sedang terjadi dengan semua fenomena tersebut, apakah anda akan tetap tersenyum dengan logika dan keyakinan bahwa semua hanya imajinasi otak atau berteriak dan berharap agar mata ini tetap terpejam dan semua itu hanyalah sebuah mimpi ane akan bercerita sebuah kisah yang mungkin akan merubah cara pandang agan tentang semua kejadian yang pernah menimpa agan, ketika agan membaca dan bertanya apakah ini real story ? semua kembali kepada agan untuk menilai apakah ini sebuah fiksi belaka atau real story, selamat menikmati semoga sebuah sensasi akan menemani agan dalam gelapnya malam Mohon para reader yang masih dibawah umur agar bisa memilah antara yang baik dan buruk di cerita ini, ambil yang baik dan bermanfaat..jauhi yang buruk dan menyesatkan Waktu Update : Penulis adalah seorang pekerja yang akan selalu menulis disela sela waktu luangnya, jadi untuk update bisa dilakukan kapan saja entah itu malam, pagi ataupun siang, jadi tidak ada istilah mengulur ulur waktu Peraturan membaca di thread ini : Hargai hasil karya penulis, karena menulis adalah suatu hoby dimana penulis membutuhkan pembaca dan pembaca memberikan apresiasi/kritik/masukan sebagai bentuk penghargaan karya penulis
Jangan menjiplak/mengakui hasil karya penulis, ketika ingin copy paste ke thread atau blog lain biasakan etika untuk meminta izin dan mencantumkan sumber penulisan
Penulis berharap kepada para reader untuk tidak terpengaruh atau berusaha membalas apabila ada komentar reader negatif yang berusaha membuat rusuh atau mencari sensasi karena komentar balasan adalah motivasi mereka menjadi reader negatif Line Id : meta.morfosis untuk update harap bersabar gan
Spoiler for Prologue:
Menjadi manusia normal adalah sebuah impian setiap manusia, tapi apa jadinya ketika sebuah kejadian yang menimpa anda membuat semuanya menjadi sebuah mimpi buruk, saat waktu2 yang terasa indah untuk dinikmati kini menjadi sebuah kecemasan, saat tempat tempat terindah yang kita kunjungi kini menjadi sebuah pemandangan yang penuh dengan rasa ketakutan. Nama gw reza, gw merupakan lulusan salah satu perguruan negeri ternama disalah satu universitas negeri di Jakarta, sebuah kampus yang berada dalam suatu lingkungan asri dengan pohon pohon besar disekitarnya bahkan hampir mirip disebut dengan sebutan hutan kota, gw menyelesaikan pendidikan SI dalam waktu yang normal, dengan predikat yang lumayan hingga akhirnya sebuah panggilan kerja mengantarkan kaki gw untuk berlabuh disalah satu kota di jawa timur. Semua terasa begitu indah, begitu sempurna, bisa dibilang yang maha kuasa memudahkan semua langkah kehidupan gw, orang tua gw yang semula tidak menyetujui gw untuk pindah kota, akhirnya menyetujuinya, walaupun dengan resiko mereka kini harus tinggal hanya berdua saja di kota bogor yang tenang. Sebenarnya orang tua gw khususnya bokap gw menginginkan agar gw bekerja di Jakarta atau setidaknya meneruskan usaha yang sudah dirintisnya selama ini, berbagai macam argumen telah mereka keluarkan untuk menggagalkan keinginan gue untuk meninggalkan Jakarta, terutama alasan umur mereka yang sudah tua, berat rasanya meninggalkan mereka bila mengingat semua alasan itu, tapi keinginan untuk mandiri membuat gw bisa mengalahkan semua rasa tidak tega itu. Tapi semua keindahan rangkuman perjalan hidup gw kini berubah secara drastis, seiring langkah kaki gw menaiki sebuah kereta yang mengantarkan gw menuju sebuah kota di jawa timur. Sebuah kereta yang menjadi awal dimulainya rentetan kejadian yang merubah perjalanan hidup gw…. Dan percayalah ketika gw menuliskan ini semua, gw tercekam dalam rasa ketakutan, rangkaian kata yang gw tulis dengan menjentikan jari dalam barisan huruf di keyboard tidak lepas dari tatapan mata mereka, gw hanya berharap semoga malam cepat berlalu berganti menjadi siang.
Spoiler for Chapter 1 ( sebuah kabar indah tentang masa depan ):
Juli 2007, Irama langkah kaki gw bergegas cepat meninggalkan sebuah toko buku dan menuju ke stasiun kereta, kebetulan hari ini sehabis berkunjung kerumah seorang teman, gw mampir ke sebuah toko buku untuk membeli beberapa buah buku yang gw butuhkan untuk sekedar menjadi bahan bacaan peneman hari hari gw setelah lulus kuliah, disaat kesibukan mata gw mencari cari buku yang mungkin bisa menjadi bahan bacaan gw, sebuah panggilan telepon masuk, ya sebuah panggilan yang sama sekali tidak terduga dan akan menjadi awal hidup gw memasuki dunia kerja “ hallo selamat siang, dengan bapak reza ” sebuah kalimat pembuka pembicaraan di telepon terdengar dari seorang wanita “ benar mba, kalau boleh tau saya bicara dengan siapa ?” “ saya indri pak, kami dari perusahaan PT. XXXXX, meminta bapak untuk hadir ke perusahaan kami untuk mengikuti proses seleksi penerimaan kerja ” Sebuah kabar yang bagus, tapi kembali gw berpikir dan mencoba mengingat kembali surat surat lamaran yang pernah gw kirimkan, ingatan gw masih bisa mengingat perusahaan2 yang pernah gw layangkan surat lamaran kerja, dan menurut gw perusahaan ini tidak termasuk didalam daftar perusahaan yang masuk dalamlist surat lamaran kerja yang gw layangkan “ aneh, ah masa bodo, yang penting gw jalanin aja dulu ” gumam gw, hingga akhirnya gw tertidur dikursi kereta yang mengantarkan gw ke stasiun bogor “ wah tumben sudah rapih pagi pagi za ” tegur mamah ketika melihat gw yang sudah rapih dan mencoba menyiapkan sarapan sendiri “ iya mah, hari ini ada panggilan kerja ” “ Alhamdulillah za, cepat juga kamu dapat panggilan semoga diterima za ” terlihat mamah tersenyum dibalik kata katanya yang mengandung doa “ diantar mang iwan aja za, biar tidak telat ” ucap bapak yang rupanya mencuri dengar pembicaraan kami, mang iwan merupakan supir yang bekerja dikeluarga kami “ haduhh jangan pak, biar reza sendiri aja sekalian biar tau jalan ” jawab gw menolak tawaran itu Setelah menyelesaikan sarapan dan pamit, segera gw pergi menuju perusahaan tempat gw akan melakukan tes pekerjaan, jam masih menunjukan pukul 7.30 sedangkan jadwal interview yang akan gw lakukan pukul 11, jadi cukuplah waktu tempuh yang akan gw habiskan untuk menuju perusahaan tersebut, dan kereta menjadi salah satu pilihan gw untuk mempersingkat jarak tempuh itu,tepat jam 10 kurang 15 akhirnya gw tiba di perusahaan tersebut, sebuah lokasi perusahaan yang terletak di Jakarta selatan Setelah menuju ke bagian resepsionis dan memberitahukan maksud kedatangan gw, akhirnya gw dipersilahkan duduk disebuah ruang tunggu, waktu luang itu gw manfaatkan untuk mencoba membaca baca dan kembali mengingat materi kuliah yang pernah gw pelajari “ bapak reza, mari ikut saya ” tegur seorang wanita yang mempersilahkan gw untuk mengikutinya ke salah satu ruangan tempat akan dilaksanakan interview “ silahkan duduk pak, nanti usernya akan segera datang ” ucap wanita itu kembali sambil tersenyum dan beranjak pergi Ada rasa tegang ketika pertama kali melaksanakan proses penerimaan kerja, ditambah gw masih terasa asing dengan perusahaan ini, hingga akhirnya rasa tegang itu sirna seiring sosok yang gw lihat memasuki ruangan “ lohh mas kamil..?” ucap gw heran melihat sosok yang tersenyum dihadapan gw, mas kamil merupakan senior gw yang telah lulus satu tahun lebih cepat dari gw “ kaget ya za ?” “ iyalah mas, soalnya seingat gw, gw belum pernah melamar ke perusahaan ini ” kembali mas kamil tersenyum mendengar jawaban gw Hingga akhirnya mas kamil menceritakan tentang sejarah dan bergerak dalam bidang apa perusahaan tempat kerjanya itu bergerak, kebetulan dia sudah memegang posisi penting didalam perusahaan tersebut dan merekomendasikan gw untuk mengisi sebuah tempat dalam departemennya yang kebetulan kosong “ bagaimana za ?” tampak mata mas kamil mencoba memperhatikan gw “ ternyata diluar Jakarta ya mas, sepertinya gw harus bicara sama kedua orang tua gw dulu ” “ lu udah dewasa za, lelaki dewasa harus bisa punya keputusan sendiri ” “ jangan sampai kesempatan yang sudah didepan mata lu sia siakan karena keraguan lu ” terang mas kamil kembali, sambil berupaya menumbuhkan rasa semangat gw “ kalau lu berminat, sekarang jg gw minta bagian hrd mengurus surat kontraknya, karena gw memang lagi butuh cepat ” lama gw berpikir mencoba menimbang semua omongan mas kamil, antara keinginan bekerja dan restu dari orang tua, setelah gw berpikir lama akhirnya gw memutuskan untuk menerimanya, pasti orang tua gw akan menyetujui ini, niat yang baik untuk sebuah pekerjaan yang baik pasti akan disetujui “ baik mas, saya terima ” sebuah senyum sumringah terlihat dari wajah mas kamil “ gitu dong za, baik gw ke bagian hrd dulu untuk mengurus semua surat2nya ” ucap mas kamil sambil menepuk bahu gw dan pergi meninggalkan gw Setelah semua surat surat kontrak telah gw tanda tangani, mas kamil segera menerangkan tentang pekerjaan yang akan gw lakukan dan proses training terlebih dahulu yang akan gw lakukan setibanya gw di kantor cabang “ lu di training dulu selama seminggu za, tenang aja gw yakin lu bisa ” ucap mas kamil antusias “ insha allah mas, jadi kapan gw berangkat ” “ seminggu dari sekarang za, lu persiapin dah semuanya, jangan lupa izin sama orang tua lu ” “ siap mas, terima kasih atas bantuannya ” Dan akhirnya gw meninggalkan perusahaan tersebut dengan langkah kemenangan, seperti layaknya orang yang pulang dari pertempuran, gw diterima kerja dan gw akan memberitahukan kabar gembira ini kepada orang tua gw dan tidak lupa kepada wulan yang telah menjadi pacar gw selama kuliah “ mah, saya diterima kerja ” ucap gw sesampainya dirumah dan menyampaikan kabar gembira ini kepada bapak dan mamah yang sedang bersantai diruang tamu “ Alhamdulillah za..” jawab mamah sambil memeluk gw “ selamat za, selamat jadi lelaki dewasa ” ucap bapak sambil tertawa dan memberikan selamat Kegembiraan itu tidakberlangsung lama, ketika gw menerangkan tentang penempatan kerja gw “ memangnya tidak bisa meminta posisi dijakarta za, bapak sama mamahmu ini sudah tua, kenapa tidak di jakarta aja, atau kamu nerusin usaha bapak ” ucap bapak sambil tangannya mencoba mengelap2 keris yang terlihat sudah tua, memeang bapak adalah pengkoleksi keris2 tua, bahkan bukan cuma keris saja, asalkan itu bernilai seni dan peninggalan masa lalu pasti dikoleksinya Setelah gw menerangkan tentang keinginan gw untuk mandiri, dan alasan masa depan yang bagus di pekerjaan ini, akhirnya bapak dan mamah mengijinkan gw untuk pergi keluar kota dan menerima perkerjaan ini “ kapan kamu berangkat za ” ucap bapak mencoba mencari keterangan “ minggu depan pak, mohon restunya pak, mah ” “ iya za, bapak sama mamah restuin yang penting kamu bisa jaga diri, dan bawa diri disana ” ucap mamah kembali memeluk gw disela sela isak tangisnya. Seminggu sudah berlalu dan tiba harinya keberangkatan gw, dengan diantar oleh mang iwan dan wulan, segera gw menuju ke stasiun kereta yang akan mengantarkan gw ke jawa bagian timur, sepanjang jalan terlihat wajah wulan yang agak berat melepas kepergian gw,hingga akhirnya kamipun tiba distasiun kereta “ jangan lupa kasih kabar ” ucap wulan sebelum melepas gw menaiki kereta “ doain aku, semoga aku cepat nikahi kamu dan kamu bisa ikut sama aku kesana ” ucap gw sambil memeluk wulan kemudian melepaskannya dalam balutan air matanya, dan akhirnya pijakan kaki gw mantap menaiki kereta “ selamat tinggal Jakarta…selamat datang pekerjaan baru..semoga cepat sukses ” doa gw didalam hati Next Chapter : sebuah perjalanan dan celoteh seorang kakek tua Heran rasanya mendengar ocehan kakek tua ini, antara sebuah misteri atau sakit jiwa yang menimpa kakek ini, hingga akhirnya gw berlabuh di kantor cabang yang mengharuskan gw untuk menempati sebuah mess tua
Spoiler for Chapter 2 (sebuah perjalanan dan celoteh seorang kakek tua):
Lama gw terdiam dalam keheningan, lamunan gw melayang akan sebuah rencana kerja, adaptasi dan yang pasti lokasi kerja yang sama sekali terasa asing bagi gw, sebuah kota dijawa timur yang baru kali ini gw singgahi, dengan berbekal sebuah info dari mas kamil gw harus turun di stasiun pasar turi lalu lanjut ke stasiun g***ng, dan lanjut ke kota tujuan, entah berapa lama waktu yang akan gw tempuh, kebetulan gerbong kereta api eksekutif yang gw tempati tidak begitu banyak penumpangnya hari ini, beberapa pasang keluarga, mungkin keluarga atau hanya sepasang kekasih, dan seorang kakek yang tampaknya melakukan perjalanan sendirian Entah gw yang paranoid atau rasa lelah yang menghinggapi gw, disela sela mata gw yang sudah mulai mengantuk, gw masih bisa memperhatikan mata kakek2 itu yang sedari gw mulai naik dan kereta sudah berjalan jauh, mata kakek2 itu terlihat selalu menatap gw, hanya ketika bertemu pandangan kakek2 tersebut mencoba mengalihkan pengelihatannya dari gw, timbul pikiran negatif di otak ini, apakah kakek2 itu mempunyai niat jahat, andai dia mempunyai niat jahat gw berpikir gw lebih muda dan segar, tentu gw akan lebih mudah menghadapi kakek2 yang sudah berumur dengan kulit yang sudah keriput itu “ persetan, coba aja kalau berani ” kutuk gw, hingga akhirnya gw tertidur, entah berapa lama gw tertidur hingga akhirnya gw terbangun dengan kondisi kereta yang terhenti disebuah pematang sawah, gw coba melihat keluar, tampak suasana malam sudah turun, pematang sawah dengan pemandangan gelapnya sedikit membuat suasana horor. Kembali gw teringat akan sosok kakek2 yang tadi memperhatikan gw, gw lihat kini kursi tempatnya duduk terlihat kosong, mungkin dia sedang ke suatu tempat atau bahkan mungkin tertidur hingga tubuhnya tidak terlihat pandangan ini karena tertutup kursi, rasa keinginan untuk buang air kecil membuat gw bangkit dari kursi dan menuju toilet “ leganya ” gumam gw sambil bergegas meninggalkan toilet, disaat keluar dari toilet sekilas gw melihat kakek2 tersebut tampak sedang berdiri diantara celah gerbong, tatapan matanya tampak memandang keluar kearah gelapnya malam, karena rasa penasaran dan mencoba menghilangkan pikiran negatif gw, segera gw hampiri kakek2 tersebut “ sedang apa kek ” sejenak kakek2 itu memandang ke arah gw, tapi hanya sejenak kini pandangan matanya kembali menyapu gelapnya malam dan tanpa sebuah jawaban “ orang tua brengsek ” maki gw tanpa bersuara, segera gw balikan badan dan mencoba meninggalkannya “ hai dik, kesini sebentar ” akhirnya terdengar suara kakek2 tersebut melihat gw akan meninggalkannya Gw terdiam sejenak, hingga akhirnya gw memberanikan diri untuk menghampirinya kembali, tampak dikepalanya sebuah balutan batik, tp bukan belangkon entah apa namanya “ ada apa kek ” “ kalau kamu hendak berkunjung ke daerah baru, tolong yang sopan, jangan arogan ” mendengar jawaban kakek itu emosi gw seketika agak terpancing, apa maksud omongan kakek2 ini “ maksud kakek apa ” jawab gw agak meninggi “ singkirkan harimau putih yang sedari tadi menemani kamu itu ” Wahh akhirnya sekarang gw berpikir bahwa kakek2 ini sedikit kurang waras, mana ada harimau putih didalam gerbong ini, lama gw terdiam tanpa mencoba menjawab karena gw bingung jawaban apa yang harus gw berikan “ coba kamu lihat kera2 yang ada dipematang sawah itu, mereka tampak tidak senang dengan kehadiran kamu dan harimau putihmu itu ” kembali kakek2 tersebut mengeluarkan kata2 yang diluar logika gw untuk berpikir, mata gw mencoba mencari sekumpulan kera atau mungkin seekor kera yang ada dipematang sawah itu, tapi hanya kegelapan malam yang terlihat oleh mata ini Rasa kesal bercampur dengan rasa heran segera memenuhi rongga dada ini, ingin rasanya gw segera memaki kakek2 ini, tapi gw masih mempunya moral yang mengajarkan gw untuk bersopan santun “ mungkin kakek lelah, sebaiknya istirahat kek ” ucap gw sambil mencoba kembali ke kursi “ sebentar dik, kamu dari Jakarta ” “ iya kek, tepatnya dari bogor ” jawab gw kembali mengurungkan niat untuk meninggalkannya “ apakah kamu percaya dengan yang baru saja saya ucapkan ” “ sama sekali tidak kek, saya tidak percaya dengan begituan, semua hal mistis buat saya semua diluar akal sehat, semua hal mistis bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan ” jawab gw menjelaskan dengan sedikit antusias “ gimana mau maju Indonesia kalau masih saja percaya dengan hal2 klenik seperti itu ” “ jangan takabur dik ” ucap kakek tersebut dengan tatapan tajamnya “ percayalah aku sekarang melihat seorang wanita berbaju putih tua, bajunya tampak sobek2 dengan rambut terurai sedang menangis diujung gerbong sana ” “ dia sedang menatap ke arah kita tepatnya ke arah kamu, tapi tampaknya dia juga takut dengan harimau yang kamu bawa itu ” “ maksud kakek ?” tanya gw dengan rasa heran seiring dengan hembusan angin yang berhembus menerpa gw, mendadak bulu kuduk gw berdiri mendengar ucapan kakek tua ini, mata gw mencoba menatap gerbong yang berlawanan dengan tempat gw berdiri, dan kembali gw tidak melihat sosok yang disebutkan kakek2 tua tersebut “ sepertinya dia terkena air kencing kamu, sebaiknya kamu berdoa sebelum buang air kecil ” terlihat mulut kakek2 tersebut komat kamit seperti merapal sebuah mantra atau sebuah doa “ orang gila ” pikir gw melihat tingkah laku kakek2 ini “ dia sudah pergi dan memaafkan atas ketidak tahuan kamu, lain kali berdoa dulu ” Dan akhirnya gw berpikir sebelum emosi gw meledak dan memaki kakek2 ini, sebaiknya gw akhiri pembicaraan konyol ini “ sudah kek, saya mau istirahat, terima kasih atas cerita horor dan konyolnya itu ” ucap gw sambil tersenyum dan meninggalkan kakek2 tua tersebut, segera gw duduk tanpa mencoba memikirkan omongan kakek tua tersebut “ dasar sinting ” Disaat gw sudah terduduk dan mencoba membaca buku yang sengaja gw bawa sebagai teman dalam perjalanan ini, kembali kakek tua itu menghampiri gw dan mengucapkan sesuatu sebelum akhirnya dia beranjak pergi ke kursinya “ buang harimau kamu itu, jangan menantang dengan apa yang tidak pernah kamu bayangkan ” “ sebuah kejadian, akan merubah cara berpikir kamu ” “ sialan, tuh kakek nyumpahin gw ” gerutu gw begitu melihat kakek tua tersebut berlalu dan duduk di kursinya Hingga akhirnya setelah 10 atau 13 jam perjalanan gw tiba distasiun kereta yang dimaksud, tampak seseorang telah menanti gw disana “ perkenalkan saya imron, saya driver kantor yang ditugaskan menjemput bapak, tadi bapak kamil nelp dari Jakarta, sebaiknya bapak langsung menuju mess baru besok ke kantor ” “ ohh gitu pak, perkenalkan saya reza ” Dan akhirnya mobilpun melajumeninggalkan stasiun dan menuju mess yang dimaksud, suasana yang sepi tampak terlihat, rimbunan pohon jati yang tampak tumbuh besar dipinggir jalan seakan menyambut kedatangan gw, hingga akhirnya gw tiba disebuah rumah yang tampak tua, berdasarkan pengelihatan gw bisa dikatakan mungkin mess ini merupakan rumah tua peninggalan jaman belanda “ mari masuk pak, saya antar kedalam ” ucap imron sambil bergegas membawa koper yang gw bawa “ assalamualaikum ” terlihat imron mengetuk pintu hingga terlihat seseorang menjawab salam dan membukakan pintu “ ehh pak indra, perkenalkan ini pak reza, pegawai baru yang akan tinggal disini ” ucap imron sambil masuk kedalam rumah dan memasukan tas gw kedalam kamar “ panggil indra aja, tampaknya kita seumuran ” sapa indra sambil menyodrkan tangannya “ saya reza ” jawab gw menyambut sodoran tangannya, segera indra mengajak gw kedalam rumah dan kembali seseorang menyambut kedatangan gw, tampaknya dia baru selesai menunaikan sholat “ saya minto ” sapanya, seraya gw mengucapkan nama gw kembali “ sebenarnya ada lagi yang mau kenalan, namanya mas dikin, dia penjaga kebersihan mess ini, bisa disebut ob mess lah ” kembali indra menerangkan siapa saja yang menghuni mess ini “ loh orangnya dimana ?” tanya gw sambil memperhatikan ruangan “ sudah tidur, mungkin besok pagi kamu bisa kenalan dengannya ” Setelah beberapa lama akhirnya imron pamit untuk meninggalkan mess, dang w pun bergegas menuju kamar untuk beristirahat “ kamar mandi ada diruang belakang dekat dapur pak reza ” indera mencoba memberitahu tentang keberadaan kamar mandi dan kemudian hilang memasuki kamar Kamar yang gw masuki terlihat rapih, dengan hiasan lukisan tua di dindingnya, tempat tidurpun tampaknya disesuaikan dengan kondisi kamar yang tua, mungkin biar selaras dilihatnya, sebuah tempat tidur dengan sebuah kelambu putih Setelah merapihkan baju kelemari, bergegas gw menuju kamar mandi untuk sekedar membasuh badan yang sudah terasa agak lengket ini, ruang belakang dipisahkan dengan sebuah pintu kaca tua, sebuah pintu yang memisahkan ruang tengah dengan bagian dapur serta kamar mandi, sejuknya air segera memanjakan tubuh gw, mata gw kembali mencoba melihat2 suasana didalam kamar mandi, kamar mandi ini terlihat begitu besar, walaupun tua tapi terlihat bersih, yang membedakan dengan kamar mandi modern adalah adanya sebuah sumur yang terletak disudut kamar mandi lengkap dengan kerekan timba untuk mengambil air, mungkin ini untuk jaga2 disaat pompa air mengalami masalah, memang sumur itu terlihat agak tua tapi terpelihara dengan baik, setelah selesai mandi akhirnya gw bergegas ganti baju dan merebahkan diri diranjang yang terasa empuk dan dingin itu, rasa lelah yang menerpa gw setelah perjalanan seharian ini langsung membuat gw tertidur dengan pulasnya Next Chapter : Hari ke 2 di mess (logika dan penyangkalan hal ghoib) Suara apa itu, kenapa bisa bergerak sendiri, sebuah bayangan dan sebuah bak mandi yang berpindah tempat secara tidak lazim, kembali gw mengedepankan ilmu untuk melihat semua fenomena ini
Original Posted By muharromoby►gaya bahasa dan penulisannya bagus.. di tunggu next chapter bro
Quote:
Original Posted By swordland►Semakin ane baca semakin ane penasaran
Keep update gan
terima kasih sudah mampir dan memberikan komentar
Quote:
Original Posted By ilphan►
gan ini kenapa ko keretanya berhenti di tengah jalan?
masak iya keretanya ngetem
hehehe ane mana tau gan, semua kereta entah itu kereta dlm kota atau antar kota banyak sekali kendalanya mungkin yang biasa naik kereta hampir semuanya biasa mengalami kejadian seperti ini
Anda akan meninggalkan Stories from the Heart. Apakah anda yakin?
Lapor Hansip
Semua laporan yang masuk akan kami proses dalam 1-7 hari kerja. Kami mencatat IP pelapor untuk alasan keamanan. Barang siapa memberikan laporan palsu akan dikenakan sanksi banned.