Metrotvnews.com, Jakarta: Khiren Humaira Islami, bayi yang jalani operasi jantung bocor di RS Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta. Kini mendapat sejumlah dukungan dari masyarakat. Dukungan itu datang dalam bentuk petisi daring di www.charge.org.
Di laman tersebut, Nazrul Azwar mempetisi Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial, Presiden Joko Widodo, Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp. M (K), Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional.
Nazrul menjelaskan setiap kronologi perawatan yang diusahakan orangtua Khiren. Dari tempat awal Khiren dirawat, Faskel TK I (Puskesmas Ambacang) sampai di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta, orang tua Khiren mengikuti prosedur yang ada sebagai peserta BPJS. Namun kini harus terlilit hutang ratusan juta, lantaran ada satu prosedur yang terlewat.
"Tetapi keluarga bayi Khiren terlambat dalam pengurusan Surat Eligibilitas Peserta (SEP) (dalam aturan 3x24 Jam), sehingga semua biaya operasi dan perawatan dikategorikan oleh pihak Rumah Sakit sebagai pasien umum dengan biaya pribadi," tulis Nazrul.
Atas kejadian itu, keluarga Khiren diharuskan membayar uang sebesar Rp 124.826.395. Sehingga, petisi itu menuntut BPJS untuk tak membebankan dana tersebut kepada keluarga Khiren.
"Bebaskan Keluarga Khiren Humaira Islami dari Beban Utang Rp124 Juta karena BPJS Kesehatan Melilitkan Utang pada Anggotanya," tegas Nazrul.
Untuk diketahui, petisi ini sudah dimulai sejak tanggal 10 Juli lalu. Hingga kini, terlihat sebanyak sebanyak 594 dari 1000 orang yang ditargetkan sudah menandatangani petisi online ini.
Sementara itu, Khiren diketahui lahir di Padang pada 22 Juli 2014 lalu. Anak dari pasangan Syaifuddin Islami dan Dewi Anggraini itu, diketahui sejak usia 20 hari telah didiagnosa menderita Penyakit Jantung Bawaan (PJB) dengan tipe Ventricular Septal Defect (VSD) pada sekat bilik jantung atau jantung bocor.
http://m.metrotvnews.com/read/2015/08/09/155762
Quote:
Metrotvnews.com, Jakarta: Khiren Humaira Islami, bayi yang didiagnosa menderita Penyakit Jantung Bawaan (PJB) dengan tipe Ventricular Septal Defect (VSD) pada sekat bilik jantung atau jantung bocor, kini harus menanggung utang ratusan juta rupiah kepada Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta.
Hal ini terjadi lantaran klaim BPJS yang diajukan oleh keluarga Khiren ditolak. Sebabnya, keluarga melewatkan satu persyaratan yaitu Surat Eligibilitas Peserta (SEP) saat pengurusan berkas jelang operasi Khiren.
"Waktu itu pihak RSbilang kalau ada yang kurang, yaitu SEP. Kondisi itu tanpa disengaja, tapi memang kondisi kita yang sedang panik menghadapi kondisi Khiren," ujar Ibunda Khiren, Dewi Anggraini saat dihubungi Metrotvnews, Sabtu (8/8/2015).
Dirinya menambahkan, perubahan jadwal operasi yang ditetapkan oleh pihak RS Harapan Kita juga menyebabkan kepanikan bagi keluarga. Selain itu, keluarga juga merasa tak ada satupun pihak RS yang mengingatkan jika ada berkas yang tertinggal.
Hal ini menyebabkan, semua biaya operasi dan perawatan sebesar Rp. 124.826.395 dikategorikan oleh pihak RS Harapan Kita sebagai pasien umum dengan biaya pribadi karena tidak ditanggung oleh BPJS.
"Makanya sekarang kita berharap bantuan supaya klaim BPJS bisa cair. Namun sejauh ini pihak BPJS tetap enggak mau karena pengurusan SEP lebih dari 3x24 jam tidak bisa dilayani," pungkasnya.
Saat ini, keluarga hanya mengharapkan adanya donatur yang mau menyumbang untuk pelunasan utang tersebut. Selain itu, bantuan Dompet Dhuafa Singkalang untuk menggalang koin untuk Khiren juga diharapkan mampu melunasi tanggungan yang dibebankan kepada keluarga Khiren.
Khiren diketahui lahir di Padang pada 22 Juli 2014 lalu. Anak dari pasangan Syaifuddin Islami dan Dewi Anggraini itu, diketahui sejak usia 20 hari telah didiagnosa menderita Penyakit Jantung Bawaan (PJB) dengan tipe Ventricular Septal Defect (VSD) pada sekat bilik jantung atau jantung bocor.
http://m.metrotvnews.com/read/2015/08/08/419360
_________________
Quote:
Klaim BPJS Ditolak, Bayi Khiren Berutang Rp124 Juta kepada RS Harapan Kita
Metrotvnews.com, Jakarta: Khiren Humaira Islami, bayi yang didiagnosa menderita Penyakit Jantung Bawaan (PJB) dengan tipe Ventricular Septal Defect (VSD) pada sekat bilik jantung atau jantung bocor, kini harus menanggung utang ratusan juta rupiah kepada Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta.
Hal ini terjadi lantaran klaim BPJS yang diajukan oleh keluarga Khiren ditolak. Sebabnya, keluarga melewatkan satu persyaratan yaitu Surat Eligibilitas Peserta (SEP) saat pengurusan berkas jelang operasi Khiren.
"Waktu itu pihak RSbilang kalau ada yang kurang, yaitu SEP. Kondisi itu tanpa disengaja, tapi memang kondisi kita yang sedang panik menghadapi kondisi Khiren," ujar Ibunda Khiren, Dewi Anggraini saat dihubungi Metrotvnews, Sabtu (8/8/2015).
Dirinya menambahkan, perubahan jadwal operasi yang ditetapkan oleh pihak RS Harapan Kita juga menyebabkan kepanikan bagi keluarga. Selain itu, keluarga juga merasa tak ada satupun pihak RS yang mengingatkan jika ada berkas yang tertinggal.
Hal ini menyebabkan, semua biaya operasi dan perawatan sebesar Rp. 124.826.395 dikategorikan oleh pihak RS Harapan Kita sebagai pasien umum dengan biaya pribadi karena tidak ditanggung oleh BPJS.
"Makanya sekarang kita berharap bantuan supaya klaim BPJS bisa cair. Namun sejauh ini pihak BPJS tetap enggak mau karena pengurusan SEP lebih dari 3x24 jam tidak bisa dilayani," pungkasnya.
Saat ini, keluarga hanya mengharapkan adanya donatur yang mau menyumbang untuk pelunasan utang tersebut. Selain itu, bantuan Dompet Dhuafa Singkalang untuk menggalang koin untuk Khiren juga diharapkan mampu melunasi tanggungan yang dibebankan kepada keluarga Khiren.
Khiren diketahui lahir di Padang pada 22 Juli 2014 lalu. Anak dari pasangan Syaifuddin Islami dan Dewi Anggraini itu, diketahui sejak usia 20 hari telah didiagnosa menderita Penyakit Jantung Bawaan (PJB) dengan tipe Ventricular Septal Defect (VSD) pada sekat bilik jantung atau jantung bocor.
http://m.metrotvnews.com/read/2015/08/08/419360
Ayah berharap Nasrul juga seorang kaskuser, jadi bisa memberikan kronologis yang lebih lengkap dan info yang jelas kemana jika kaskuser lain mau memberikan bantuan yang lebih "nyata" ke orang tua Khiren untuk sedikit mengurangi beban 