Kekhawatiran timbul pada para investor ketika para penonton mulai mengalihkan perhatian mereka ke saluran hiburan secara online. Hal ini pun berdampak kepada nilai saham Walt Disney Co yaitu ketika dilaporkan bahwa perusahaan tersebut mengalami penurunan subscribers pada saluran olahraganya, ESPN, dan para saingannya mengalami pendapatan campuran.

Jatuhnya Saham

Saham Disney turun sebesar 9% pada hari Rabu (5/8), kehilangan USD 18 miliar atau sekitar IDR 130 triliun dari nilai pasar perusahaan. Di hari berikutnya Disney menurunkan prospek laba untuk jaringan kabel. Saham Walt Disney turun 6 persen menjadi USD 114,10. Disney membukukan rekor laba pada kuartal Juni, namun pendapatan meleset dari ekspektasi Wall Street untuk pertama kalinya dalam dua tahun. Laba bersih USD 2,48 miliar, hanya mengalami kenaikan sebesar 1% dari tahun sebelumnya, dan pendapatan dari USD 13,1 miliar, hanya bertambah menjadi USD 13,23 miliar.

Terjadi juga pada yang lainnya

Tidak hanya Disney, Time Warner Inc yang telah lebih cepat daripada Disney dalam mengurai penawaran TV kabel yang populer dan merangkul model online pun juga merasakan kemarahan investor dan berdampak pada turunnya saham sebesar 9%.

Saham milik Discovery Communications Inc juga mendapat dampak penurunan. Saham DISCA.O jatuh sebanyak 12% setelah penjualan iklan yang lebih rendah dan melesetnya perkiraan analis mengenai harga dolar yang kuat.

Twenty-First Century Fox Inc juga mengalami penurunan saham sebesar 7%, dan mengalami penurunan lagi setelah dilaporkan bahwa pendapatan yang diperhitugkan memiliki hasil yang lebih rendah akibat penurunan penjualan iklan TV dan kurangnya perilisan film besar.

Bahkan CBS Corp, pemilik jaringan TV AS yang paling banyak ditonton, juga mengalami penurunan saham hampir sebesar 5% dalam perdagangan reguler. Saham bioskop dan kabel perusahaan Viacom Inc pun turun sebanyak 7,5%.

Berbeda dari yang lainnya, Dish Network Corp dilaporkan mempunyai saham yang lebih tinggi dari perkiraan pendapatan kuartalan dan karena mendapatkan keuntungan lebih dari bayaran per pelanggan TV dan menambahnya pengguna internet broadband. Sahamnya meningkat sebanyak 4,3%. Meskipun begitu, perusahaan TV satelit terbesar kedua AS tersebut mengalami kerugian pelanggan bersih hampir dua kali lipat menjadi sekitar 81.000.

Internet memang telah mengalami kemajuan pesat dan semakin mudah untuk di akses dari mana pun dan kapan pun. Adanya fleksibitas demikian membuat banyak orang beralih pada tayangan online.


Source: Global News