- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Petani Protes import Bawang Merah Di buka, Titiek Soeharto : Awasi Harga Bawang Merah


TS
azfargilang
Petani Protes import Bawang Merah Di buka, Titiek Soeharto : Awasi Harga Bawang Merah
Quote:

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL--Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Siti Hediati Hariyadi mengharapkan pemerintah ikut mengawasi harga bawang merah di pasaran agar tidak anjlok saat musim panen raya komoditas tanaman pangan tersebut.
"Bagaimana kalau saat musim panen bawang itu harga dikontrol pemerintah dan jangan dilepas ke pasar, agar harganya tidak anjlok," katanya usai meninjau lokasi budi daya bawang merah lahan pasir Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa.
Legislator yang akrab dipanggil Titiek Soeharto ini mengatakan, dalam kegiatan pertanian bawang merah, petani mengenal dua musim setahun yakni tanaman yang ditanam pada musim hujan dan musim kemarau seperti saat ini.
"Ada dua kali musim tanam, yakni saat kemarau dan hujan, biasanya kalau musim kemarau seperti saat ini hasilnya banyak, akan tetapi harga anjlok, ini yang sering jadi permasalahan petani saat ini," kata dia.
Menurut dia, untuk mengawasi dan mengendalikan harga bawang agar tidak anjlok saat musim panen yang hingga mengakibatkan petani tidak menikmati hasil panen dengan harga bagus, pemerintah perlu melibatkan otoritas terkait.
"Tentunya perlu peran Bulog," kata Wakil Ketua Komisi IV DPR yang salah satunya membidangi masalah pertanian ini.
Titiek juga mengatakan, berdasarkan keluhan yang diterima dari petani setempat, saat mengalami panen raya, sebagian besar petani tidak dapat menjual hasilnya ke luar daerah, sehingga harganya cenderung jatuh karena stok melimpah.
"Di sini mereka (petani) tidak bisa menjual bawang ke luar daerah, dan akhirnya banyak (dijual) ke Yogyakarta yang harganya jatuh, agar tidak semakin jatuh, seharusnya Dinas Perdagangan setempat juga membeli," katanya.
http://m.republika.co.id/berita/dpr-...a-bawang-merah
Quote:
Petani Protes Kran Impor Bawang Merah Dibuka

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Titik Soeharto saat meninjau lokasi lahan bawang merah di kawasan Ngepet, Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Selasa (4/8/2015).
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Titik Soeharto saat meninjau lokasi lahan bawang merah di kawasan Ngepet, Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Selasa
Harianjogja.com, BANTUL-Petani bawang merah di Kabupaten Bantul memprotes kebijakan pemerintah pusat yang membuka kran impor bawang merah. Dengan dibukanya keran impor bawang, hal itu praktis akan membebani para petani. Pasalnya, petani tak bisa menikmati hasil secara maksimal sehingga penghidupan mereka tetap stagnan.
(Baca Juga : BAWANG IMPOR Vietnam Banjiri Pasar, Pemerintah Kok Tidak Tahu?)
Parjiono, salah seorang petani bawang merah asal Desa Srigading, Kecamatan Sanden mengaku keberatan dengan langkah kementrian perdagangan yang memperbolehkan impor bawang merah. Padahal, jika dimaksimalkan potensi lahan bawang merah yang ada, kebutuhan bawang merah di tanah air dapat tercukupi.
“Wong hasil kita itu melimpah kok masih tetap mengimpor,” keluhnya saat berdialog dengan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Titik Soeharto di kawasan Ngepet, Desa Srigading, Selasa (4/8/2015).
Lebih lanjut, akibat kebijakan impor bawang merah itu, harga bawang merah sudah pasti akan jatuh saat musim panen seperti sekarang ini.
Harga bawang merah tak lagi bisa dinikmati oleh para petani yang telah bersusah payah menanam komoditas tersebut.
“Serbuan bawang merah impor di pasaran mengakibatkan harga jatuh,” tegasnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh petani lainnya, Sudiman.
Jatuhnya harga akibat serbuan bawang impor itu diakuinya membuat petani merugi. Pasalnya, ongkos menanam bawang merah hingga kini terbilang masih cukup tinggi.
“Harga bibit bawang merah masih mahal di sini. Karena wilayah ini sebelumnya terendam banjir hingga ratusan hektar,” jelasnya.
Itulah sebabnya, aa berharap pemerintah bisa lebih menjalankan perannya untuk melindungi nasib para petani bawang merah. Belajar dari pengalaman, petani berharap agar pemerintah membeli bawang merah yang mereka hasilkan dengan standar harga tertentu.
Dengan demikian, kerugian para petani dapat diminimalisir.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Titik Soeharto juga mengaku heran dengan kebijakan pemerintah yang membuka keran impor bawang merah ini.
Seharusnya pemerintah bisa memperluas lahan yang digunakan untuk menanam bawang merah sehingga pasokan bisa memenuhi kebutuhan. Ia yakin, Indonesia mampu swasembada pangan termasuk bawang merah ini.
“Indonesia itu sangat potensial. Bagaimana tidak, lahan pasir yang awalnya kering kerontang saja mampu menghasilkan bawang lebih baik. Saya yakin, kalau pemerintah mau membuat kebijakan yang berpihak kepada para petani, pasti bisa melindungi hajat hidup mereka,”tandasnya.
Ia berharap pemerintah bisa meningkatkan perannya dengan fungsi layaknya Badan Urusan Logistik (Bulog). Pemerintah bisa membeli bawang merah saat panen raya terjadi untuk menghindari jatuhnya harga bawang. Dan melepas kembali ketika pasokan bawang merah berkurang akibat musim penghujan tiba.
http://jogja.solopos.com/baca/2015/0...-dibuka-630075
0
2K
Kutip
13
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan