- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Muktamar NU Kacau-Balau, Gara2 Intrik Jemaat JIN & Politisi PKB Ikut Bermain?


TS
zitizen4r
Muktamar NU Kacau-Balau, Gara2 Intrik Jemaat JIN & Politisi PKB Ikut Bermain?
Ribut, Deadlock, Pleno Tatib Muktamar NU Ditunda
Senin, 03 Agustus 2015 , 02:24:00
JOMBANG - Kericuhan yang diwarnai aksi pemukulan hingga penghinaan terhadap ulama oleh peserta muktamirin dari PWNU Kepulauan Riau, membuat pleno pembahasan tata tertib (Tatib) Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-33 di Jombang, Jawa Timur, deadlock.
KH Slamet Effendi Yusuf yang memimpin sidang akhirnya memutuskan sidang ditunda sampai besok. "Kami menyerahkan pleno kepada penanggunggjawab Muktamar dan akan mendiskusikan dengan ulama," kata Kiai Slamet, Minggu (2/8) malam.
Penundaan ini dampak dari keributan saat pembahasan pasal 19 rancangan Tatib, yang mengatur soal sistem musyawarah dan mufakat atau Ahlul Halli Wal 'Aqdi (AHWA), untuk memilih Rais 'Aam PBNU.
Konsep ini menimbulkan perdebatan di kalangan peserta Muktamar. Ada yang pro dan kontra dengan berbagai alasannya. Ahlul Halli Wal 'Aqdi (AHWA)
"Kami mendukung sistem AHWA, ada beberapa alasan, pertama, menurut sejarah ini khusus untuk pemilihan Rais 'Aam. Pemilihan langsung itu membuat konflik dan polarisasi antar para Kiai Nahdlatul Ulama," ujar utusan PCNU Pati, Jawa Tengah.
Sementara PWNU Sumatera Selatan menilai sistem AHWA belum bisa digunakan karena hasil Musyawarah Nasional (Munas) bukan Muktamar.
"Kami tahu AHWA diambil keputusan Munas, menurut kami itu hanya rekokmendasi. Kami menolak adanya AHWA dan kita kembali pada AD/ART yang ada. Pemilihan Rais 'Aam dilaksanakan dan dipilih langsung oleh muktamar," jelasnya.
Jalan tengah diusulkan PWNU Sumatera Utara, tapi tetap tidak mendinginkan suasana. Saat itu, PWNU Sumut mengusulkan pasal 19 berbunyi pemilihan Rais 'Aam dilakukan berdasarkan AD/ART Muktamar ke-33 Jombang, sehingga pembahasannya dilakukan pada pembahasan AD/ART sejalan dengan revisinya.
Pro dan kontra antar PWNU dan PCNU terus terjadi sampai tiba giliran PWNU Kepulauan Riau, yang berujung pada pemukulan karena utusan Kepri dinilai menghina ulama yang berada di meja pimpinan pleno.
Utusan Kepri menuding para pimpinan pleno, KH Slamet Effendi Yusuf ikut membagi-bagikan saat sosialisasi sistem AHWA di Aceh. "Kalau Bapak bilang sistem AHWA mengangkat marwah ulama, Bapak sendiri yang menyerahkan uang saat sosialisasi AHWA di Aceh," ujar utusan Kepri yang tidak diketahui namanya, sembari menunjuk ke meja pimpinan pleno.
http://www.jpnn.com/read/2015/08/03/...ar-NU-Ditunda-
Ulama Berkelahi di Arena Muktamar NU
Senin, 03 Agustus 2015 00:53 WIB
Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-33 di Jombang, Jawa Timur, berlangsung ricuh. Seorang ustadz yang merupakan wakil dari PWNU Riau dipukul di sela-sela sidag pleno pembahasan tata tertib (Tatib).
Pemukulan tersebut terjadi setelah PWNU Riau menyatakan sikap agar konsep pemilihan Rais ‘Aam PBNU dikembalikan kepada AD/ART, bukan konsep Ahlul Halli Wal ‘Aqdi atau AHWA. “Tidak boleh menginjak-injak AD/ART,” kata utusan PWNU Riau itu, Minggu (2/8) malam.
Setelah menentukan sikapnya menolak penerapan sistem AHWA, utusan Riau itu mau dipukul salah seorang muktamirin lain tapi berhasil dipisahkan Banser NU. Diduga, yang berupaya menyerang adalah pendukung AHWA.
Penyerangan itu belum berhenti, begitu utusan Riau dibawa ke depan forum, ada seorang muktamirin yang mendekat dan berhasil memukul kepalanya. Pemukul yang tidak diketahui identitasnya itupun diamankan.
Keributan di Muktamar NU belum berhenti, masing-masing PWNU dan PCNU diberikan hak bicara menyikapi sistem AHWA. Pro kontra pun berlanjut. Bahkan PWNU Papua Barat dan 19 PCNU-nya, mendukung penuh sistem AHWA.
Nah, tiba giliran utusan PWNU Kepulauan Riau, juru bicaranya yang tidak menyebutkan nama juga menyatakan sikap menolak AHWA. Bahkan, dia menyatakan memiliki bukti bahwa upaya pemaksaan sistem AHWA diwarnai permainan uang.
“Kalau PWNU Jatim menyatakan (AHWA) mengangkat marwah ulama. Tadi malam telah tertangkap seseorang yang membawa bungkusan berisi uang untuk diserahkan pada Muktamirin di pemondokan kami. Kami punya buktinya,” ujarnya.
http://pojoksatu.id/pojok-news/2015/...agi-bagi-uang/
Dipenuhi Ratusan Penyusup dari Parpol
Gus Solah: Ini Muktamar NU Paling Kacau
Minggu, 02 Agustus 2015 - 19:30:59 WIB
JOMBANG (surabayapost.net) – Salahuddin Wahid atau Gus Solah menyebut, sepanjang sejarah pelaksanaan Muktamar Nahdlatul Ulama, ia menilai Muktamar NU ke-33 di Jombang ini yang paling kacau. Sangat jelas banyak kepentingan parpol yang bermain dan mencari untung di NU.
Ia bahkan prihatin pada PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) yang ditudingnya membiarkan Muktamar NU menjadi ajang perang partai politik. Diduga, ada ratusan penyusup utusan parpol yang menyamar sebagai peninjau.
Gus Solah mengaku melihat kerasnya cara-cara panitia mengendalikan Muktamar NU. "Banyak kepentingan parpol yang bermain dan mencari untung di NU," kata Gus Solah di Jombang, Minggu (2/8).
Secara terang-terangan, adik Abdurrahman Wahid ini menyebut ada pihak tertentu yang menawarkan imbalan kepada peserta Muktamar untuk memilih calon Ketua Umum dan Rois Aam NU. Transaksi ini dilakukan mulai di tempat asal cabang masing-masing dan di asrama peserta. Karena itu, dia menegaskan tak akan membiarkan orang-orang seperti itu membuat kekacauan di Muktamar.
Gus Solah merasa heran dengan sikap Pengurus Besar NU yang terkesan membiarkan perang kekuatan politik terjadi di Muktamar. Bahkan NU dianggap sudah mulai kehilangan ruh jihad dengan masuknya pragmatisme. "Ini Muktamar NU atau PKB (Partai Kebangkitan Bangsa)," tutur Gus Solah menyindir.
Mantan Ketua NU era kepemimpinan Hasyim Muzadi, Andi Jamaro, bahkan menemukan ratusan penyusup. Mereka, menurut dia, utusan partai yang diberi surat menjadi anggota peninjau. Tujuannya, mempengaruhi opini muktamirin dalam sidang komisi dan pleno. "Saya menemukan ratusan orang yang seperti ini," katanya.
http://surabayapost.net/berita-gus-s...#ixzz3hicA6f5G
Paksakan Ahwa, panitia Muktamar NU Jombang disebut tak profesional
Minggu, 2 Agustus 2015 16:23
Merdeka.com - Ketua Tim Sukses KH Sholahuddin Wahid, Andi Jamaroh Ulum menyebut Muktamar ke 33 Nahdlatul Ulama (NU) di Jombang, Jawa Timur tidak digarap secara profesional. Amburadulnya sistem registrasi dan diskriminasi pendaftaran peserta, ditengarai karena panitia memaksakan sistem Ahlul halli wal aqdi (Ahwa) dalam pemilihan rais aam.
"Panitia muktamar tidak profesional, dan lebih berpihak pada salah satu calon rais aam. Panitia juga telah mendiskriminasi calon peserta muktamar yang menolak Ahwa," tegas Andi saat mendampingi KH Sholahuddin Wahid dalam gelar persnya, Minggu (2/8).
Mantan Ketua PBNU di era KH Hasyim Muzadi ini menyebut, ketidak profesionalan panitia dan adanya indikasi intervensi partai politik di muktamar kali ini, dengan adanya peninjau yang masuk ke arena muktamar.
"Saya juga mendengar ada peninjau, yang diusulkan partai untuk masuk ke area muktamar. Dan jumlahnya banyak, tidak 10, tapi ratusan. Ini ditengarai ada intervensi Parpol di muktamar ini," tegas Andi.
Sementara Gus Sholah, sapaan KH Sholahuddin Wahid meminta panitia muktamar bisa profesional dan tidak melakukan kecurangan, sehingga muktamar bisa berjalan sukses, tanpa menciderai umat.
"Diskriminasi dan kecurangan itu bukan sikap yang ahlakuk karimah. Saya dengar, proses pendaftaran peserta ricuh karena Malik (Khatib Aam PBNU, Malik Mardani) ingin menertibkan panitia pendaftaran yang mendiskreditkan peserta," papar Gus Sholah.
Kembali adik kandung almarhum Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) ini menceritakan, panitia muktamar mencoba menertibkan peserta yang menolak sistem Ahwa. Sehingga terkesan adanya diskriminasi terhadap calon peserta muktamar.
"Kemudian ada isu Malik diculik oleh Yahya Staquf. Ini bukan penculikan, tapi diajak keluar oleh Yahya. Sudah diatasi, tapi tidak boleh terulang lagi diskriminasi peserta. Jangan ada lagi pemaksaan peserta, berikan id card tanpa syarat," ucapnya.
Karena itu, Gus Sholah meminta panitia bisa menyelesaikan proses registrasi agar muktamar tidak tertunda. "Mari kita saling menjaga agar muktamar sukses. Kita baca tatib (tata tertib)-nya dulu, jangan bicara Ahwa sebelum ada tatib-nya. Itu kan tidak ahlakul karimah," tutupnya.
http://www.merdeka.com/peristiwa/pak...ofesional.html
Paksakan Ahwa, Hasyim Muzadi: Yang Ngebet Itu Kebelet Aja
Minggu, 2 Agustus 2015 16:32 WIB
JOMBANG (Realita)- Pengasuh Ponpes Al Hikam KH. Hasyim Muzadi menganggap pemilihan Ketua PB NU dalam muktamar NU di Jombang dengan menggunakan Ahwa atau musyawarah mufakat terkesan dipaksakan.
Hal ini dikarenakan Ahwa tidak ada dalam AD/ART di NU.
"Kalau mau dimasukkan ya harus disetujui dulu oleh peserta muktamar dan bisa dilaksanakan dalam muktamar ke depan,"kata mantan Ketua Umum PB NU di Jombang, Mingg(2/8).
Hasyim Muzadi mengatakan banyak pihak yang saat ini terlalu memaksakan untuk dilakukan Ahwa.
"Yang memaksa itu kebelet saja untuk pimpin NU,"terangnya.
Ditambahkan oleh Hasyim,bila tetap dipaksakan otomatis NU telah melakukan kesalahan terbesar dalam kegiatan berorganisasi.
[url]http://realita.co/index.php?news=Paksakan-Ahwa,-Hasyim-Muzadi:-Yang-Ngebet-Itu-Kebelet-Aja~3b1ca0a43b79bdfd9f9305b812982962db6ebc42977c8a281548372614be3c3d[/url]
Proyek Liberal, Jaringan Islam Nusantara (JIN)
Tuesday, June 16, 2015 20:00 WIB
Istilah 'Islam nusantara', menjadi isu yang mulai ramai dibicarakan. Sejalan dengan peran para budayawan dan orang-orang liberal di Indonesia. Dan nampaknya ini hendak dijadikan sebagai gerakan.
Di UIN jakarta sendiri telah diselenggarakan festival budaya islam nusantara. Bahkan ada yang mengatakan, fenomena membaca al-Quran dengan langgam jawa, merupakan bagian dari proyek islam nusantara itu.
Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Ustaz Bachtiar Nasir) menegaskan, gagasan Islam Nusantara yang diusung oleh kelompok liberal dan didukung oleh Menteri Agama, identik dan cenderung pada sinkretisme. Ada upaya mencampuradukkan Islam dengan budaya. Gagasan ini error dan salah niat.
Dikatakan Ustadz Bachtiar Nasir atau akrab disapa UBN, dahulu Walisongo mengIslamankan nusantara, sedangkan saat ini sebagian kalangan ingin menusantarakan Islam.
“Yang jelas program Islam Nusantara sejak awal sudah salah niat. Ada yang suudzon, bahwa Islamisasi itu sama dengan Arabisasi. Nggak mesti gitu dong. Tapi sepertinya ada yang benci Arab,” kata UBN saat melauncing Program Spesial Ramadhan di kantor AQL Islamic Center – Tebet.
Pimpinan AQL Islamic Center itu mengingatkan, gagasan Islam Nusantara timbul dari sikap benci kaum Yahudi Bani Israil kepada Arab ketika itu. Bani Israil protes kenapa orang Arab yang menjadi Nabi. Bahkan Bani Israil menolak kenapa Malaikat Jibril menurunkan wahyu kepada orang Arab, dalam hal ini Nabi Muhammad Saw. Bagi Bani Israil itu merupakan kesalahan.
“Karenanya, janganlah jadi penerus perasaan Bani Israel yang membenci orang Arab. Bertobatlah bagi mereka yang membenci orang Arab. Jangan-jangan perasaan ini sudah tersusupi oleh iblis-iblis yang pernah berhasil menyusupi perasan Bani Israel masa lalu yang tidak suka sama Arab,” tukas UBN.
Bagaimanapun Al Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab. Meski begitu, Arab pun belum tentu Islami. Maka, lebih baik, kata UBN, perbaiki muka kita jika objek di cermin kotor. Jadi, jangan salahkan cerminnya. “Hilangkan perasaan hasud, dengki dan dendam itu.”
Kiblat Nusantara
Ketika ditanya, terkait statemen Wapres Jusuf Kalla yang terobsesi memindahkan kiblat pemikiran Islam yang selama ini berpusat di Timur Tengah ke Indonesia, UBN mengatakan, Allah Swt telah menetapkan Baitul Maqdis, kemudian Kabah di Makkah sebagai kiblat umat Islam.
Kepada yang hendak memindah kiblat Islam dari tanah lahirnya ke Indonesia, cobalah baca Surat Al Baqarah ayat 144, 149 dan 150.
“Ayat-ayat tersebut awalnya memang terkait urusan kiblat shalat. Namun, sekarang, bukan sekadar kiblat shalat tetapi juga kiblat pemikiran,” kata UBN.
Kenapa ayat terkait kiblat umat Islam tiga kali diulang. “Alhaqqu min Rabbikum”. Sesuatu yang haq turun dari Tuhanmu?
“Supaya tidak ada alasan bagi manusia yang ingin mengalihkan kiblat pemikiranmu,” kata UBN.
“Dengan demikian, jangan bergeming kepada orang-orang yang hendak mengubah arah kiblat pemikiranmu, kiblat keyakinanmu. (Sebab) akan ada yang selalu berupaya untuk mengalihkan kiblat pemikiranmu,” pesan UBN.
UBN menegaskan, selama ini yang dimaksud Islam Nusantara identik dengan sinkretisme, pencampuran antara Islam dan budaya.
“Nah di sini errornya,” ungkap alumni Pondok Modern Darussalam, Gontor, Ponorogo ini.
Namun demikian, Bachtiar tetap mendukung rencana pemerintah yang hendak membangun kampus Islam Internasional dengan mengusung gagasan Islam moderat itu.
“Kita dukung. Kita dukung Pak Wapres, minta sama gubernur mudah-mudahan dapat 200 hektar. Mudah-mudahan dibangun semewah-mewahnya dan kita akan isi dalamnya,” imbuhnya.
http://www.atjehcyber.net/2015/06/pr...nusantara.html
Ini Pemahaman Islam Nusantara Versi Said Aqil Siradj
Sabtu, 04/07/2015 14:07:23
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj menyebutkan, Islam Nusantara bukanlah agama baru dan juga bukan juga aliran baru. Islam Nusantara katanya, adalah pemikiran yang berlandaskan sejarah Islam masuk ke Indonesia tidak melalui peperangan, tapi kompromi terhadap budaya.
Said Aqil mengatakan, meskipun bersikap kompromi terhadap budaya di Nusantara, Islam Nusantara tetap tidak membenarkan adanya sebuah tradisi yang bertentangan dengan syariat Islam.
"Misalkan ada tradisi yang melegalkan seks bebas, itu tidak dibenarkan, tidak diterima dan dicarikan komprominya. Yang positif, masyarakat Indonesia kuno mengenal selametan dengan sesaji, ketika Islam masuk diisi dengan pengajian, membaca ayat-ayat Alquran, dibarengi sedekah, itulah tradisi Islam Nusantara,” ungkap Said dalam konferensi pers persiapan akhir pelaksanaan Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama di kantor PBNU, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (3/07).
Islam Nusantara adalah tema besar Muktamar NU ke-33 mendatang. Melalui tema ini, Said menganggap hal ini sebagai sumbangsih NU kepada Indonesia dan dunia yang tidak radikal.
"Tradisi Islam Nusantara tidak mungkin menjadikan orang radikal. Tidak mengajarkan membenci, membakar, atau bahkan membunuh,” tegasnya.
Sementara mengenai persiapan Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama yang akan dilaksanakan di Jombang, Jawa Timur, pada 1-5 Agustus mendatang, Said mengatakan persiapan saat ini sudah mencapai 85 persen. Materi Muktamar sudah ditetapkan dan didistribusikan, dan saat ini panitia tengah mendistribusikan undangan. “Insya Allah Muktamar akan berjalan lancar,” pungkasnya.
http://www.suara-islam.com/read/inde...id-Aqil-Siradj
Gus Solah: Ini Muktamar NU atau PKB?
3 August 2015
KONFRONTASI-Salahudin Wahid (Gus Solah) menuding Pengurus Besar Nahdlatul Ulama membiarkan Muktamar NU menjadi ajang perang partai politik. Ditengarai ada ratusan penyusup utusan parpol yang menyamar sebagai peninjau. Tudingan ini disampaikannya setelah melihat kerasnya cara-cara panitia dalam mengendalikan muktamar.
Sepanjang sejarah pelaksanaan Muktamar Nahdlatul Ulama, Salahuddin menilai Muktamar kali ini yang paling kacau.
"Jelas sekali banyak kepentingan parpol yang bermain dan mencari untung di NU," kata Gus Solah, panggilan akrab Salahuddin, di Jombang, Jawa Timur, Minggu, 2 Agustus 2015.
Terang-terangan adik Abdurrahman Wahid ini menyebut ada pihak tertentu yang menawarkan imbalan kepada peserta muktamar untuk memilih calon ketua umum dan Rois Aam. Transaksi ini dilakukan mulai di tempat asal cabang masing-masing maupun di asrama peserta. Karena itu dia menegaskan tak akan membiarkan orang-orang seperti itu membuat kekacauan di muktamar.
Gus Solah merasa heran dengan sikap Pengurus Besar NU yang terkesan membiarkan perang kekuatan politik terjadi di muktamar. Bahkan, NU dianggap sudah mulai kehilangan ruh jihad dengan masuknya pragmatisme.
"Ini muktamar NU atau PKB (Partai Kebangkitan bangsa)," ujar Gus Solah menyindir.
Mantan Ketua NU era kepemimpinan Hasyim Muzadi, Andi Jamarok, bahkan menemukan ratusan penyusup. Mereka utusan partai yang diberi surat menjadi anggota peninjau. Tujuannya mempengaruhi opini muktamirin dalam sidang komisi dan pleno. "Saya menemukan ratusan orang yang seperti ini," katanya
http://www.konfrontasi.com/content/t...ar-nu-atau-pkb
Muktamar NU Dimainkan Ala Kongres Partai
Sabtu, 11 Juli 2015 - 20:52:01
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar kecewa dengan manuver calon pimpinan Nahdlatul Ulama (NU) yang mengemas muktamar mirip kongres partai politik.
Menurut Cak Imin begitu ia akrab disapa, iklim yang terjadi pada Muktamar NU kini sudah menyerupai politik praktis sebagaimana biasa dilakukan oleh Partai Politik.
Cak Imin mendengar, jelang Muktamar NU ke-33 yang rencananya akan dilaksanakan 1-5 Agustus 2015 awal bulan depan, mulai dimainkan para kandidat yang menjanjikan transpot dan tiket kepada peserta muktamar.
Cak Imin khawatir, manuver ala parpol tersebut akan berdampak buruk pada organisasi Islam terbesar di Nusantara itu.
"Sungguh disayangkan untuk pemimpin organisasi seperti NU ternyata ada tiket-tiketnya juga," katanya di acara bedah buku Konsep Negara Kemaslahatan di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Sabtu (11/7/2015).
Mantan Menteri Kemenkertarns ini menjelaskan, pihaknya telah mencium gelagat ketidakberesan pada muktamar NU.Gelagat buruk yang masuk pada dirinya berasal dari berbagai daerah.
"Saya mendengar informasi dari kawan-kawan di daerah, untuk jadi Ketua PBNU itu ada tiket. Sudah mulai pakai tiket-tiketan, sungguh disayangkan," katanya.
Namun, Cak imi enggan menjelaskan lebih lanjut.Ia hanya mengatakan, tiket untuk maju sebagai calon Ketua PBNU itu dikhususkan bagi kandidat yang berasal dari luar Pulau Jawa.
Untuk diketahui, para kandidat calon ketua PBNU pada Muktamar NU ke-33 akan dilangsungkan di Kabupaten Jombang, Jawa Timur adalah, KH Said Aqil Siraj, KH Asad Ali dan KH Gus Sholah. Rencananya, Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan membuka muktamar tersebut
http://www.teropongsenayan.com/13962...kongres-partai
------------------------------------------
Kehancuran ummat itu, dimulai daripada sikap Ulamanya yang sudah terjangkit penyakit WAHN, sehingga sampai rebutan kekuasaan bak "kirik rebutan balung!"

Senin, 03 Agustus 2015 , 02:24:00
JOMBANG - Kericuhan yang diwarnai aksi pemukulan hingga penghinaan terhadap ulama oleh peserta muktamirin dari PWNU Kepulauan Riau, membuat pleno pembahasan tata tertib (Tatib) Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-33 di Jombang, Jawa Timur, deadlock.
KH Slamet Effendi Yusuf yang memimpin sidang akhirnya memutuskan sidang ditunda sampai besok. "Kami menyerahkan pleno kepada penanggunggjawab Muktamar dan akan mendiskusikan dengan ulama," kata Kiai Slamet, Minggu (2/8) malam.
Penundaan ini dampak dari keributan saat pembahasan pasal 19 rancangan Tatib, yang mengatur soal sistem musyawarah dan mufakat atau Ahlul Halli Wal 'Aqdi (AHWA), untuk memilih Rais 'Aam PBNU.
Konsep ini menimbulkan perdebatan di kalangan peserta Muktamar. Ada yang pro dan kontra dengan berbagai alasannya. Ahlul Halli Wal 'Aqdi (AHWA)
"Kami mendukung sistem AHWA, ada beberapa alasan, pertama, menurut sejarah ini khusus untuk pemilihan Rais 'Aam. Pemilihan langsung itu membuat konflik dan polarisasi antar para Kiai Nahdlatul Ulama," ujar utusan PCNU Pati, Jawa Tengah.
Sementara PWNU Sumatera Selatan menilai sistem AHWA belum bisa digunakan karena hasil Musyawarah Nasional (Munas) bukan Muktamar.
"Kami tahu AHWA diambil keputusan Munas, menurut kami itu hanya rekokmendasi. Kami menolak adanya AHWA dan kita kembali pada AD/ART yang ada. Pemilihan Rais 'Aam dilaksanakan dan dipilih langsung oleh muktamar," jelasnya.
Jalan tengah diusulkan PWNU Sumatera Utara, tapi tetap tidak mendinginkan suasana. Saat itu, PWNU Sumut mengusulkan pasal 19 berbunyi pemilihan Rais 'Aam dilakukan berdasarkan AD/ART Muktamar ke-33 Jombang, sehingga pembahasannya dilakukan pada pembahasan AD/ART sejalan dengan revisinya.
Pro dan kontra antar PWNU dan PCNU terus terjadi sampai tiba giliran PWNU Kepulauan Riau, yang berujung pada pemukulan karena utusan Kepri dinilai menghina ulama yang berada di meja pimpinan pleno.
Utusan Kepri menuding para pimpinan pleno, KH Slamet Effendi Yusuf ikut membagi-bagikan saat sosialisasi sistem AHWA di Aceh. "Kalau Bapak bilang sistem AHWA mengangkat marwah ulama, Bapak sendiri yang menyerahkan uang saat sosialisasi AHWA di Aceh," ujar utusan Kepri yang tidak diketahui namanya, sembari menunjuk ke meja pimpinan pleno.
http://www.jpnn.com/read/2015/08/03/...ar-NU-Ditunda-
Ulama Berkelahi di Arena Muktamar NU
Senin, 03 Agustus 2015 00:53 WIB
Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-33 di Jombang, Jawa Timur, berlangsung ricuh. Seorang ustadz yang merupakan wakil dari PWNU Riau dipukul di sela-sela sidag pleno pembahasan tata tertib (Tatib).
Pemukulan tersebut terjadi setelah PWNU Riau menyatakan sikap agar konsep pemilihan Rais ‘Aam PBNU dikembalikan kepada AD/ART, bukan konsep Ahlul Halli Wal ‘Aqdi atau AHWA. “Tidak boleh menginjak-injak AD/ART,” kata utusan PWNU Riau itu, Minggu (2/8) malam.
Setelah menentukan sikapnya menolak penerapan sistem AHWA, utusan Riau itu mau dipukul salah seorang muktamirin lain tapi berhasil dipisahkan Banser NU. Diduga, yang berupaya menyerang adalah pendukung AHWA.
Penyerangan itu belum berhenti, begitu utusan Riau dibawa ke depan forum, ada seorang muktamirin yang mendekat dan berhasil memukul kepalanya. Pemukul yang tidak diketahui identitasnya itupun diamankan.
Keributan di Muktamar NU belum berhenti, masing-masing PWNU dan PCNU diberikan hak bicara menyikapi sistem AHWA. Pro kontra pun berlanjut. Bahkan PWNU Papua Barat dan 19 PCNU-nya, mendukung penuh sistem AHWA.
Nah, tiba giliran utusan PWNU Kepulauan Riau, juru bicaranya yang tidak menyebutkan nama juga menyatakan sikap menolak AHWA. Bahkan, dia menyatakan memiliki bukti bahwa upaya pemaksaan sistem AHWA diwarnai permainan uang.
“Kalau PWNU Jatim menyatakan (AHWA) mengangkat marwah ulama. Tadi malam telah tertangkap seseorang yang membawa bungkusan berisi uang untuk diserahkan pada Muktamirin di pemondokan kami. Kami punya buktinya,” ujarnya.
http://pojoksatu.id/pojok-news/2015/...agi-bagi-uang/
Dipenuhi Ratusan Penyusup dari Parpol
Gus Solah: Ini Muktamar NU Paling Kacau
Minggu, 02 Agustus 2015 - 19:30:59 WIB
JOMBANG (surabayapost.net) – Salahuddin Wahid atau Gus Solah menyebut, sepanjang sejarah pelaksanaan Muktamar Nahdlatul Ulama, ia menilai Muktamar NU ke-33 di Jombang ini yang paling kacau. Sangat jelas banyak kepentingan parpol yang bermain dan mencari untung di NU.
Ia bahkan prihatin pada PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) yang ditudingnya membiarkan Muktamar NU menjadi ajang perang partai politik. Diduga, ada ratusan penyusup utusan parpol yang menyamar sebagai peninjau.
Gus Solah mengaku melihat kerasnya cara-cara panitia mengendalikan Muktamar NU. "Banyak kepentingan parpol yang bermain dan mencari untung di NU," kata Gus Solah di Jombang, Minggu (2/8).
Secara terang-terangan, adik Abdurrahman Wahid ini menyebut ada pihak tertentu yang menawarkan imbalan kepada peserta Muktamar untuk memilih calon Ketua Umum dan Rois Aam NU. Transaksi ini dilakukan mulai di tempat asal cabang masing-masing dan di asrama peserta. Karena itu, dia menegaskan tak akan membiarkan orang-orang seperti itu membuat kekacauan di Muktamar.
Gus Solah merasa heran dengan sikap Pengurus Besar NU yang terkesan membiarkan perang kekuatan politik terjadi di Muktamar. Bahkan NU dianggap sudah mulai kehilangan ruh jihad dengan masuknya pragmatisme. "Ini Muktamar NU atau PKB (Partai Kebangkitan Bangsa)," tutur Gus Solah menyindir.
Mantan Ketua NU era kepemimpinan Hasyim Muzadi, Andi Jamaro, bahkan menemukan ratusan penyusup. Mereka, menurut dia, utusan partai yang diberi surat menjadi anggota peninjau. Tujuannya, mempengaruhi opini muktamirin dalam sidang komisi dan pleno. "Saya menemukan ratusan orang yang seperti ini," katanya.
http://surabayapost.net/berita-gus-s...#ixzz3hicA6f5G
Paksakan Ahwa, panitia Muktamar NU Jombang disebut tak profesional
Minggu, 2 Agustus 2015 16:23
Merdeka.com - Ketua Tim Sukses KH Sholahuddin Wahid, Andi Jamaroh Ulum menyebut Muktamar ke 33 Nahdlatul Ulama (NU) di Jombang, Jawa Timur tidak digarap secara profesional. Amburadulnya sistem registrasi dan diskriminasi pendaftaran peserta, ditengarai karena panitia memaksakan sistem Ahlul halli wal aqdi (Ahwa) dalam pemilihan rais aam.
"Panitia muktamar tidak profesional, dan lebih berpihak pada salah satu calon rais aam. Panitia juga telah mendiskriminasi calon peserta muktamar yang menolak Ahwa," tegas Andi saat mendampingi KH Sholahuddin Wahid dalam gelar persnya, Minggu (2/8).
Mantan Ketua PBNU di era KH Hasyim Muzadi ini menyebut, ketidak profesionalan panitia dan adanya indikasi intervensi partai politik di muktamar kali ini, dengan adanya peninjau yang masuk ke arena muktamar.
"Saya juga mendengar ada peninjau, yang diusulkan partai untuk masuk ke area muktamar. Dan jumlahnya banyak, tidak 10, tapi ratusan. Ini ditengarai ada intervensi Parpol di muktamar ini," tegas Andi.
Sementara Gus Sholah, sapaan KH Sholahuddin Wahid meminta panitia muktamar bisa profesional dan tidak melakukan kecurangan, sehingga muktamar bisa berjalan sukses, tanpa menciderai umat.
"Diskriminasi dan kecurangan itu bukan sikap yang ahlakuk karimah. Saya dengar, proses pendaftaran peserta ricuh karena Malik (Khatib Aam PBNU, Malik Mardani) ingin menertibkan panitia pendaftaran yang mendiskreditkan peserta," papar Gus Sholah.
Kembali adik kandung almarhum Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) ini menceritakan, panitia muktamar mencoba menertibkan peserta yang menolak sistem Ahwa. Sehingga terkesan adanya diskriminasi terhadap calon peserta muktamar.
"Kemudian ada isu Malik diculik oleh Yahya Staquf. Ini bukan penculikan, tapi diajak keluar oleh Yahya. Sudah diatasi, tapi tidak boleh terulang lagi diskriminasi peserta. Jangan ada lagi pemaksaan peserta, berikan id card tanpa syarat," ucapnya.
Karena itu, Gus Sholah meminta panitia bisa menyelesaikan proses registrasi agar muktamar tidak tertunda. "Mari kita saling menjaga agar muktamar sukses. Kita baca tatib (tata tertib)-nya dulu, jangan bicara Ahwa sebelum ada tatib-nya. Itu kan tidak ahlakul karimah," tutupnya.
http://www.merdeka.com/peristiwa/pak...ofesional.html
Paksakan Ahwa, Hasyim Muzadi: Yang Ngebet Itu Kebelet Aja
Minggu, 2 Agustus 2015 16:32 WIB
JOMBANG (Realita)- Pengasuh Ponpes Al Hikam KH. Hasyim Muzadi menganggap pemilihan Ketua PB NU dalam muktamar NU di Jombang dengan menggunakan Ahwa atau musyawarah mufakat terkesan dipaksakan.
Hal ini dikarenakan Ahwa tidak ada dalam AD/ART di NU.
"Kalau mau dimasukkan ya harus disetujui dulu oleh peserta muktamar dan bisa dilaksanakan dalam muktamar ke depan,"kata mantan Ketua Umum PB NU di Jombang, Mingg(2/8).
Hasyim Muzadi mengatakan banyak pihak yang saat ini terlalu memaksakan untuk dilakukan Ahwa.
"Yang memaksa itu kebelet saja untuk pimpin NU,"terangnya.
Ditambahkan oleh Hasyim,bila tetap dipaksakan otomatis NU telah melakukan kesalahan terbesar dalam kegiatan berorganisasi.
[url]http://realita.co/index.php?news=Paksakan-Ahwa,-Hasyim-Muzadi:-Yang-Ngebet-Itu-Kebelet-Aja~3b1ca0a43b79bdfd9f9305b812982962db6ebc42977c8a281548372614be3c3d[/url]
Proyek Liberal, Jaringan Islam Nusantara (JIN)
Tuesday, June 16, 2015 20:00 WIB
Istilah 'Islam nusantara', menjadi isu yang mulai ramai dibicarakan. Sejalan dengan peran para budayawan dan orang-orang liberal di Indonesia. Dan nampaknya ini hendak dijadikan sebagai gerakan.
Di UIN jakarta sendiri telah diselenggarakan festival budaya islam nusantara. Bahkan ada yang mengatakan, fenomena membaca al-Quran dengan langgam jawa, merupakan bagian dari proyek islam nusantara itu.
Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Ustaz Bachtiar Nasir) menegaskan, gagasan Islam Nusantara yang diusung oleh kelompok liberal dan didukung oleh Menteri Agama, identik dan cenderung pada sinkretisme. Ada upaya mencampuradukkan Islam dengan budaya. Gagasan ini error dan salah niat.
Dikatakan Ustadz Bachtiar Nasir atau akrab disapa UBN, dahulu Walisongo mengIslamankan nusantara, sedangkan saat ini sebagian kalangan ingin menusantarakan Islam.
“Yang jelas program Islam Nusantara sejak awal sudah salah niat. Ada yang suudzon, bahwa Islamisasi itu sama dengan Arabisasi. Nggak mesti gitu dong. Tapi sepertinya ada yang benci Arab,” kata UBN saat melauncing Program Spesial Ramadhan di kantor AQL Islamic Center – Tebet.
Pimpinan AQL Islamic Center itu mengingatkan, gagasan Islam Nusantara timbul dari sikap benci kaum Yahudi Bani Israil kepada Arab ketika itu. Bani Israil protes kenapa orang Arab yang menjadi Nabi. Bahkan Bani Israil menolak kenapa Malaikat Jibril menurunkan wahyu kepada orang Arab, dalam hal ini Nabi Muhammad Saw. Bagi Bani Israil itu merupakan kesalahan.
“Karenanya, janganlah jadi penerus perasaan Bani Israel yang membenci orang Arab. Bertobatlah bagi mereka yang membenci orang Arab. Jangan-jangan perasaan ini sudah tersusupi oleh iblis-iblis yang pernah berhasil menyusupi perasan Bani Israel masa lalu yang tidak suka sama Arab,” tukas UBN.
Bagaimanapun Al Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab. Meski begitu, Arab pun belum tentu Islami. Maka, lebih baik, kata UBN, perbaiki muka kita jika objek di cermin kotor. Jadi, jangan salahkan cerminnya. “Hilangkan perasaan hasud, dengki dan dendam itu.”
Kiblat Nusantara
Ketika ditanya, terkait statemen Wapres Jusuf Kalla yang terobsesi memindahkan kiblat pemikiran Islam yang selama ini berpusat di Timur Tengah ke Indonesia, UBN mengatakan, Allah Swt telah menetapkan Baitul Maqdis, kemudian Kabah di Makkah sebagai kiblat umat Islam.
Kepada yang hendak memindah kiblat Islam dari tanah lahirnya ke Indonesia, cobalah baca Surat Al Baqarah ayat 144, 149 dan 150.
“Ayat-ayat tersebut awalnya memang terkait urusan kiblat shalat. Namun, sekarang, bukan sekadar kiblat shalat tetapi juga kiblat pemikiran,” kata UBN.
Kenapa ayat terkait kiblat umat Islam tiga kali diulang. “Alhaqqu min Rabbikum”. Sesuatu yang haq turun dari Tuhanmu?
“Supaya tidak ada alasan bagi manusia yang ingin mengalihkan kiblat pemikiranmu,” kata UBN.
“Dengan demikian, jangan bergeming kepada orang-orang yang hendak mengubah arah kiblat pemikiranmu, kiblat keyakinanmu. (Sebab) akan ada yang selalu berupaya untuk mengalihkan kiblat pemikiranmu,” pesan UBN.
UBN menegaskan, selama ini yang dimaksud Islam Nusantara identik dengan sinkretisme, pencampuran antara Islam dan budaya.
“Nah di sini errornya,” ungkap alumni Pondok Modern Darussalam, Gontor, Ponorogo ini.
Namun demikian, Bachtiar tetap mendukung rencana pemerintah yang hendak membangun kampus Islam Internasional dengan mengusung gagasan Islam moderat itu.
“Kita dukung. Kita dukung Pak Wapres, minta sama gubernur mudah-mudahan dapat 200 hektar. Mudah-mudahan dibangun semewah-mewahnya dan kita akan isi dalamnya,” imbuhnya.
http://www.atjehcyber.net/2015/06/pr...nusantara.html
Ini Pemahaman Islam Nusantara Versi Said Aqil Siradj
Sabtu, 04/07/2015 14:07:23
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj menyebutkan, Islam Nusantara bukanlah agama baru dan juga bukan juga aliran baru. Islam Nusantara katanya, adalah pemikiran yang berlandaskan sejarah Islam masuk ke Indonesia tidak melalui peperangan, tapi kompromi terhadap budaya.
Said Aqil mengatakan, meskipun bersikap kompromi terhadap budaya di Nusantara, Islam Nusantara tetap tidak membenarkan adanya sebuah tradisi yang bertentangan dengan syariat Islam.
"Misalkan ada tradisi yang melegalkan seks bebas, itu tidak dibenarkan, tidak diterima dan dicarikan komprominya. Yang positif, masyarakat Indonesia kuno mengenal selametan dengan sesaji, ketika Islam masuk diisi dengan pengajian, membaca ayat-ayat Alquran, dibarengi sedekah, itulah tradisi Islam Nusantara,” ungkap Said dalam konferensi pers persiapan akhir pelaksanaan Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama di kantor PBNU, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (3/07).
Islam Nusantara adalah tema besar Muktamar NU ke-33 mendatang. Melalui tema ini, Said menganggap hal ini sebagai sumbangsih NU kepada Indonesia dan dunia yang tidak radikal.
"Tradisi Islam Nusantara tidak mungkin menjadikan orang radikal. Tidak mengajarkan membenci, membakar, atau bahkan membunuh,” tegasnya.
Sementara mengenai persiapan Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama yang akan dilaksanakan di Jombang, Jawa Timur, pada 1-5 Agustus mendatang, Said mengatakan persiapan saat ini sudah mencapai 85 persen. Materi Muktamar sudah ditetapkan dan didistribusikan, dan saat ini panitia tengah mendistribusikan undangan. “Insya Allah Muktamar akan berjalan lancar,” pungkasnya.
http://www.suara-islam.com/read/inde...id-Aqil-Siradj
Gus Solah: Ini Muktamar NU atau PKB?
3 August 2015
KONFRONTASI-Salahudin Wahid (Gus Solah) menuding Pengurus Besar Nahdlatul Ulama membiarkan Muktamar NU menjadi ajang perang partai politik. Ditengarai ada ratusan penyusup utusan parpol yang menyamar sebagai peninjau. Tudingan ini disampaikannya setelah melihat kerasnya cara-cara panitia dalam mengendalikan muktamar.
Sepanjang sejarah pelaksanaan Muktamar Nahdlatul Ulama, Salahuddin menilai Muktamar kali ini yang paling kacau.
"Jelas sekali banyak kepentingan parpol yang bermain dan mencari untung di NU," kata Gus Solah, panggilan akrab Salahuddin, di Jombang, Jawa Timur, Minggu, 2 Agustus 2015.
Terang-terangan adik Abdurrahman Wahid ini menyebut ada pihak tertentu yang menawarkan imbalan kepada peserta muktamar untuk memilih calon ketua umum dan Rois Aam. Transaksi ini dilakukan mulai di tempat asal cabang masing-masing maupun di asrama peserta. Karena itu dia menegaskan tak akan membiarkan orang-orang seperti itu membuat kekacauan di muktamar.
Gus Solah merasa heran dengan sikap Pengurus Besar NU yang terkesan membiarkan perang kekuatan politik terjadi di muktamar. Bahkan, NU dianggap sudah mulai kehilangan ruh jihad dengan masuknya pragmatisme.
"Ini muktamar NU atau PKB (Partai Kebangkitan bangsa)," ujar Gus Solah menyindir.
Mantan Ketua NU era kepemimpinan Hasyim Muzadi, Andi Jamarok, bahkan menemukan ratusan penyusup. Mereka utusan partai yang diberi surat menjadi anggota peninjau. Tujuannya mempengaruhi opini muktamirin dalam sidang komisi dan pleno. "Saya menemukan ratusan orang yang seperti ini," katanya
http://www.konfrontasi.com/content/t...ar-nu-atau-pkb
Muktamar NU Dimainkan Ala Kongres Partai
Sabtu, 11 Juli 2015 - 20:52:01
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar kecewa dengan manuver calon pimpinan Nahdlatul Ulama (NU) yang mengemas muktamar mirip kongres partai politik.
Menurut Cak Imin begitu ia akrab disapa, iklim yang terjadi pada Muktamar NU kini sudah menyerupai politik praktis sebagaimana biasa dilakukan oleh Partai Politik.
Cak Imin mendengar, jelang Muktamar NU ke-33 yang rencananya akan dilaksanakan 1-5 Agustus 2015 awal bulan depan, mulai dimainkan para kandidat yang menjanjikan transpot dan tiket kepada peserta muktamar.
Cak Imin khawatir, manuver ala parpol tersebut akan berdampak buruk pada organisasi Islam terbesar di Nusantara itu.
"Sungguh disayangkan untuk pemimpin organisasi seperti NU ternyata ada tiket-tiketnya juga," katanya di acara bedah buku Konsep Negara Kemaslahatan di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Sabtu (11/7/2015).
Mantan Menteri Kemenkertarns ini menjelaskan, pihaknya telah mencium gelagat ketidakberesan pada muktamar NU.Gelagat buruk yang masuk pada dirinya berasal dari berbagai daerah.
"Saya mendengar informasi dari kawan-kawan di daerah, untuk jadi Ketua PBNU itu ada tiket. Sudah mulai pakai tiket-tiketan, sungguh disayangkan," katanya.
Namun, Cak imi enggan menjelaskan lebih lanjut.Ia hanya mengatakan, tiket untuk maju sebagai calon Ketua PBNU itu dikhususkan bagi kandidat yang berasal dari luar Pulau Jawa.
Untuk diketahui, para kandidat calon ketua PBNU pada Muktamar NU ke-33 akan dilangsungkan di Kabupaten Jombang, Jawa Timur adalah, KH Said Aqil Siraj, KH Asad Ali dan KH Gus Sholah. Rencananya, Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan membuka muktamar tersebut
http://www.teropongsenayan.com/13962...kongres-partai
------------------------------------------
Kehancuran ummat itu, dimulai daripada sikap Ulamanya yang sudah terjangkit penyakit WAHN, sehingga sampai rebutan kekuasaan bak "kirik rebutan balung!"

0
3.9K
28


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan