- Beranda
- Komunitas
- Buat Latihan Posting
(REAL STORY) PERJALANAN PANJANG MERUBAH STATUS KARYAWAN MENJADI ENTERPRENEUR


TS
sass8727
(REAL STORY) PERJALANAN PANJANG MERUBAH STATUS KARYAWAN MENJADI ENTERPRENEUR
[B]Real Story ini ane persembahkan bagi segenap karyawan/i yang sering galau pengen move on jadi pengusaha/enterpreneur maupun yang lagi bersusah payah mengusahakannya[/B] 

Quote:

Kalo "NARTO SHARIFUDIN" baca thread ini mungkin dia akan komen begini : 

Quote:
"Aku memang Lambat,Tapi Aku takkan berjalan Mundur"
Pengalaman ini merupakan salah satu bagian hidup ane pribadi yang mungkin sayang untuk dilupakan. Karena telah memberikan pelajaran terbaik dan masa pendewasaan paling telak yang ane pernah rasakan.

Quote:
Spoiler for Latar Belakang:

MASA-MASA GALAU & JENUH MENJADI KARYAWAN
2 tahun yang lalu (tepatnya tahun 2013) ane sudah bekerja di perusahaan swasta group As*ra di daerah Bekasi selama 5 tahun gan. Perusahaan ini cukup Bonafit dan memberikan kesejahteraan kepada karyawannya lebih dari cukup. Bahkan untuk masalah tunjangan kesehatan aja rawat jalan dalam setaun bisa dikasih alokasi 7jeti lebih. Apalagi untuk rawat inap, g tau batasannya berapa jeti tapi beberapa rekan karyawan yang pernah menderita penyakit kronis sampai operasi bahkan habis sampai 400jeti lebih aja ditanggung total lunas tanpa sisa sampai sembuh kembali. Gaji menggiurkan, Bonus tahunan selalu memuaskan, ada gaji ke 13 sampai ke 14 juga (THR & THN). Sampai-sampai ngajuin hutang 100jeti lebih pun gampang 1 bulan langsung cair berkat koperasi perusahaan yang telah bekerjasama dg berbagai pihak Bank dengan suku bunga yang menarik. Itulah kenapa di spoiler ane gambarkan "Comfort Zone" karena benar2 ideal bagi yang pengen hidup di zona nyaman (hanya untuk sebagian orang
) Kalo masalah beban pekerjaan relatif lah y, tergantung penilaian masing2 orang. kalo menurut ane yg berada di posisi middle management sih fine2 aja. Malah terkesan santai, g terlalu berat, tuntutan proyek lumayan, namun lama-kelamaan makin jenuh, bosan, ilang inisatif sampai muncul rasa pengen cari aktifitas baru.
------------------------------------------------------skip-----skip----skip----------------------------------------------------------
Singkat cerita, di tahun yang sama ane mulai banyak melihat perubahan signifikan terhadap lingkungan kerja yang belum pernah ane alamin sebelumnya selama 5 tahun kebelakang. Mulai muncul karyawan mengajukan resign, ada juga yg di PHK tanpa hormat karena dugaan korupsi, hubungan industrial antara Management & Serikat Pekerja yg tidak seharmonis sebelumnya. Sampai-sampai banyak tindak pidana yang dilakuin karyawan mulai dari nyolong barang, kasus selingkuh, sampai berantem sama atasan. Sampai situ ane mulai berpikir & mencari apa aja penyebabnya. Namun alih-alih menemukan jawaban, karena terlalu sedikit eksis & kepo malah akhirnya masuk ke ranah konflik kontorversi hati
Yang menyebabkan hati ini sedikit mulai berpaling dari dunia yang nyaman.
*** sory gan, sengaj nggak ane ceritakan secara detail masalah yang ada diperusahaan karena kode etik. hehe
Intinya ane enggak mau tetap santai-santai menikmati Comfort Zone dibawah tekanan batin mulai dari jenuh, bosan & banyak konflik kepentingan tadi
------------------------------------------------------skip-----skip----skip----------------------------------------------------------
Mulailah ane membuat Blue Plan (ini bukan seperti film blue yang ente suka lho gan
)
Perlu diketahui, di tahun tersebut ane sudah 1 tahun menikah, belum dikaruniai anak namun alhamdulillah sudah punya rumah (walaupun nyicil
)
Rencana ane adalah
"Memulai usaha sampingan untuk mempersiapkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi"
TS - kata-katanya agak lebay biar dramatis
2 tahun yang lalu (tepatnya tahun 2013) ane sudah bekerja di perusahaan swasta group As*ra di daerah Bekasi selama 5 tahun gan. Perusahaan ini cukup Bonafit dan memberikan kesejahteraan kepada karyawannya lebih dari cukup. Bahkan untuk masalah tunjangan kesehatan aja rawat jalan dalam setaun bisa dikasih alokasi 7jeti lebih. Apalagi untuk rawat inap, g tau batasannya berapa jeti tapi beberapa rekan karyawan yang pernah menderita penyakit kronis sampai operasi bahkan habis sampai 400jeti lebih aja ditanggung total lunas tanpa sisa sampai sembuh kembali. Gaji menggiurkan, Bonus tahunan selalu memuaskan, ada gaji ke 13 sampai ke 14 juga (THR & THN). Sampai-sampai ngajuin hutang 100jeti lebih pun gampang 1 bulan langsung cair berkat koperasi perusahaan yang telah bekerjasama dg berbagai pihak Bank dengan suku bunga yang menarik. Itulah kenapa di spoiler ane gambarkan "Comfort Zone" karena benar2 ideal bagi yang pengen hidup di zona nyaman (hanya untuk sebagian orang

------------------------------------------------------skip-----skip----skip----------------------------------------------------------
Singkat cerita, di tahun yang sama ane mulai banyak melihat perubahan signifikan terhadap lingkungan kerja yang belum pernah ane alamin sebelumnya selama 5 tahun kebelakang. Mulai muncul karyawan mengajukan resign, ada juga yg di PHK tanpa hormat karena dugaan korupsi, hubungan industrial antara Management & Serikat Pekerja yg tidak seharmonis sebelumnya. Sampai-sampai banyak tindak pidana yang dilakuin karyawan mulai dari nyolong barang, kasus selingkuh, sampai berantem sama atasan. Sampai situ ane mulai berpikir & mencari apa aja penyebabnya. Namun alih-alih menemukan jawaban, karena terlalu sedikit eksis & kepo malah akhirnya masuk ke ranah konflik kontorversi hati

Yang menyebabkan hati ini sedikit mulai berpaling dari dunia yang nyaman.

*** sory gan, sengaj nggak ane ceritakan secara detail masalah yang ada diperusahaan karena kode etik. hehe

Intinya ane enggak mau tetap santai-santai menikmati Comfort Zone dibawah tekanan batin mulai dari jenuh, bosan & banyak konflik kepentingan tadi

------------------------------------------------------skip-----skip----skip----------------------------------------------------------
Mulailah ane membuat Blue Plan (ini bukan seperti film blue yang ente suka lho gan

Perlu diketahui, di tahun tersebut ane sudah 1 tahun menikah, belum dikaruniai anak namun alhamdulillah sudah punya rumah (walaupun nyicil

Rencana ane adalah
"Memulai usaha sampingan untuk mempersiapkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi"
TS - kata-katanya agak lebay biar dramatis

To be continued . . . . . .
Quote:
BISNIS JUAL MADU
Spoiler for Merintis Usaha Sampingan 1:

Di awal semester tahun 2013 ane langsung terjun ke bisnis Jualan Madu. Kebetulan kakak kandung ane dikampung adalah produsen home industri Madu hasil ternak warga sekitar yang telah dikemas & diberi merk sendiri dengan lisensi Depkes.
Karena pengennya cuma sampingan jadi ane belum berani terjun lebih dalam. Jadi Madu dikirim dari kampung sudah dalam bentuk kemasan terus ane jual tuh ke temen-temen karyawan. Responnya lumayan bagus, dalam 2 bulan aja sudah membukukan omzet 10jeti dg margin diatas 20%. Ane pikir wuah ternyata prospek nih.
Cuma karena kesibukan kerja jadinya ane mulai ceritakan & ajak rekan sekantor yang minat untuk develop jualan tuh Madu.
And Hiring, 1 orang gabung.
Disinilah pertama kali ane merasakan bussiness team (walaupun cuma 2 orang
)
------------------------------------------------------skip-----skip----skip----------------------------------------------------------
10 bulan berlalu, peningkatan omzet makin menggila menembus angka 20jeti/bln.
bagi karyawan kayak kita ini bukan lagi ranah sampingan nih. Kita pikir begitu. Ditambah lagi jiwa muda bergelora & berambisi tinggi ini sudah g bisa terbendung lagi buat mencoba tantangan baru yaitu Cari modal buat gedein kapasitas & pangsa pasar.
Mulailah kita sebar informasi ke penjuru kantor karyawan potensial yang punya banyak tabungan buat modalin kita.
Enggak sampai sebulan munculah sang penyelamat
yang mau menginvest kan tabungannya buat kita gandakan melalui Bisnis ini.
Dana hampir 100jeti digelontorkan dalam bentuk tranfer keras
(saat itu bagi kita mudah gan dapat dana sebesar itu, karena posisinya banyak karyawan yang g mau terjun langsung kedunia sampingan karena Comfort Zone yang ane ceritain diatas. Ditambah sedikit bumbu rayuan & visi misi testimoni dari keberhasilan usaha yang kita jalanin).
Tanpa pikir panjang 50% dana tadi langsung kita gunain buat DP Mobil dg cicilan 3,7jeti/bln.
Sisanya sebenarnya mau buat beli mesin ekstraktor Madu, develop kemasan & bikin merk sendiri.
Disinilah kita mulai keteteran. Cari referensi yang jual mesin ekstraktor, botol, kemasan, legalitas merk, dll yang kurang efektif dari segi waktu dan akhirnya mangkrak / stagnan sampai 3 bulan g rampung.
Bosan dengan tujuan yang g selesai2, munculah iming-iming bisnis baru.
Kita berdua dapet tawaran menggiurkan dari Perusahan tempat kita kerja yaitu Order Kaos event perusahaan.
Karena pengennya cuma sampingan jadi ane belum berani terjun lebih dalam. Jadi Madu dikirim dari kampung sudah dalam bentuk kemasan terus ane jual tuh ke temen-temen karyawan. Responnya lumayan bagus, dalam 2 bulan aja sudah membukukan omzet 10jeti dg margin diatas 20%. Ane pikir wuah ternyata prospek nih.
Cuma karena kesibukan kerja jadinya ane mulai ceritakan & ajak rekan sekantor yang minat untuk develop jualan tuh Madu.
And Hiring, 1 orang gabung.
Disinilah pertama kali ane merasakan bussiness team (walaupun cuma 2 orang

------------------------------------------------------skip-----skip----skip----------------------------------------------------------
10 bulan berlalu, peningkatan omzet makin menggila menembus angka 20jeti/bln.
bagi karyawan kayak kita ini bukan lagi ranah sampingan nih. Kita pikir begitu. Ditambah lagi jiwa muda bergelora & berambisi tinggi ini sudah g bisa terbendung lagi buat mencoba tantangan baru yaitu Cari modal buat gedein kapasitas & pangsa pasar.
Mulailah kita sebar informasi ke penjuru kantor karyawan potensial yang punya banyak tabungan buat modalin kita.
Enggak sampai sebulan munculah sang penyelamat

yang mau menginvest kan tabungannya buat kita gandakan melalui Bisnis ini.
Dana hampir 100jeti digelontorkan dalam bentuk tranfer keras

(saat itu bagi kita mudah gan dapat dana sebesar itu, karena posisinya banyak karyawan yang g mau terjun langsung kedunia sampingan karena Comfort Zone yang ane ceritain diatas. Ditambah sedikit bumbu rayuan & visi misi testimoni dari keberhasilan usaha yang kita jalanin).
Tanpa pikir panjang 50% dana tadi langsung kita gunain buat DP Mobil dg cicilan 3,7jeti/bln.
Sisanya sebenarnya mau buat beli mesin ekstraktor Madu, develop kemasan & bikin merk sendiri.
Disinilah kita mulai keteteran. Cari referensi yang jual mesin ekstraktor, botol, kemasan, legalitas merk, dll yang kurang efektif dari segi waktu dan akhirnya mangkrak / stagnan sampai 3 bulan g rampung.
Bosan dengan tujuan yang g selesai2, munculah iming-iming bisnis baru.
Kita berdua dapet tawaran menggiurkan dari Perusahan tempat kita kerja yaitu Order Kaos event perusahaan.
P.S. : Bisnis Madu tetap berjalan seperti biasa dengan tambahan aset 1 mobil buat riwa-riwi angkut Madu ditambah beban biaya angsuran mobil, bagi hasil usaha bulanan dg investor & Rencana increase capacity and market yang udah mangkrak jalan ditempat.
To be continued . . . . . .
Quote:
BISNIS KONVEKSI KAOS
Spoiler for Merintis Usaha Sampingan 2:

Sebenarnya bisnis ini bukan dadakan tiba-tiba melayani ordern saat perusahaan minta dibikinin Kaos Event Tahunan. Bukan...
Jadi ceritanya, saat Bisnis Jualan Madu mulai berkoalisi dengan rekan disaat itu pula rekan juga membawa ide untuk membuka konveksi segala jenis seragam maupun kaos untuk memenuhi market perusahaan2 dikawasan industri. Terus terang pasar di lingkup tersebut sangat menarik & sekali tender lumayan besar Qty nya. Tapi jangan harap dapat harga bagus. Karena persaingan harga sangat ketat. Jadi siapa yang paling murah denagn spec yang diminta maka dialah yang memenangkan tender.
Saat itu kita sempet sebar informasi bahwa kita menerima order konveksi. Sehingga beberapa bulan kemudian
saat menerima tawaran untuk bikinin Kaos event dalam jumlah besar tentu g akan kita sia-siakan.
Cuma muncul masalah soal pembayaran. Biasalah, namanya PO Qty banyak pastilah customer dalam hal ini perusahaan kita sendiri yang order tetap g mau rugio dong dengan mengendapkan dananya untuk menunggu pesanan selesai. Jadi y mau g mau yang menang tender pasti harus siap menyediakan modal awal cukup besr untuk biaya produksi dulu sampai selesai. setelah itu baru bikin Invoice/surat penagihan total yang harus dibayarkan. tapi g hanya sampai disitu, pencairan juga g langsung masuk ke rekening di saat invoice diserahkan. Namun harus menunggu paling cepat 2 minggu ~ 2 bulan baru bisa cair
------------------------------------------------------skip-----skip----skip----------------------------------------------------------
Singkat cerita, kami menang tender melalui koperasi perusahaan (karena secara prosedur karyawan sendiri tidak boleh terlibat bisnis secara langsung oleh perusahaan dimana dia bekerja).
Dan....... sekali lagi karena g mau menyia-nyiakan kesempatan akhirnya kita ambil tendernya.
Kita pikir ah kebetulan kan masih ada dana sisa modal kerjasama investsi. Toh buat develop Jualan Madu belum bisa dalam waktu dekat. Jadi y sikat. . . . . itung-itung buat portofolio lumayan bagus kan langsung dapat tender besar Qty ribuan dari perusahaan ternama.
------------------------------------------------------skip-----skip----skip----------------------------------------------------------
Yes, 1 bulan kemudian pesanan ribuan kaos event sudah beres sesuai deadline. Invoice kita kasihkan. Dan sesuai prosedur 1 bulan kemudian modal sudah balik cair plus keuntungan yang...... standar
kan sudah ane bilang diawal gan. Kalo tender diperusahaan itu untungnya dikit apalagi masih newbie. Ya asal dapat nam dulu kan tujuannya. hehehe
Perlu diketahui, Bisnis Konveksi ini juga kita mulai dari kerjasama dengan para penjahit di kampung kita berasal. Jadi kita cuma develop standar & skill dari masing2 partner penjahit serta komponenya. Alhamdulillah dapat harga murah karena kain & segala macamnya kita modalin dari awal sebelum produksi. Jadi kita bisa mengendalikan harga.
Enggak puas sampai situ, udah merasa punya nama akhirnya kita coba develop para penjahit rekanan kita melalui pengadaan mesin sampai kursus jahit-menjahit yang lebih profesional. Namun bulan demi bulan kita lalui tanpa mendapatkan tender besar lagi. Hanya pesanan ratusan dari komunitas, event group, dsb. Mungkin karena kita juga kurang agresif dalam pemasaran sekaligus secara tenaga & waktu juga g sempat lg untuk ekspansi cari market diluar perushaan tempat kami ngantor. Sedangkan jualan madu yang masih stagnan karena modal dipakai untuk develop bisnis konveksi. Namun akhirnya secara Kas kita g punya cash keras (dana tunai) yang sehat. Karena profit Madu untuk bayar cicilan mobil & bagi hasil kerjasama investor.
3 bulan berlalu tanpa perubahan, akhirnya ada tender lagi dari perusahaan. Dan tanpa diduga inilah awal dimulainya kekacauan.
Singkatnya, modal kita sangat terbatas karena untuk develop bisnis konveksi yang g menghasilkan tadi. Namun kalo cuma buat beli material saat itu masih cukup.
Tanpa diduga, saat deadline diujung tanduk salah satu vendor kita g sanggup menyelesaikan order secara ontime.
kita coba nego dengan pihak customer untuk minta waktu tambahan. Diberikanlah 1 minggu toleransi.
Karena jarak kita juga jauh dari para penjahit maka terpaksa waktu itu kita percayakan saja. Kita anggap bisalah 1 minggu selesai.
Eh, nggak taunya malah molor lg minta waktu 1 minggu lg. Langsung ane balik kampung gan.
Cek kondisi sebenarnya, korek2 informasi, interogasi juga. Etdah, ternyata modal pas-pasan yang kita kasih diawal dipake buat makan & kebutuhan keluarganya
Katanya buat bayar sekolah & banyak biaya untuk kebutuhan dbulan tersebut. ah elah ...
Tapi mau gimana lagi, marah juga g ada gunanya. Akhirnya tetap bersabar & fokus selesaikan masalah secara profesional.
Akhirnya seadanya duit punya pribadi ane tambahin buat modal beresin semuanya.
Ane suruh ngebut sengebut2 nya buat nyelesain Back Order (Utang Order kren g ontime).
Walaupun selesai finish, ane & rekan ne udah dpet maki-makian dulu dari customer plus denda komitmen karena g ontime.
Nama baik bisnis juga udah pasti tercoreng.
Akhirnya setelah itu kita putusin buat putus kontrak dengan si penjahit yang bermasalah tadi. Dan hebatnya lagi, setelah diputus kontrak eh malah doi minta tolong beberapa mesin yang udh kita invest in jangan ditarik lagi. Karena buat menghidupi anak istri mesin itu sangat berguna katanya. Benar2 keputusan yang membingungkan gan. Antara profesionalitas dengan Rasa kemanusiaan. Kita diskusi berdua dengan rekan ane, akhirnya y sudahlah kita hibahkan & kita anggap sedekah biar usaha kita tetap berjaya. amin...
G mau berhenti disitu, kita terus cari rekanan penjahit yang lain. Namun selalu berujung gagal, karena setelah kejadian itu banyak order yang lepas tangan udah g dpercayakan lagi ke kita. Jadi penjahit yang kita ajakin rekanan juga males kan nungguin oredran yang g kunjung datang. Selanjutnya Bisnis Konveksi bisa dikatakan vakum total tanpa income.
1 tahun sejak Bisnis Madu dimulai telah kita lalui tanpa ada peningkatan.
Sempat kita berkomitmen untuk fokus ke 1 bidang usaha aja. Namun lagi2 ada tawaran menggiurkan yang bikin jiwa muda ini bergejolak tanpa henti memikirkannya
Kita buka unit usaha baru yaitu EO (Event Organizer)
Jadi ceritanya, saat Bisnis Jualan Madu mulai berkoalisi dengan rekan disaat itu pula rekan juga membawa ide untuk membuka konveksi segala jenis seragam maupun kaos untuk memenuhi market perusahaan2 dikawasan industri. Terus terang pasar di lingkup tersebut sangat menarik & sekali tender lumayan besar Qty nya. Tapi jangan harap dapat harga bagus. Karena persaingan harga sangat ketat. Jadi siapa yang paling murah denagn spec yang diminta maka dialah yang memenangkan tender.
Saat itu kita sempet sebar informasi bahwa kita menerima order konveksi. Sehingga beberapa bulan kemudian
saat menerima tawaran untuk bikinin Kaos event dalam jumlah besar tentu g akan kita sia-siakan.
Cuma muncul masalah soal pembayaran. Biasalah, namanya PO Qty banyak pastilah customer dalam hal ini perusahaan kita sendiri yang order tetap g mau rugio dong dengan mengendapkan dananya untuk menunggu pesanan selesai. Jadi y mau g mau yang menang tender pasti harus siap menyediakan modal awal cukup besr untuk biaya produksi dulu sampai selesai. setelah itu baru bikin Invoice/surat penagihan total yang harus dibayarkan. tapi g hanya sampai disitu, pencairan juga g langsung masuk ke rekening di saat invoice diserahkan. Namun harus menunggu paling cepat 2 minggu ~ 2 bulan baru bisa cair


------------------------------------------------------skip-----skip----skip----------------------------------------------------------
Singkat cerita, kami menang tender melalui koperasi perusahaan (karena secara prosedur karyawan sendiri tidak boleh terlibat bisnis secara langsung oleh perusahaan dimana dia bekerja).
Dan....... sekali lagi karena g mau menyia-nyiakan kesempatan akhirnya kita ambil tendernya.
Kita pikir ah kebetulan kan masih ada dana sisa modal kerjasama investsi. Toh buat develop Jualan Madu belum bisa dalam waktu dekat. Jadi y sikat. . . . . itung-itung buat portofolio lumayan bagus kan langsung dapat tender besar Qty ribuan dari perusahaan ternama.
------------------------------------------------------skip-----skip----skip----------------------------------------------------------
Yes, 1 bulan kemudian pesanan ribuan kaos event sudah beres sesuai deadline. Invoice kita kasihkan. Dan sesuai prosedur 1 bulan kemudian modal sudah balik cair plus keuntungan yang...... standar

kan sudah ane bilang diawal gan. Kalo tender diperusahaan itu untungnya dikit apalagi masih newbie. Ya asal dapat nam dulu kan tujuannya. hehehe

Perlu diketahui, Bisnis Konveksi ini juga kita mulai dari kerjasama dengan para penjahit di kampung kita berasal. Jadi kita cuma develop standar & skill dari masing2 partner penjahit serta komponenya. Alhamdulillah dapat harga murah karena kain & segala macamnya kita modalin dari awal sebelum produksi. Jadi kita bisa mengendalikan harga.
Enggak puas sampai situ, udah merasa punya nama akhirnya kita coba develop para penjahit rekanan kita melalui pengadaan mesin sampai kursus jahit-menjahit yang lebih profesional. Namun bulan demi bulan kita lalui tanpa mendapatkan tender besar lagi. Hanya pesanan ratusan dari komunitas, event group, dsb. Mungkin karena kita juga kurang agresif dalam pemasaran sekaligus secara tenaga & waktu juga g sempat lg untuk ekspansi cari market diluar perushaan tempat kami ngantor. Sedangkan jualan madu yang masih stagnan karena modal dipakai untuk develop bisnis konveksi. Namun akhirnya secara Kas kita g punya cash keras (dana tunai) yang sehat. Karena profit Madu untuk bayar cicilan mobil & bagi hasil kerjasama investor.

3 bulan berlalu tanpa perubahan, akhirnya ada tender lagi dari perusahaan. Dan tanpa diduga inilah awal dimulainya kekacauan.
Singkatnya, modal kita sangat terbatas karena untuk develop bisnis konveksi yang g menghasilkan tadi. Namun kalo cuma buat beli material saat itu masih cukup.
Tanpa diduga, saat deadline diujung tanduk salah satu vendor kita g sanggup menyelesaikan order secara ontime.
kita coba nego dengan pihak customer untuk minta waktu tambahan. Diberikanlah 1 minggu toleransi.
Karena jarak kita juga jauh dari para penjahit maka terpaksa waktu itu kita percayakan saja. Kita anggap bisalah 1 minggu selesai.
Eh, nggak taunya malah molor lg minta waktu 1 minggu lg. Langsung ane balik kampung gan.
Cek kondisi sebenarnya, korek2 informasi, interogasi juga. Etdah, ternyata modal pas-pasan yang kita kasih diawal dipake buat makan & kebutuhan keluarganya

Katanya buat bayar sekolah & banyak biaya untuk kebutuhan dbulan tersebut. ah elah ...

Tapi mau gimana lagi, marah juga g ada gunanya. Akhirnya tetap bersabar & fokus selesaikan masalah secara profesional.
Akhirnya seadanya duit punya pribadi ane tambahin buat modal beresin semuanya.
Ane suruh ngebut sengebut2 nya buat nyelesain Back Order (Utang Order kren g ontime).
Walaupun selesai finish, ane & rekan ne udah dpet maki-makian dulu dari customer plus denda komitmen karena g ontime.

Nama baik bisnis juga udah pasti tercoreng.
Akhirnya setelah itu kita putusin buat putus kontrak dengan si penjahit yang bermasalah tadi. Dan hebatnya lagi, setelah diputus kontrak eh malah doi minta tolong beberapa mesin yang udh kita invest in jangan ditarik lagi. Karena buat menghidupi anak istri mesin itu sangat berguna katanya. Benar2 keputusan yang membingungkan gan. Antara profesionalitas dengan Rasa kemanusiaan. Kita diskusi berdua dengan rekan ane, akhirnya y sudahlah kita hibahkan & kita anggap sedekah biar usaha kita tetap berjaya. amin...

G mau berhenti disitu, kita terus cari rekanan penjahit yang lain. Namun selalu berujung gagal, karena setelah kejadian itu banyak order yang lepas tangan udah g dpercayakan lagi ke kita. Jadi penjahit yang kita ajakin rekanan juga males kan nungguin oredran yang g kunjung datang. Selanjutnya Bisnis Konveksi bisa dikatakan vakum total tanpa income.

1 tahun sejak Bisnis Madu dimulai telah kita lalui tanpa ada peningkatan.
Sempat kita berkomitmen untuk fokus ke 1 bidang usaha aja. Namun lagi2 ada tawaran menggiurkan yang bikin jiwa muda ini bergejolak tanpa henti memikirkannya


Kita buka unit usaha baru yaitu EO (Event Organizer)
To be continued . . . . . .
Diubah oleh sass8727 03-08-2015 14:22
0
581
Kutip
5
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan