- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Peneliti Jepang Kaji Islam Damai ala NU


TS
t0bing
Peneliti Jepang Kaji Islam Damai ala NU

Quote:
JOMBANG - Indonesianis dari Chiba University, Jepang, Prof Emeritus Mitsuo Nakamura, menyatakan sejumlah peneliti Jepang tertarik mengkaji Islam damai yang dikembangkan Nahdlatul Ulama (NU).
"Untuk program itu, kami akan mengundang cendekiawan Muslim Indonesia untuk berdiskusi dengan para peneliti Jepang," katanya dalam diskusi di Universitas KH Hasyim Asy'ari (Unhasy), Pesantren Tebuireng, Jombang, Sabtu (1/8/2015).
Dalam diskusi bertajuk "Menjelang Satu Abad: Quo Vadis NU" dengan pembicara lain Prof Martin van Bruinessen (Utrecht University, Belanda) dan Prof Haris Supratno (Wakil Rektor Unhasy), ia menjelaskan citra Islam di Jepang saat ini sangat jelek.
"Itu karena ada orang Jepang yang menjadi target ISIS, karena itu saat saya bilang pada teman-teman bahwa saya akan menghadiri Muktamar NU di Indonesia, mereka bertanya apakah aman," katanya di sela Muktamar Ke-33 NU di Jombang, Jatim.
Oleh karena itu, dirinya pun menceritakan tentang NU dan Muhammadiyah di Indonesia, kemudian mereka tertarik dengan kajian Islam damai itu, sehingga akhirnya para peneliti Jepang sepakat merancang program kajian Islam Damai. "Saya berharap Islam Ramah yang bukan Islam Ramah itu akan membuat orang Jepang bisa menerima Islam," kata penulis disertasi tentang Muhammadiyah itu.
Menurut dia, Islam Nusantara yang dijadikan tema Muktamar Ke-33 NU di Jombang, Jawa Timur, itu merupakan bagian dari identifikasi Islam di Indonesia yang damai atau ramah itu. "Islam Nusantara itu identifikasi Indonesia dan merupakan bagian dari universalisme yang ditawarkan NU pada dunia. Islam Nusantara itu success story dari Indonesia yang perlu disebarkan secara internasional," katanya.
Senada dengan itu, Indonesianis dari Utrecht University, Belanda, Prof Martin van Bruinessen mengaku bangga dengan NU, karena NU mengembangkan Islam yang sangat toleran. "Tahun 2000 ada bom meneror 20 gereja dan sejak itulah kalangan Banser NU mengamankan gereja pada setiap perayaan Natal. Itu bukan berarti mereka setuju dengan Natal, tapi mereka menilai pengikut gereja itu juga mempunyai hak hidup," katanya.
Menurut pengamat NU yang sudah delapan kali mengikuti Muktamar NU itu, Islam yang dikembangkan NU itu adalah Islam yang bisa menerima orang lain yang berbeda pandangan. "Islam ala NU itu toleran dengan pengikut agama lain, meski tidak setuju dengan agama itu. Itu penting bagi negara plural yakni toleran terhadap orang yang tidak disetujui," katanya.
Ia berharap Islam Damai seperti itu perlu disosialisasikan kepada dunia melalui pemanfaatan media sosial/internet dan bisa juga melalui jejaring mahasiswa NU yang studi pada berbagai negara. "Saya pernah melakukan survei kurikulum pesantren pada tahun 1980-an, ternyata kitab kuning yang digunakan pesantren itu pada dasarnya sama, bahkan semakin ke belakang semakin ada tambahan," katanya.
Apalagi, Bahtsul Masail di lingkungan NU yang mengkaji masalah-masalah kontemporer akhirnya memaksa para ulama NU mencari rujukan di luar kitab yang ada, sehingga ada julukan kiai gender, kiai lingkungan hidup, dan sebagainya.
"Untuk program itu, kami akan mengundang cendekiawan Muslim Indonesia untuk berdiskusi dengan para peneliti Jepang," katanya dalam diskusi di Universitas KH Hasyim Asy'ari (Unhasy), Pesantren Tebuireng, Jombang, Sabtu (1/8/2015).
Dalam diskusi bertajuk "Menjelang Satu Abad: Quo Vadis NU" dengan pembicara lain Prof Martin van Bruinessen (Utrecht University, Belanda) dan Prof Haris Supratno (Wakil Rektor Unhasy), ia menjelaskan citra Islam di Jepang saat ini sangat jelek.
"Itu karena ada orang Jepang yang menjadi target ISIS, karena itu saat saya bilang pada teman-teman bahwa saya akan menghadiri Muktamar NU di Indonesia, mereka bertanya apakah aman," katanya di sela Muktamar Ke-33 NU di Jombang, Jatim.
Oleh karena itu, dirinya pun menceritakan tentang NU dan Muhammadiyah di Indonesia, kemudian mereka tertarik dengan kajian Islam damai itu, sehingga akhirnya para peneliti Jepang sepakat merancang program kajian Islam Damai. "Saya berharap Islam Ramah yang bukan Islam Ramah itu akan membuat orang Jepang bisa menerima Islam," kata penulis disertasi tentang Muhammadiyah itu.
Menurut dia, Islam Nusantara yang dijadikan tema Muktamar Ke-33 NU di Jombang, Jawa Timur, itu merupakan bagian dari identifikasi Islam di Indonesia yang damai atau ramah itu. "Islam Nusantara itu identifikasi Indonesia dan merupakan bagian dari universalisme yang ditawarkan NU pada dunia. Islam Nusantara itu success story dari Indonesia yang perlu disebarkan secara internasional," katanya.
Senada dengan itu, Indonesianis dari Utrecht University, Belanda, Prof Martin van Bruinessen mengaku bangga dengan NU, karena NU mengembangkan Islam yang sangat toleran. "Tahun 2000 ada bom meneror 20 gereja dan sejak itulah kalangan Banser NU mengamankan gereja pada setiap perayaan Natal. Itu bukan berarti mereka setuju dengan Natal, tapi mereka menilai pengikut gereja itu juga mempunyai hak hidup," katanya.
Menurut pengamat NU yang sudah delapan kali mengikuti Muktamar NU itu, Islam yang dikembangkan NU itu adalah Islam yang bisa menerima orang lain yang berbeda pandangan. "Islam ala NU itu toleran dengan pengikut agama lain, meski tidak setuju dengan agama itu. Itu penting bagi negara plural yakni toleran terhadap orang yang tidak disetujui," katanya.
Ia berharap Islam Damai seperti itu perlu disosialisasikan kepada dunia melalui pemanfaatan media sosial/internet dan bisa juga melalui jejaring mahasiswa NU yang studi pada berbagai negara. "Saya pernah melakukan survei kurikulum pesantren pada tahun 1980-an, ternyata kitab kuning yang digunakan pesantren itu pada dasarnya sama, bahkan semakin ke belakang semakin ada tambahan," katanya.
Apalagi, Bahtsul Masail di lingkungan NU yang mengkaji masalah-masalah kontemporer akhirnya memaksa para ulama NU mencari rujukan di luar kitab yang ada, sehingga ada julukan kiai gender, kiai lingkungan hidup, dan sebagainya.

Spoiler for sumur:
http://news.okezone.com/read/2015/08/01/337/1189086/peneliti-jepang-kaji-islam-damai-ala-nu
0
3.5K
Kutip
48
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan