Quote:
Pilih Nyaman atau "Custom" ?
VS
Jakarta, Otomania - Sebelum Anda mengambil keputusan untuk mengubah wujud sepeda motor kesayangan, ada baiknya memikirkannya lebih matang. Pasalnya, memodifikasi "custom" bagian tertentu sepeda motor sama saja dengan menhapus faktor kenyamanan dari kendaraan Anda.
Modifikasi sepeda motor dilakukan atas dasar seni, bukan hitung-hitungan matematis yang "saklek". Kepuasan pribadi bisa terpenuhi lewat penampilan sesuai yang diinginkan, selain itu hasil sepeda motor modifikasi tidak bisa dimanfaatkan sehari-hari sebagai alat transportasi andalan.
"Ketika pelanggan datang untuk meminta sepeda motornya di-custom, yang pertama saya katakan selalu terkait dengan hal yang pahit-pahit dulu. Salah satunya adalah sepeda motor bakal tidak seenak orisinalnya," ujar Ariawan Wijaya pemilik bengkel custom Baru Motor Sport (BMS), kepada Otomania, Selasa (28/7/2015).
Ari menuturkan, meskipun modifikasi lebih condong pada estetika, tetapi berbagai ubahan yang dilakukan pada komponen sepeda motor bukan berarti asal-asalan juga. Hasil sepeda motor modifikasi juga wajib laik jalan, sehingga tidak mencelakaan pengemudinya di jalan. Tapi, kembali lagi, setelah sepeda motor "dioprek" level performa dan kenyamanan akan berubah.
"Kalau mau sepeda motor lebih enak jangan di-custom, tapi bisa memodifikasinya dengan memanfaatkan berbagai suku cadang orisinal yang tersedia di pasar. Opsi ini akan menjamin level kenyamanan sepeda motor hasil modifikasi bisa tetap terjaga, tapi untuk urusan custom, jangan harap!" ujar Ari.
Ari menambahkan, ketidak nyamanan biasanya terkait dnegan berubahnya fungsi kendaraan, seperti sepeda motor bebek dirubah jadi cafe racer, sepeda motor touring dibuat menjadi model trail. Meski tidak digunakan sungguhan di medan trail, tapi strukturnya sudah berubah dari aslinya yang pantas digunakan untuk touring atau berkendara sehari-hari.
"Itulah beda masyarakat luar negeri dengan yang di Indonesia, mereka membeli motor sesuai dengan kegunaannya, tapi di sini tidak, motor yang ada kemudian dibuat ala-ala. Misalnya Honda Tiger dibuat menjadi motor naik gunung, ya jelas tidak sesuai dengan kapasitasnya," ujar pria yang pernah mengenyam pendidikan di Amerika ini.
bingung kl lihat alay2 modif motor baru keluar dari dealer.katanya keren , apanya yg keren ?.

.katanya motor standar ga enak, kaku, ga keren, ga kenceng, lambat tarikannya.lha emang desain motornya buat di pakai harian + di jalan segala kondisi bukan khusus motor balap.kl mau kenceng beli motor khusus balap.bukan motor standar di "modif" jadi motor balap.walau bagaimanapun ga akan sama.bener ga?
insinyur yg desain motor n mesin harus belajar 5th dulu baru bisa kerja di pabrik motor.lha alay2 "obrak abrik" motor baru karena ga puas dengan desain insinyur pabrik motor ?.

.katanya motor modif lebih keren, lebih kenceng, lebih enak tarikannya , ada yg minta mesinnya di bore up spy motornya bisa lari lebih 200 kpj

????.mau ngebutnya di mana mas ???.jlnan di indonesia tau sendiri : kasar, banyak lubang, polisi tidur, ga ada lampu jalan kl malam gelap banget.
mobil aja ga berani ngebut sampai 200 kpj, bisa terbang .lha motor bebek modif mau lari 200 kpj ???.

larinya di jalan raya lagi.
emang nyawa sampeyan ada 9 ?.
yg lebih bingung lagi alay2 dapat duit darimana buat modif sampai habis puluhan -ratusan jt ?.kl gitu beli aja moge sekalian.ga perlu modif.paling ngambek minta ortu , benar ga ?.ngambek ga mau sekolah kl ga di beliin motor.udah di beliin motornya di pretelin.kasihan ortu belain beliin motor.duitnya emang tinggal nge print sendiri di rumah ?
tiap malam minggu gang2 motor pada mejeng pamer motor di jalan, keren kah ?.duit darimana ya beli ninja 250, cbr250 ?.jangan2 gara2 anaknya minta di beliin ninja n cbr bapaknya yg kerja jadi buruh di pabriik demo trs minta naik gaji atau ortunya yg jadi pns korupsi krn tuntutan gaya hidup anak2nya.
ALAY COCOKNYA NAIK INI