Mitsubishi Motors Corp, yang merupakan salah satu perusahaan produsen mobil besar asal Jepang akhirnya memutuskan untuk mengakhiri produksi mobil di wilayah Amerika Serikat (AS). Mitsubishi menilai persaingan industri mobil di AS sangat ketat dan sebagian besar masyarakat AS sudah memiliki preferensi untuk memiliki brand mobil asal AS dibandingkan dengan brand lain. Dengan mempertimbangkan hal ini maka Mitsubishi pun memutuskan keluar dari industri mobil AS dan akan mulai menjajaki industri mobil di negara-negara berkembang yang dinilai masih memiliki peluang tinggi untuk bersaing didalamnya.

Mitsubishi yang merupakan produsen mobil terbesar ke-6 di Jepang, pada pekan lalu sudah memproduksi sekitar 1,1 juta mobil di Normal, Illinois. Pada saat yang sama, Mitsubishi Motors di Asia Tenggara juga sedang merampingkan struktur operasionalnya, dan berusaha ekspansi ke berbagai negara, salah satunya di Indonesia yang kabarnya saat ini 1 (satu) pabrik sedang dibangun di Indonesia dan juga pada saat yang sama salah satu pabrik Mitsubishi di Filipina juga akan memulai proses produksinya pada tahun ini.

Sementara itu nasib produsen mobil/motor lain yang skala usahanya lebih kecil dari Mitsubishi, seperti Suzuki Motor Corp yang ternyata telah lebih dulu mengambil langkah yang serupa sejak hampir 3 (tiga) tahun lalu. Suzuki kabarnya telah mulai menarik diri dari pasar otomotif AS pada tahun 2012 lalu untuk lebih berkonsentrasi pada negara berkembang yang dipandang lebih potensial seperti India, dimana di negara ini tingkat permintaan terhadap mobil dan motor sangat tinggi. Demikian juga dengan Daihatsu Motor Co, yang sudah meninggalkan AS sejak dua dekade lalu dan lebih memilih untuk fokus pada pasar otomotif Indonesia.

Hingga saat ini pasar industri mobil yang paling memiliki prospek cerah adalah negara Indonesia, Myanmar, Kamboja dan Laos. Mitsubishi Motors nampaknya masih akan terus menjual mobil di AS dengan mengimpor kendaraan dari Thailand dan Jepang. PabrikMitsubishi di AS sendiri pada tahun 2014 lalu hany berhasil menghasilkan kurang dari sepertiga 222.000 kendaraan yang berhasil diproduksi pada tahun 2000, rendahnya angka produksi pada tahun lalu disebabkan oleh penjualan yang lambat di AS serta berkurangnya ekspor ke Rusia.

Pergeseran target pasar yang dilakukan Mitsubishi Motors saat ini dilakukan juga dengan menyoroti realitas ekonomidi masing-masing negara saat ini. Bagi para pembuat mobil yang lebih kecil, beberapa di antaranya juga lebih memilih untuk memusatkan sumber daya keuangan mereka yang terbatas pada pasar negara berkembang untuk menekan permintaan mobil baru. Mitsubishi, misalnya, saat ini sedang coba memodifikasi kendaraan serbaguna di Indonesia yang kapasitas tinggi dan biaya operasional yang rendah.

Saat ini meskipun pembuat mobil Jepang, yang dipimpin oleh Toyota Motor Corp, telah beroperasi di Asia Tenggara selama beberapa dekade dan mendominasi pasar Asia, namun pasar mobil AS dan Jerman sejujurnya juga tengah berjuang agar dapat menjadi “macan” industri mobil di oasar Asia. Di Indonesia misalnya, produsen mobil Jepang telah memegang sekitar 90% pangsa pasar otomotif Tanah Air. Dalam beberapa tahun terakhir, Mitsubishi Motors telah semakin fokus pada pasar Asia Tenggara, yang kini telah menyumbang sekitar 20% dari penjualan global tahunannya. Thailand, dimana Mitsubishi memiliki tiga pabrik, telah menjadi pusat ekspor bagi perusahaan.