Sebagai online marekter yang cerdas, kita tahu bahwa pemasaran berbasis video, khususnya YouTube kini telah menjadi kekuatan baru yang memungkinkan perusahaan kecil untuk tetap bisa bersaing dengan perusahaan besar lainnya.

YouTube, kini telah menyediakan fitur pelaporan dan analisis yang lengkap untuk membantu memudahkan pekerjaan kita. Sederetan fitur analisis pada YouTube bisa dibilang adalah salah satu yang terbaik dalam bisnis ini. Namun, semua data yang ditampilkan tidak seperti yang nampak, dan tidak semuanya relevan dalam konteks pemasaran.

Untuk membantu menguasai dan memahami analisis pada YouTube, perhatikan 8 tips berikut ini.

1. Overview data

Overview dashboard adalah fitur yang menampilkan cuplikan singkat dari performa secara keseluruhan. Secara default, Overview akan menampilkan laporan dari 28 hari terakhir, yang memungkinkan kita untuk melihat tren utama dalam jumlah view, subscriber, comments, likes, dan data lainnya. Meskipun Overview data akurat, tapi juga terkadang mengalami keterlambatan dalam memberikan laporan. Sehingga pada saat yang sama, mungkin bisa saja kita salah menafsirkan apa yang ada pada Overview data. Jadi, lakukanlah penelusuran lebih dalam dari semua data yang ada sebelum mengambil kesimpulan.

2. View

Banyak orang melakukan kesalahan dengan menganggap bahwa View report hanya berguna untuk melacak perubahan jumlah view dari keseluruhan channel. Lebih dari itu, View report sebenarnya merupakan elemen penting dari sebuah laporan. Misalnya, sub-report “Date” bisa menunjukan kapan subscriber melihat konten terbaru kita, selain itu “Geography” bisa mengidentifikasi dari mana saja audiens terbanyak berasal. Yang tepenting adalah per-video viewership bisa membantu kita untuk melacak video mana yang terbaik dari semua video yang ada.

3. Audience retention

Audience rentention adalah menu sub-report pada View yang akan menampilkan analisis dari total views dan average view duration. Fitur ini berfungsi sebagai indikator terbaik yang mewakili apa yang dirasakan penonton tentang konten kita. Jika video memiliki jumlah view yang cukup tinggi, tapi hanya sebesar 20 persen saja yang menonton sampai akhir, berarti ada masalah dengan konten video tersebut.

Jadi Audience retention akan menunjukan pada kita jika video kita terlalu panjang, membosankan, atau tidak fokus.

4. YouTube demographics

Sebagai satu-satunya unsur dari sederetan fitur YouTube Analytics yang mengandalkan analisis dibandingkan data mentah, Demographics report adalah yang paling dapat dipercaya. Tetapi, YouTube tidak mengungkapkan metodologi apa yang digunakan dalam mengambil kesimpulan data seperti jenis kelamin dan usia ke publik. Akibatnya, tidak ada cara untuk mengetahui seberapa akurat data ini, dari mana asalnya dan apakah metodologi yang digunakan telah divalidasi. Jadi jangan terlalu serius mengambil data dari Demographics ini, terutama jika channel yang kita miliki relatif kecil.

5. Taffic source dan Device report

Apakah kita tahu bagaimana cara penonton menemukan video kita? Apakah mereka menonton video dari layar komputer atau melalui aplikasi di smartphone? Apakah mereka mencari video atau menemukannya melalui rekomendasi/saran? Pertanyaan seperti ini bisa dengan mudah dijawab melalui Traffic Source dan Device reports, yang menyediakan informasi dimana saluran pemasaran video online yang paling efektif dan mungkin mana yang tidak.

6. Subscribers

Beberapa channel YouTube bergantung pada jumlah subscribers yang dimiliki. Hal ini terutama berlaku untuk konten yang berbasis hiburan, dimana pemilik channel mengandalkan penonton reguler untuk mendapatkan pendapatan dari iklan. Tapi dalam konteks pemasaran berbasis YouTube hal ini tidak terlalu berlaku, karena subscribers yang tidak relevan bisa membuat pemasaran kita menjadi kurang efektif.