- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pemilik panti punya Alphard, anak-anak asuhnya tak terurus


TS
aghilfath
Pemilik panti punya Alphard, anak-anak asuhnya tak terurus

Merdeka.com -Kondisi anak-anak asuh di Pondok Panti Asuhan Millinium, Sidoarjo, Jawa Timur ini bikin miris banyak orang. Bocah-bocah malang ini nampak tidak terurus, kekurangan gizi dan terkadang sakit-sakitan.
Pemandangan ini disebarluaskan oleh Nining Astria di jejaring sosial Facebook. Dari ratusan anak yang dirawat, setiap 10 anak akan diasuh oleh 1 orang pengasuh. Bahkan, dia menyebut ada salah satu anak sampai diikat kakinya, serta mengalami malnutrisi akibat hanya disuapi nasi dan kuah mi instan. Sedangkan pengurus panti asuhan tersebut disebutkan memiliki sebuah mobil mewah jenis Alphard.
"Banyak yang bilang jangan fitnah sebelum tahu sendiri, datang aja langsung. Lha ada banyak orang yang dah dateng ke sana, lihat anak tidur di halaman belepotan pup dilalerin ya didiiemin, lihat bayi dimandiin kucuran air dingin, lihat ruam popok merah sampai ada yang berdarah dan dibilang pengasuhnya kalau itu salep," demikian dikutip dari akun NiningAstria Bakulbumpelkuwacisokyutnplapy Mariam Tegang, Selasa (7/7).
"Banyak yang belain pengurus juga katanya enggak semudah itu urus anak-anak sebanyak itu hanya mengandalkan donasi dan santunan. Nah kalau memang pengurusnya baek dan kuwalahan, kenapa bayi-bayi tidak boleh diadopsi, jelas-jelas mereka kewalahan kan? Kenapa hayo kok orang enggak boleh adopsi?
"Sementara itu, Pusat Perlindungan Perempuan dan Anak (P3A) Kabupaten Sidoarjo mengaku sudah melihat secara langsung kondisi di dalam panti asuhan tersebut. Lembaga ini mengaku tidak bisa menerima kondisi yang dialami anak-anak dalam panti asuhan tersebut.
"Kalau memang pengurus tidak bisa melakukan penanganan mbok ya jangan banyak-banyak yang ditampung. Ketika kroscek, mereka merawat anak perempuan, anak telantar, enggak sanggup mengasuh atau biayai hidupnya jadi ditaruh di sana. Kami saja bisa mengangani dengan baik ketika ada kasus, mosok di sana begitu. Ok kalau pengurus silakan Pondok Milinium tampung banyak anak tapi diperhatikan, ya fisik, kan anak tidak hanya butuh makan, tapi juga kasih sayang," kata pengurus P3A saat dikonfirmasi merdeka.com.
Dia memperkirakan jumlah anak-anak yang diasuh dan dirawat oleh panti asuhan ini jumlahnya mencapai 100 lebih. 30 Di antaranya adalah bayi dan sisanya balita. Tak hanya anak kecil, panti ini juga merawat seorang mahasiswa yang di mana seluruh biaya pendidikannya ditanggung.
"Jangan sampai ada kekerasan, penelantaran. Kalau saya lihat penelantaran tidak maksimal, terlalu banyak anak, pengasuh perawat kurang. Sama dengan ada semacam penelantaran, kurang banyak perawat, pengasuh," tambah dia.
Saat ini, P3A tengah berupaya mencari solusi agar kebutuhan anak-anak yang dirawat dalam panti asuhan tersebut terpenuhi. Salah satunya dengan menggandeng Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.
"Sudah kami sampaikan harus ada tindakan. Kami sudah koordinasi dengan pemerintah," tutupnya.
Tambahan berita :
Kunjungi Sidoarjo, Khofifah Nostalgia di Pondok Pesantren
SIDOARJO (BangsaOnline)- Perhatian pada nasib anak yatim piatu ditunjukkan oleh pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) RI dengan mengajukantambahan dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) yang dibahas bersama DPR RI pada tahun 2015 ini.
"Di tahun 2015 ini, Kementerian Sosial telah mempersiapkan pengajuan penambahan anggaran untuk yatim piatu dalam APBNP yang segera dibahas dengan DPR dan Dinas Sosial se-Indonesia. Penambahan (anggaran) ini sengaja diperuntukkan bagi yatim piatu sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap nasib para anak yatim di seluruh Indonesia,” ujar Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa disela-sela kunjungannya ke Yayasan Pondok Pesantren Melinium yang terletak di Desa Tenggulunan Kecamatan Candi, Selasa (6/01).
Hal senada disampaikan Bupati Sidoarjo H. Saiful Ilah SH M.Hum yang menegaskan bahwa Pemkab Sidoarjo juga memiliki kepedulian tinggi pada nasib anak yatim di Kabupaten Sidoarjo. Salah satunya,Pemkab Sidoarjo akan mempercepat proses penerbitan akte kelahiran bagi anak yatim piatu.
"Mengenai permasalahan pembuatan akte kelahiran untuk anak yatim disini (Sidoarjo), secepatnya akan diperhatikan oleh pemerintah kabupaten dan pembuatannya gratis,” janjinya.
Dalam kunjungan tersebut, Mensos Khofifah Indar Parawansa disambut KH Koirul Sholeh atau yang akrab disapa Gus Mad dengan didampingi Bupati H.Saiful Ilah SH MHum beserta Kabid Pelayanan dan Rehabilitisasi Dinas Sosial (Dinsos) Jatim, Budi Yuwono dan Kabid Pengembangan UKS Dinsos Jatim, Dra Inayah serta Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja (Kadinsosnaker) Sidoarjo, H.Husni Tamrin dan rombongan lainnya.
Sementara itu, Pemangku Ponpes Milenium Gus Mad mengakui bermunculan anak−anak yatim yang mengalami ketertinggalan di dunia pendidikan dalam bersekolah. “Yang menjadi kesulitan adalah masalah pembuatan akte kelahiran pada anak-anak yatim ini. Di sisi lain, ketika kita berpikir tentang pendidikan formal, secara umum mereka mempunyai kesempatan yang sama. Dan banyak pihak yang sanggup untuk memberi dukungan financial untuk memasuki jenjang SD sampai setaraf SMU. Tapi, kemana mereka paska sekolah,” tuturnya.
Diakuinya, sebagian ada dari anak yatim piatu yang sanggup melanjutkan ke perguruan tinggi, meskipun jumlahnya hanya sebagian kecil, “Paling banyak adalah mereka harus mempersiapkan diri untuk masuk ke dunia kerja agar mandiri karena mereka tidak bisa menggantungkannya kepada orang lain,"tandasnya.
Dalam Ponpes Milenium yang menarik yakni banyak nama-nama santri yang namanya sama dengan pejabat pemerintahan. Bahkan, sekitar 7 tahun lalu sebelum Mensos Khofifah Indar Parawansa diangkat menjadi menteri, sambung Gus Mad, pernah berkunjung ke Ponpes Millenium dengan menggendong bayi yang belum diberi nama.Kemudian, Gus Mad menghubungi Khofifah Indar Parawansa via telpon untuk memohon ijin agar bayi yang digendongnya diberi nama Khofifah Indar Parawansa dengan harapan berkat nama tersebut, kelak anak itu menjadi orang yang berhasil seperti Khofifah Indar Parawansa.
“Bu Khofifah mengizinkan. Sehingga terjadi kedekatan hubungan emosional dengan keberadaan anak yatim di pesantren ini,” pungkasnya.
Millinium Pesantren untuk Bayi Terbuang
Sejak ditugaskan di Sidoarjo, 2004, saya berkenalan dengan Ustaz Muhammad Khoirul Sholeh Efendie, pengasuh Pondok Pesantren Millinium Roudlotul Faizin di Jalan Raya Tenggulunan, RT 08/RW 06, Kecamatan Candi. Awalnya, saya ‘memergoki’ santri-santri Millinium belanja bareng di Ramayana Sidoarjo menjelang Lebaran.Ada apa? “Ini memang tradisi tahunan,” jelas santri senior.

Sejak itu saya datangi pesantren khusus anak-anak dan remaja (SLTP) ini untuk wawancara. Bertemu Muhammad Khoirul Sholeh Efendie, ustaz asli Sidoarjo, lahir 7 September 1970. dia didampingi Ayu Inayatal Jalilah, istrinya, orang Bali. "Istri saya ini orang Bali, namanya Ayu. Orangnya memang benar-benar ayu," ujar sang ustad seraya menggandeng sang istri. Tawa berderai pun terdengar. "Alhamdulillah," ujar Ayu Inayatal Jalilah menanggapi pujian suami.

Di pesantren seluas 79 x 20 meter ini Khoirul mengasuh sekitar 150 anak yatim dan papa. Para santri berasal dari berbagai daerah di Tanah Air, khususnya Jawa Timur dan Bali. Anak-anak Bali pada pertengahan Agustus 2006 lalu bahkan sudah jadi mayoritas. Mereka ini umumnya mualaf alias baru masuk Islam. Lucu-lucu, pintar, menjabat tangan saya dengan hormat.
Saat ini Khoirul dan pengurus pesantren tengah memperluas pondoknya. Beberapa rumah warga berikut tanah di samping sudah dibeli. Bangunan baru sudah kelar 40 persen. Biaya dari mana? tanya saya.
"Anda tahu nggak, yang bangun gedung ini sebenarnya bayi-bayi itu. Saya sendiri nggak punya apa-apa," ujarnya santai. Saya tertegun.
Khoirul menambahkan, "Saya percaya bahwa semua bayi itu punya rezekinya sendiri-sendiri. Nah, setiap kali ada bayi yang dibuang, kemudian kami asuh, maka rezeki itu selalu mengalir. Dari mana saja.
"Menurut sang ustadz, bayi-bayi yang rata-rata berusia di bawah satu tahun itu merupakan makhluk Allah yang punya kelebihan luar biasa dibandingkan orang dewasa. Orok yang tak dikehendaki, kemudian dibuang ke tempat sampah niscaya akan ketahuan. Orang yang mencoba menyakiti, apalagi membunuh bayi, yakinlah, cepat atau lambat pasti dicokok polisi. Di setiap bencana alam, bayi-bayi umumnya beroleh mukjizat keselamatan.
"Sampai sekarang saya merasakan mukjizat dari anak-anak yang kami asuh, khususnya bayi-bayi," ujar Khoirul. Itu pulalah yang mendorong pengasuh Ponpes Millinium untuk mengasuh unwanted child. Makin banyak bayi, makin banyak rezeki. "Berapa pun bayi yang butuh pengasuhan, latar belakang apa saja, akan kami tampung," tekad Khoirul.
Selain bayi-bayi, dzikir anak-anak yatim merupakan kekuatan lain Ponpes Millinium. Sebagian besar waktu para santri cilik ini (balita hingga 16 tahun) dipakai untuk dzikir, dzikir, dzikir. Khoirul mengaku telah membuktikan keampuhan dzikir sejak pesantren ia dirikan pada 1990.
"Dengan dzikir, anak-anak yatim piatu, fakir miskin, anak-anak balita ‘memanggil’ para donatur untuk datang ke pesantren. Jadi, mereka itu menghidupi diri sendiri. Saya hanya sekadar mengasuh," tuturnya.
Ahad (13/8/2006), rombongan Rotary Club Surabaya-Kaliasin dan RC Sidoarjo mengadakan program nutrisi gratis selama lima bulan sekaligus menyerahkan bantuan. Di antaranya beberapa karung beras kualitas bagus."Semuanya datang, mengalir begitu saja seperti air. Saya dan pengurus pondok tidak pernah promosi atau publikasi ke mana-mana," tutur Khoirul.
DI sela-sela kunjungan bersama anggota Rotary Club, saya melihat Izzul, gadis remaja Bali yang masih duduk di bangku SMP. Dia menggendong Burhan, bayi 10 bulan, disaksikan teman-temannya. Si bayi tak berdosa itu digoda santri-santri lain. Tawa mereka pun pecah karena si Burhan memang lucu.
Tak jauh dari Izzul, Chodijah, juga remaja SMP, menggendong Fatimah Zakroh (11 bulan). Muhammad Fauzan Amin (1,5 tahun) berlari-lari kecil sembari menggigit dot susu. Fauzan ini lincah dan 'menggoda' kakak-kakaknya. "Dia dari Sumatera. Anaknya memang nggak bisa tenang," bisik seorang santri kepada saya.
Saat ini (Agustus 2006) Pesantren Millinium mengasuh enam bayi. "Target saya, tahun ini ada 11 bayi. Mudah-mudahan Allah menitipkan beberapa bayi lagi untuk kami asuh," harap Muhammad Khoirul Sholeh Efendie. Yang menarik, bayi-bayi itu berlatar belakang unwanted child alias anak yang tak dikehendaki.
Salah satu bayi, misalnya, hasil hubungan terlarang antara seorang gadis asal Jember dengan dukun cabul. Karena masyarakat menganggapnya sebagai aib, sang ibu 'disembunyikan' di kawasan Buduran, Sidoarjo. Alhamdulillah, bayi itu lahir dengan selamat. Bayi itu kemudian diasuh di pesantren, sementara sang ibu kembali lagi ke masyarakat.Ada lagi bayi yang hendak dibuang di bak sampah. Kasusnya sama: sang ibu tak menghendaki bayi hasil hubungan di luar nikah. Ternyata, ada warga mengetahui adegan pembuangan bayi itu. Dan, singkat cerita, si bayi akhirnya mendarat dengan selamat di Millinium. Kini, enam bayi itu menjadi 'adik mas' sekitar 150 santri putra dan putri yang rata-rata berusia di bawah 15 tahun.
DIDIRIKAN pada 1990, Pesantren Millinium awalnya hanya dihuni tujuh santri cilik. Khoirul menampung, mengasuh, dan menggelar pengajian rutin di rumah. Bangunan sangat sederhana, mirip rumah-rumah penduduk lainnya. Tak ada yang tahu kalau tempat penampungan anak-anak yatim itu bakal berkembang pesat seperti sekarang.
Tentang nama 'Millinium', menurut sang ustaz, tak ada hubungan dengan pergantian millenium dari 1999 ke 2000 lalu. Ini murni otak-atik gathuk khas Jawa. "Arti millinium itu sangat mendalam. Saya ingin para santri bisa memilih, memilah, memiliki, mengikuti, mengamalkan, dan meng-istiqomah-kan' nilai-nilai Islami dalam kehidupan," jelas Khoirul.
Sumber : http://m.merdeka.com/peristiwa/pemil...k-terurus.html
http://m.bangsaonline.com/berita/736...ndok-pesantren
http://hurek.blogspot.in/2006/09/mil...ntuk-bayi.html
Speakless entah harus ngomong apa klo ada yg peduli tapi juga telantarkan anak2 itu

Diubah oleh aghilfath 08-07-2015 10:10
0
23.8K
78


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan